PEPRUSTAKAAN
SEBAGAI LEMBAGA LAYANAN JASA INFORMASI
DI SUSUN OLEH :
Nama : Mithra Septia.y
Kelas : 13 pus B
Nim : 13422066
Dosen pembimbing : Nirmala,
Dra
UIN raden fatah
palembang
Jurusan ilmu
perpustakaan
Fakultas adab dan
kebudayaan islam
Tahun
ajaran 2015/2016
BAB. 1 PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Hampir
semua studi tentang manusia dan kehidupannya, selalu berhubungan dengan
komunikasi. Komunikasi memang selalu ada pada setiap kegiatan manusia. Banyak
ahli yang membahas bidang sosial yang selalu menyentuh bidang komunikasi, baik
ia ditempatkan sebagai pusat kajian maupun hanya sebagai salah satu aspek atau
sudut pandang saja.
Sebuah contoh, profesi
pustakawan juga selalu melibatkan prinsip-prinsip dan aturan komunikasi yang
informatif, serta yang lebih mengena dalam melayani masyarakat pengguna dan
pencari informasi. Kecerdasan emosional yang memadai bagi seorang pustakawan
dalam menghadapi audiens atau pengguna perpustakaan pada umumnya, akan
menggambarkan keberhasilannya dalam menjalani profesinya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. pelayanan informasi di perpustakaan
2. layanan perpustakaan dengan sistem berbagai informasi
3. konsep ruang lingkup berbagai informasi
4. jasa layanan informasi perpustakaan
C. TUJUAN
Pembuatan makalah ini agar mengetahui tentang pelayanan
informasi yang ada di perpustakaan, layanan apa saja yang berbsis sistem
informasi, konsep ruang lingkup berbagai informasi dan, jasa layanan informasi
perpustakaan.
BAB. 11 PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN DAN FUNGSI INFORMASI
Kondisi sekarang menuntut
semakin dikembangkannya sistem pelayanan informasi yang sesuai dengan tuntutan
dan kebutuhan masyarakat. Informasi tidak lagi dianggap sebagai barang bebas
yang siapa saja bisa mengambil dan mengaksesnya. Namun ada informsi yang
tergolong masih bebas dikses orang, dan ada juga yang karena alasan diperlukan
biaya dan keahlian tertentu untuk mendapatkannya, informasi tidak lagi disebar
tanpa persyaratan tertentu.
Peran informasi bukan barang
baru diperpustakaan, informasi meningkat peranannya sejalan dengan tuntutan
masyarakat akan kegunaan informasi itu. Anggota kelompok masyarakat bisa lebih
banyak tahu akan informasi yang berkembang semakin kompleks, mereka bahkan
lebih banyak tahu dari yang diperkirakan sebelumnya. Informasi yang lebih baik
adalah yang terpasok dan diakses secara tepat sehingga yang mencakup segala
peristiwa dan kecendrungan kondisi masyarakat perubahannya semakin cepat.
Tujuan utama pemerolehan informasi adalah untuk mendapatkan hasil yang lebih
baik dan konsisten dari aspek-aspek kegiatannya dengan pengadaan biaya yang
relatif lebih murah. Berkaitan dengan konsep sistem pelayanan informasi semua
orang harus didorong untuk menerapkan sumber informasi.
B. ARUS INFORMASI
Bagaimana bergeraknya
informasi dari satu segi ke segi lainnya, dari tingkatan satu ke tingkatan
lainnya, dari tempat yang satu ke tempat yang berikutnya, itulah yang
mengambarkan arus informasi dalam hal ini.
1.
Arus Informasi Makro
model arus informasi yang
terdapat dalam sistem pemerintahan merupakan gambaran yang jelas tentang arus
informasi makro. Arus informasi makro terjadi saat perpindahan informasi yang
mempunyai nilai umum bergeser menyebar secara meluas jebawah dimana penggunanya
memberikan nilai. Pada tingkat pertama model piramida tersebut.
Badan atau lembagapemerintah
setempat merupakan tempat proses penerapan undang-undang yang diciptakan
pemerintah pusat. Dari sini maka informasi yang dikelolah di bagian lembaga
pemerintah setempat pun merupakan program-program yang didasarkan pada
kebijakan dan perundangan yang ditempatkan pemerintah pusat. Para penguna
informasi yang tersebar baik di pusat maupun daerah, perlu mengetahui secara
pasti tempat yang sesuai dengan yang dibutuhkannya. Informasi yang disampaikan
oleh pemerintah dan badan-badan pusat mempunyai jumlah pengguna yang sangat
banyak, karena itu pembiyaannya pun sangat besar. Namun, dilihat dari pihak
pengguna, harga setiap informasi yang dikeluarkannya oleh pemerintah pusat jauh
lebih rendah dibandingkan dengan harga informasi orang per orang pada
pemerintah setempat.
2.
Arus Informasi Mikro
Informasi hanya berpindah secara terbatas di lingkungan yang terbatas
pula. Informasi berpindah dari kelompok-kelompok ilmiah dan budaya kepada arus
utama informasi yng bersangkutan. Meskipun pada asalnya informasi hanya
berputar secara terbatas di lingkungan sendiri dan para peminatnya, namun pada
suatu saat mungkin akan lebih banyak gunanya untuk menunjang kehidupan
masyarakat secara lebih luas. Undang-undang kenegaraan haruslah dilaksanakan
oleh masyarakat, ia belumlah berarti dengan baik. Beranjak dari sini maka
sekecil apa pun nilai suatu informasi, tetap tidak boleh dianggap remeh oleh
pustakawan, batasan tentang public
significane memang fleksibel dan tidak secara kaku menetapkan jumlah
persentase penduduk secara tegas (Estabrook, 1997). Dengan demikian, nilai
informasi haruslah dianggap universal bagi banyak orang.
C. Informasi Untuk Pengambilan Keputusan
Jenis
informasi yang memiliki nilai paling besar adalah jika digunakan untuk bahan
pengambilan suatu keputusan. Penelitian mengenai peran informasi dalam satu
pengambilan keputusan memungkinkan orang untuk memahami lebih lanjut tentang
konsep informasi dan nilai-nilainya. Sebelum suatu keputusan diambil, terlebih
dahulu perlun menguji berbagai alternatif. Informasi merupakan bahan mentah di
mana pilihan dan alternatif itu timbul. Pada saat ini, sebagian besar suatu
keputusan atau pembuatan keputusan terjadi tanpa memanfaatkan hasil penelitian,
karena itu informasi yang disediakan oleh perpustakaan dan pusat-pusat
informasi harus jelas disediakan oleh perpustakaan dan pusat-pusat informasi
harus jelas dan dikelompokkan, agar berbagain alternatif yang timbul dapat
dilihat dengan jelas. Meskipun menyaring informasi masih tergolong sulit dan
memerlukan keahlian khusus dan tentunya masih relatif mahal biayanya, namun hal
ini perlu dilakukan guna lebih mengefektifkan pertemuan kebutuhan pengguna
dengan informasi yang bersebaran tempatnya (bagian tentang teori kebutuhan akan
informasi di bagian lalu ). Sistem pengepakan dan penyaringan nformasi di dunia
perpustakaan dan pusat-pusat pelayanan informasi memang secara kuantitatif masih tergolong mahal biayanya, namun jika
dihitung secara kualitatif, hal ini tidaklah benar semuanya. Hal yang penting
adalah bahwa informasi yang digunakan untuk bahan pengambilan keputusan
hendaknya diantipasinkemanfatannya bagi masyarakat penggunanya, dan juga harus
dalam bentuk yang sudah diolah dan disaring. Sementara itu, sifat pelayanan
untuk informasi seoerti ini bersifat selektif, personal, dan individual.
D. Pelayanan Informasi di Perpustakaan
Eastrabook (1977)
mengambarkan model pelayanan informasi ini dengan mengibaratkan bahwa
pustakawan diibaratkan sebagai operator telepon setiap saat bertugas
menghubungkan antara sumber-sumber informasi dengan pengambilannya. Sedangkan
masyarakat pengguna diibaratkan sebgai pemanggil yang mencoba memperoleh
kemungkinan terbaik yang dihubungkan dengan lingkungan item internasional
secara khusus. Papan tombol (switchboard) pustakawan adalah tombol-tombol,
garis-garis. Dan stop kontak, yang mewakili pilahan-pilihan yang harus dibuat
dalam rangka menyediakan informasi yang bernilai. Tingkat nilai, dan public segnificane dari informasi
merupakan tiga konsep yang perlu dipahami oleh pustakawan sebagai operator
papan tombol (operator teelepon) tersebut supaya sistem pelayanan bisa
berfungsi dengan efektf. Dan papan tombol ini bisa dipahami apabila unsur-unsur
informasi yang tiga tersebut dipahami. Kesadran pustakawan akan tugas-tugasnya
yang seperti itu akan sangat “mengasyikan” bila dikaitkan dengan perkembangan
informasi yang semakin kompleks.
Namun jangan lupa, itu hanya ibarat yang fungsinya hanya
untuk bahan penyelasan. Tugas pustakawan tidak sama dengan tugas operator
telepon. Operator telepon kegtannya pasif, sedamgkan pustakawan tidak hanya
pasif, kaarena bekerjanya atas dasar permintaan, namun juga aktif, yakni
mencari dan berusaha menemukan informasi yang bermanfaat, kemudian dilayangkan
(dalam kondisi tertentu di zaman sekarang, mungkin juga dijual ) kepada anggota
masyarakat yang membutuhkannya. Khusus untuk perpustakaan umun atau
perpustakaan yang bertugas untuk melayani masyarakat umum, msalah manajemen
informasi ndengan menganut pola sistem pelayanan seperti ini, perlu disadari
kepentingannya. Perpustakaan umum disamping melayani pengguna akan informasi
yang bersekala makro maupun mikro , jua perlu melakukan sistem pelayanan dengan
sistem ke rumah-rumah dan tempat-tempat pengguna bekerja.
E. Perpustakaan Dalam Globalisasi Informasi
Perpustakaan
merupkan conoh lembaga yang paling baik untuk mengambarkan masalah keterbukaan
informasi, terutama peprustkaan umum. Peprustakaan sejak dahulu telah
melepaskan diri dari apek-aspek komersial. Tujuan didirikannya perpustakaan
umum antara lain untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi yang oleh
pihak swasta tidak dapat dipenuhi. Sifat dari perpustakaan umum adalah
memberikan akses informasi secara bebas kepada segenp anggota masyarakat di
semua tingkatan. Perpustakaan umum di zaman sekarang telah di lengkapi dengan
bahan-bahan koleksi audiovisual, koleksi khusus , pelayanan informasi dan
referensi, serta pelayanan penelusuran informasi melalui indeks dan abstrak,
bahkn sebgian sudah ada yang merintis siatem online dalam pelayanannya.
Informasi di zaman sekarang memang sudah mejadi komoditas yang sangat unggul
dalam percaturan ekonomi dan bisnis. Mereka yang memiliki dan menguasai
informasi tampak lebih unggul dalam penguasaan ekonominya dibandingkan dengan
mereka yang tidak menguasainya. Bandiingkan saja perusahaan-perusahaan besar
yang bertaraf nasional dan internasional adalah perusahaan-perusahaan yang
secara strategis menguasai informasi.
1. Konsep Keterbukaaan Pasar Infromasi
Harga sebuah informasi sudah
menggunakan hitungan juta, bukan ribuan lagi. Beberapa data statistik
menunjukan bagaimana badan pemerintah, swasta, perorangan, organisai,
perdagangan, dan bisnis , membelanjakan uangnya untuk keperluan informasi. Sekarang,
semua sektor baik pemrintah maupun swasta sangat bergantung pada informasi yang
sesuai dengan kebutuhan dasar lembaga nya. Informsi menjadi komponen yang
sangat menentukan kelangsungan hidup lembaga yang bersangkutan. Pertanyaan
berikutnya adalah, apakah dengan kemunculan informasi sebagai komponen yang
sangat menentukan itu bermakna juga bagi masyarakat pada umumnya? Apa artinya bagi
perpustakaan? Jawabnya tentu cukup kompleks. Seperti sudah dikemukakan bahwa
masyarakat dalam tingkatan apapun sangat memerlukan informasi sebagai penunjang
kehidupannya, maka di zaman sekarang sektor informasi menjadi lebih tampak
jelas peranannya dalam pola kehidupan masyarakat. Distribusi, penyimpana,
pengolahan, dan perdagangan informasi di masyarakat sekarang tampak jelas sekali
perkembangannya, dan itu sangat menentukan kondisi sosial ekonomi masyarakat
secara keseluruhan. Pergeseran informasi saat ini tidak lagi sesederhana
seperti ketika informasi masih di bawa oleh para juru penerang secara lisan di
desa-desa, didongengkan oleh para orang tua kepada anak-anaknya di rumah, serta
disalurkan dari mulut ke mulut disekitar perdesaan. Manusia semakin membutuhkan
informasi sebagai komponen yang mendukung kehidupannya.
2. Persaingan Perpustakaan
Pada
awalnya perpustakaan merupakan pusat penyediaan informasi yang multifungsi sehingga
ia dikenal dengan fungsinya yang sanggup melayani beragam informasi yang sangat
dibutuhkan oleh masyarakat secara luas. Lembaga-lembaga yang bergerak dalam
bidang jasa informasi sekaranh semakin banyak bermunculan. Sebut saja misalnya
PDBI (pusat data bisnis indonesia), pusat informasi hukum, pusat penelitian dan
pengembangan informasi teknologi tepat guna, lembaga bantuan hukum, dan
badan-badan jenis lainya adalah lembaga-lembaga yang bergerak dalam bidang jasa
informasi. Dengan mengelolah dan menemukan sejumlah informasi, mereka
mendapatkan imbalan materi yang cukup besar jumlahnya. Pada umumnya,
lembaga-lembaga seperti itu bertujuan komersial. Peran-peran perpustakaan
secara tradisional adalah seperti yang selama ini kita kenal. Perpustakaan
hanya berupa tempat diseiakannya sejumlah buku dan sumber-sumber informasi lain
untuk dimanfaatkan oleh masyarakat luas secara gratis. Pesaing berikutnya atau
lebih tepatnya adalah hambatan lain yang terjadi diperpustakaan adalah semakin
tidak tercukupinya kebutuhan-kebutuhan informasi ilmiah, teknis, dan bisnis,
yang di zaman sekarang justru semakin banyak di minati oleh masyarakat.
3. Majalah Bidang Minat Khusus
Majalah bidang minat khusus
merupakan bagia terbatas dari suatu bidang minat tertentu. Memang dibedakan
antara pengertian bidang yang diminati secara umum dan penertbitan yang
diminati secara khusus, meskipun seikit sulit untuk menyabarkannya. Secara
umum, majalah-majalah dengan minat khusus dapat dilihat dari segi pengguna atau
peminatnya. Sedangkan peminat ini masih bisa dari segi usia, jenis kelamin,
jabatan gaya hidup, atau juga dengan suku bangsa, wilayah, dan juga hobi. Di
samping itu pembagian bidang minat khusus ini masih bisa dibagi kedalam
bidang-bidang yang lebih khusus lagi.
4.
Sistem Penelusuran Online
(Online Retrieval System)
Penelusuran yang ada di zaman
sekarang lebih merupakan aspek bisnis daripada untuk kegiatan pelayanan sosial.
Informasi yang ditawarkan dari pusat-pusat data di berbagai tempat di luar
negri dan di dalam negri, bisa diterima langsung melalui lembaga-lembaga
pelayanan yang terekat dengan pengguna informasi. Sistem online ini merupakan
akses cepat terhadap berbagai kutipan dan abstrak dari data base khusus, bahkan
dan ada juga sistem penelusuran ini yang bisa mengakses informasi full text
atau lengkap, seperti artikel majalah dan buku teks. Sebagia besar pelayanan
dengan sistem online ini memberikan pendekatan penelusuran informasi dalam
bentuk kutipan dan informasi bibliografis lainnya pada bidang-bidang yang
khusus pula, seprti khusus untuk bidang engineering, psikologi, kedokteran, dan
hukum. Perpustakaan sebagai pusat jasa layanan informasi tidak bisa lagi hanya
sekedar menunggu orang yang datang untuk menelusuri informasi melalui internet
yang disediakannya.
F. Layanan Perpustakaan Dengan Sistem Berbagi Informasi
Abad
ini merupakan abad informasi. Orang hidup dalam abad di mana informasi menjadi
bagian yang sangat penting dalam hampir setiap aspek kehidupan manusia.
Informasi menjadi bagian yang sangat penting dalam hampir setiap aspek
kehidupan manusia. Informasi menjadi media komunikasi ide, menjadi sumber
penelitian, dan pengembangan bidang-bidang yang menawarkan banyak kemudahan
bagi umat manusia.
Kecendrungan
konsep pelayanan perpustakaan seperti ini memerlukan kondisi-kondisi sebagai
berikut :
1.
Perpustakaan harus mempunyai persediaan informasi dan
sumber-sumber informasi yang multitujuan , memadai, dan bervariasi, baik dalam
isi, format, maupun ukurannya.
2.
Perpustakaan harus mengorganisasikan dan menawarkan
pelayananya dengan konsep layanan terhantar (tidak hanya menunggu pengguna
datang ke perpustakaan )
3.
Seperti halnya pedagang perpustakaan harusb mengembangkan
sayap dengan cara memperbanyak jumlah pengguna sebagai komoditas.
Perpustakaan sekarang tidak boleh mengelak akan
kewajibannya menyediakan informasi dan sumber-sumber informasi dengan alasan
tidak ada atau perpustakaan tidak memilikinya. Di samping itu, perpustakaan
juga tidak dibenarkan menyediakan informasi dan sumber-sumber informasi yang
tidak dibutuhkan pengguna.
G. Tujuan Dan Sasaran
1. Menambah Sumber Informasi Yang Tersedia
Jika dua peprustakaan satu
atau lebih mengadkaan kerja sama dalam pola saling berbagi informasi dan sumber
informasi maka para anggota peprustakaan yang tergabung dalam kerja sama ini
bisa memanfaatkan ssegala informasi dan sumber informasi bisa berpindah dari
perpustakaan yang satu keperpustakaan lainnya.
2. Memperluas aksebilitas sumber-sumber informasi
Di beberapa negara maju,
sekarang telah diterapkan berbagai metode mekanis, baik yang offline maupun
online dengan maksut agar informasi dan sumber informasi yang ada
dipeprustakaan ataupun di pusat-pusat informasi bisa di dapat melalui
peprustakaan lain.
3. Mengurangi biaya
Adanya kecendrungan kenikan
harga buku dan sumber informasi mengakibatkan pelayanan perpustakaan dan
informasi menjadi lebih mahal. Semua program peerpustakaan menjadi terhambat
oleh adanya yang cendrung lebih naik, biaya pengadaan menjadi lebih mahal
sehingga biaya perawatan, biaya pengolahan, dan biaya-biaya lainya yang
mendukung kelancaran kerja pelayanan perpustakaan terkena dampaknya.
4. Meningkatkan penyerapan sumber-sumber informasi
Bahan –bahan bacaan yang ada
di perpustakaan adalah suatu akumulasi pengetahuan manusia, suatu kumpulan
memori umat manusia, karena itu ia miliki semua orang. Jika ia dibatasi oleh
empat dinding peprustakaan maka ia tidak bisa di manfaatkan oleh semua orang
yang membutuhkan nya.
H. Jenis-jenis kerja sama dalam berbagai informasi dan sumber
informasi
Ada
berbagai programn perpustakaan, kerja
sama pada pusat-pusat informasi dan perpustakaan, meskipun bentuknya berbeda
satu sama lainnya. Walaupun demikian, mereka mengacu pada konsep dasar saling
berbagi informasi dan sumber informasi di perpustakaan. Dari pengertian itu
maka konsep saling berbagi sumber informasi bisa dikelompokan kedalam beberapa
kategori sebagai berikut :
1. Progrm Terpusat.
Segala kebijakan kuangan dan
manajemen berada pada kendali pusat jaringannya. Pusat juga memberikan kendali
dan arahan atau bimbingan kepada anggota-anggotanya berkaitan dengan kelancaran
organisasi, termasuk dalam pelayanan.
Contoh lembaga yang menganut
sistem terpusat ini antara lain the
chemical Abstract Service of the American Chemical Society.
2. Program Nonpemerintah
Jenis kerja sama ini banyak
didukung oleh lembaga-lembaga nonpemerintah , seperti organisasi profesi serta
asosiasi lain yang telah mengidentifikasikan suatu bidang minat tertentu.
Program ini didasarkan pada perjanjian timbal balik di antara badan-badan atau
lembaga yang saling mengadakan kerja sama. Dalam program kerja sama seperti ini,
semua pesertanya mempunyai tanggung jawab yang sama terhadap masing-masing
bagian yang menjadi tugasnya.
3. Program antarpemerintah
Merupakan suatu bentuk kerja
sama dimana beberapa orang dari beberapa membentuk badan-badan yang membahas
pelayanan informasi di dalam suatu bidang kegiatan yang dapat menciptakan suatu
kebijaksanaan, struktur, manajemen, dan hal lainnya, serta digambarkan dalam
suatu badan manajemen antarpemerintah. Kegiatan-kegitan mengenai input dan
outputnya ditangani dan dikordinasikan oleh suatu badan perwakilan pusat dari
semua negara peserta. Contohnya adalah international
nuclear information system di bawah bantuan dari international Atomatic Energy Agency.
4. Kooperasi dan kolaborasi
Kooperasi memudahkan
pertukaran informasi daan sumber informasi secara timbal balik serta dapat
mengurangi pengulangan kegiatan di perpustakaan. Contohnya, perpustakaan yang
satunya menggunakan DDC, sedangkan peprustakaan yang lainnya mengunakan UDC
atau LC. Demikian pua dengan aspek-aspek lainnya, misalnya pada katalog, pola
perlengkapan, dan lain-lainnya. Syarat kolaborasi bisa efektif adalah sebagai
berikut :
a.
Mengharuskan adanya kenyataan umum tentang kebutuhan sepenuh
hati akan berlakunya perjanjian dalam operasi kegiatan..
b.
Keharusan adanya penyeragaaman lembaga-lembaga yang ada di
semua peserta.artinya semua peprustakaan yang berkolaborasi itu harus mengubah
sistem internal yang ada dengan sistem yang disepakati bersama.
5. Kemunngkinan Pekembangan di Masa Depan
Meskipun konsep kerja sama
sudah ada sejak lama, namun keadaanya skarang lebih penting. Jika peprustakaan
mau ingin hidup , harus menyetarakan diri dengan cepatnya perubaahan masyarakat.
Masyarakat modern memiliki gaya hidup berkolaborasi dan berkooperasi, maka
kehidupan kehidupan perpustakaan pun sebagai suatu bentuk dari struktur sosial,
harus kooperatif. Dengan mengunakan fasilits komputer untuk kegiatan pelayanan
dengan model berbagi informasi dan sumber informasi di perpustakaan maka
perpustakaan sudah mampu menghilangkan atau sedikitnya mengurangi hambatan
waktu dan jarak tentang arus informasi dari suatu perpustakaan satu ke
perpustakaan lainnya. Dengan adanya kemapuan seprti itu maka masyarakat di
zaman sekarang memiliki akses yang lebih besar dan luas terhadap informasi dan
sumber informasi yang tersebar di seluruh dunia, dibandingkan dengan masyarakat
pada masa lalu. Contoh lembagalembaga internasional yang telah mengembangkan
model saling berbagi informasi antara lain international
federation for library association (IFLA)
KESIMPULAN
Informasi di zaman sekarang
tidak lagi dianggap sebagai bahan keterangan yang berfungsi untuk menambah
pengetahuan, tetapi lebih dari itu.ia berfungsi banyak dalam kehidupan manusia,
bahkan demikian penting nya informasi di zaman sekarang maka informasilah yang
menduduki bagian yang sangat menentukan dalam hampir segala kegiatan
dimasyarakat. Informasi memang bersifat terbuka, terutama di dunia perpustakaan
khususnya perpustakaan umum. Bagi masyarakat yang tidk terlayani oleh pihaks
swasta, mereka bisa dilayani kebutuhan informasinya melalui perpustakaan umum.
DAFTAR PUSTAKA
Pawit,
m. Yusup. 2009. Ilmu Informasi,
Komunikasi, dan Kepustakaan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Herlina.
2014. pembinaan dan pengmbangan
perpustakaan. Palembang: Noer Fikri Offset.
Pendit,
putu laxman. 2007. Perpustakaan Digital.
Jakarta: CV. Sagung Seto
Lasa.HS. 2005. Manajemen perpustakaan. Yogyakarta: Gama
Media.
0 komentar:
Posting Komentar