HUBUNGAN ANTARA PERPUSTAKAAN DENGAN DOKUMENTASI, ARSIP,
SERTA PARADIGMA PERPUSTAKAAN (ONTOLOGI,EPISTEMOLOGI,AKSIOLOGI)
Disusun oleh :
Mery Janati (13422063)
Sebagai tugas akhir mata kuliah Pelestarian Bahan pustaka
Dosen
Pembimbing :
Nirmala,Dra
PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UIN RADEN FATAH PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2015/2016
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Menarik untuk
dicermati bahwa perkembangan ilmu pengetahuan yang dicapai pada priode ini juga
di tandai dengan perpustakaan yang sangat pesat ditengan masyarakat.
Perpustakaan telah berkembang menjadi institusi akademis yang menjadi pusat
kajian, disamping perannya sebagai gerbang dan tempat pelestarian ilmu
pengetahuan.
Pada satu sisi,
kegiatan kepustakawanan dapat menjelaskan tradisi ilmiah yang berlangsung
dimasyarakat dengan berbagai pencapaian ilmu pengetahuan. Sementara disisi
lainnya, berbagai literatur ilmu pengetahuan dengan keanekaragaman subjek akan
terekam atu tersimpan dalam koleksi kepustakaan yang menggambarkan tingkat
pencapaian peradaban, khususnya dalam bidang ilmu pengetahuan.
2.
Tujuan
Makalah
Makalah ini ditulis
untuk menjelaskan kepada pembaca dan untuk memperluas pengetahuan mengenai
“Hubungan antara perpustakaan dengan dokumtasi dan arsip serta paradigma
perpustakaan (epistemologi,aksiologi, ontologi)’.
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Perpustakaan
Kata “perpustakaan” berasal dari kata pustaka, yang
berarti kitab , buku-buku, kitab primbon. Kemudian kata pustaka mendapat awalan
per dan akhiran an, menjadi perpustakaan. Perpustakaan mengandung arti:
kumpulan buku-buku bacaan, bibliotek dan hukum-hukum kesusastraan (Kamus Besar
Bahasa Indonesia-KBBI, 1988).
Selanjutnya ada istilah “pustakalokal” yang berarti
tempat atau ruangan perpustakaan. Pengertian yang lebih umum dan luas dari
perpustakaan adalah suatu ruangan, bagian dari gedung/bangunan, atau gedung itu
sendiri, yang berisi buku-buku koleksi, yang disusun dan diatur demikian rupa
sehingga mudah untuk dicari dan dipergunakan apabila sewaktu-waktu diperlukan
oleh pembaca. Perpustakaan dilengkapi dengan berbagai sarana dan prasarana,
seperti ruang baca, rak buku, rak majalah, meja kursi, baca kartu-kartu
katalog, sistem pengelolaan tertentu dan ditempatkan petugas yang menjalankan
perpustakaan agar dapat berjalan sebagaimana semestinya.[1]Perkembangannya
menempatkan perpustakaan menjadi sumber informasi ilmu pengetahuan, teknologi
dan budaya. Dari istilah pustaka, berkembang istilah pustakawan, kepustakaan,
ilmu perpustakaan, dan kepustakawanan yang akan dijelaskan sebagai berikut : [2]
a. Pustaka
: kitab; buku, buku primbon.[3]
b. Pustakawan
: Librarian dalam bahasa Indonesia diterjemahkan dengan pustakawan, yaitu
seseorang yang bekerja diperpustakaan atau petugas perpustakaan yang mendapat
pendidikan ilmu perpustakaan
(Neufeldt,1969).[4]Pustakawan
adalah orang yang bergerak dibidang perpustakaan, ahli perpustakaan (KBBI,
1988). Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa pustakawan adalah orang
yang bekerja, memiliki kemampuan, pengalaman, keahlian untuk mengelola dan
menyelenggarakan keperpustakaan.[5]
c. Kepustakaan
: Bahan-bahan yang menjadi acuan atau bacaaan dalam menghasilkan atau menyusun
tulisan baik berupa artikel, karangan, buku, laporan, dan sejenisnya.
d. Ilmu
Perpustakaan : Bidang ilmu yang mempelajari dan mengkaji hal-hal yang berkaitan
dengan perpustakaan baik dari segi organisasi koleksi, penyebaran dan
pelestarian ilmu pengetahuan teknologi dan budaya serta jasa- jasa lainnya
kepada masyarakat, hal lain yang berkenaan dengan jasa perpustakaan dan peranan
secara lebih luas.
e. Kepustakawanan
: merupakan terjemahan dari bahasa Inggris, yaitu librarianship yang berarti
lingkup kerja kepustakaan[6]
atau suatu bidang yang membahas kajian ilmu perpustakaan baik secara teori
maupun praktek dan teknologi informasi.
Dengan merujuk pada pengertian ini sesungguhnya kepustakawanan merujuk pada
tugas-tugas atau kegiatan pustakawanan dalam kaitannya dengan perpustakaan atau
kegiatan dalam upaya-upaya pelaksanaan tugas-tugas dan pengembangan
perpustakaan.[7]
Perpustakaan
bukan merupakan hal yang baru di kalangan masyarakat. Tetapi, walaupun bukan merupakan hal yang baru,
masih banyak orang yang memberikan defenisi yang salah terhadap perpustakaan.
Banyak orang yang mengasosiasikan perpustakaan itu dengan buku-buku, sehingga
setiap tumpukkan buku pada suatu tempat tertentu disebut perpustakaan. Padahal
tidak semua tumpukan buku itu dapat dikatakan perpustakaan. Memang salah satu
ciri perpustakaan adalah adanya bahan pustaka atau sering juga disebut koleksi
pustaka tetapi masih ada ciri-ciri lain lebih mengarah kepada arti
perpustakaan.
Ada
beberapa ciri-ciri perpustakaan yang dapat kita rinci sebagai berikut:[8]
a. Perpustakaan
itu merupakan unit kerja
b. Perpustakaan
mengelola sejumlah bahan pustaka
c. Perpustakaan
harus digunakan oleh pemakai
d. Perpustakan
sebagai sumber informasi
B. Hubungan
Perpustakaan dengan Dokumentasi
Dokumen menurut
bahasa inggris berasal dari kata document yang memiliki arti suatu yang
tertulis atau tercetak dan segala benda yang mempunyai keterangan-keterangan
dipilih untuk di kumpulkan,disusun,di sediakan atau untuk disebarkan.[9]
Sedangkan dokumentasi menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah sebagai sesuatu
yang tertulis, tercetak atau terekam yang dapat dipakai sebagai bukti atau
keterangan. Dokumentasi
adalah kegiatan mencari, mengumpulkan, menyusun, menyelidiki, meneliti dan
mengolah serta memelihara dan menyiapkan dokumen baru sehingga
lebih bermanfaat. Beberapa pembagian dokumentasi yaitu :
a.
Dokumentasi literer
Dokumentasi
literer meliputi bidang perpustakaan. Dokumentasi ini merupakan kegiatan
mengumpulkan buku, majalah, koran, brosur dan bahan pustaka lainnya yang
disusun menurut sistem tertentu agar pengunjung lebih mudah mencari bahan yang
diinginkan serta diperlukan.
b.
Dokumentasi korporil
Dokumentasi
korporil meliputi bidang permuseuman. Dokumentasi ini merupakan kegiatan
mencari, mengumpulkan tulisan-tulisan kuno, fosil-fosil, arca-arca, dan
benda-benda kuno yang disusun berdasarkan sistem tertentu.
c.
Dokumentasi privat
Dokumentasi
privat meliputi bidang kearsipan. Dokumentasi ini merupakan kegiatan
mengumpulkan warkat-warkat, arsip-arsip atau surat-menyurat lainnya yang
berguna dan disimpan menurut sistem tertentu agar bila diperlukan mudah
ditemukan.
Awal
perkembangannya, perpustakaan tempat menyimpan buku, kemudian meningkat menjadi
penyalur informasi dengan menyediakan bibliografi-bibliografi bidang tertentu,
menyediakan karya ilmiah, phamplet, laporan teknis, laporan penelitian, dll.
Abad ke-20 perpustakaan dituntut memberikan pelayanan yang lebih khusus yang
kemudian muncul perustakaan umum, perpustakaan khusus, perpustakaan perturuan
tinggi dan perpustakaan sekolah.
Paul
Otlet dan Henri La Fontaine (akhir abad ke-19) memperkenalkan istilah
Dokumentasi, dengan ditandai terbitnya bibliografi internasional untuk semua
bidang dengan berdasarkan teknik dan strategi pustakawan, namun menggunakan
UDC. Mereka juga membuat analisis teliti (analisis mendalam) dari subyek-subyek
guna membedakan dari aktivitas pustakawan pada masa tersebut. Aktivitas
tersebut mereka namakan dokumentasi pada tahun 1895. Orang yang melakukan
dokumentasi disebut dokumentalis. Di AS, istilah dokumentasi diubah menjadi
ilmu informasi.
Bagi
pustakawan, yang menjadi perhatian utama adalah obyek materinya (buku, majalah,
dsb.), sedangkan bagi dokumentalis adalah informasi yang dapat diperoleh dari
dokumen buku, artikel, majalah. Namun pendapat tersebut belum sepenuhnya benar.
Sekarang yang menjadi unit rujukan (referensi adalah dokumen yang memuat
informasi, dan informasi tidak bisa disusun tanpa menyusun dokumen terlebih
dahulu. Informasi memerlukan dasar dokumentasi dan melalui dokumen/bahan
pustaka informasi disalurkan. Sebelum disalurkan dokumen harus melewati proses
pemilihan, pengawasan dan penyimpanan.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan
perbedaan aktivitas perpustakaan dan dokumentasi pada:[10]
(1) macam bahan pustaka yang mendapat perharian, (2) cara penggarapan informasi
yang terdapat di dalam bahan pustaka/dokumen, (3) macam petugasnya.
C. Hubungan
perpustakaan dengan arsip
Arsip merupakan suatu kegiatan dari sebuah peristiwa
dalam berbagai bentuk media informasi yang dibuat dan diterima baik oleh
Lembaga Pemerintah, perusahaan, organisasi masyarakat, lembaga politik,
pemerintah daerah dll. Mengacu pada UU No. 43 tahun 2009 tentang kearsipan.
Arisp adalah sebagai alat rekam suatu peristiwa atau kejadian didalam rangka
pelaksanaan kehidupan bermasyarakat, bernegara, berbangsa. Menurut Kamus Umum
Bahasa Indonesia, arsip adalah simpanan surat-surat penting. Berdasarkan
pengertian ini, tidak semua surat dikatakan arsip. Surat dinyatakan sebagai
arsip jika memenuhi persyaratan berikut ini:
a. Surat
tersebut harus masih mempunyai kepentingan bagi organisasi/lembaga baik untuk
masa kini dan masa yang akan datang;
b. Surat
yang menyimpan kepentingan tersebut disimpan menurut sistem tertentu sehingga
memudahkan temu balik bila diperlukan kembali.
Sejarah
arsip dimulai dengan pahatan batu, tanah liat, gulungan papirus, parchmen,
vellum (sejenis bahan tulis terbuat dari kulit binatang) serta bahan tulis
lainnya. Bentuk demikian kemudian berkembang sebagai tempat penyimpanan barang.
Pada awal mulanya perpustakaan yang terdapat di Assyria, Sumeria, Babilonia,
Mesir, Yunani, Roma, materi perpustakaan yang disimpan adalah lempengan tanah
liat, papirus, parchmen, velum. Pada waktu itu materi perpustakaan dan materi
kearsipan disimpan menjadi satu. Pemisahan antara perpustakaan dengan arsip
terjadi sekitar abad 14 dan 15 tatkala di Italia berkembang negara kota yang
merasakan bahwa antara materi perpustakaan dan materi arsip tidak dapat
dijadikan satu untuk kegiatan sehari-hari.dibuat dan diterimanya arsip-arsip oleh institusi,
lembaga atau baddan harus dikelolah dengan menggunakan sistem yang telah baku
tentang kerasipan. Perkembangan disuatu instansi kian berkembang sesuai dengan
kemajuan zaman dan kebutuhan akan tata kelola arsip perlu mendapatkan perhatian
yang baik pula. Didalam mengelola arsip perlu kiranya disesuaikan dengan
kebutuhan setempat, menyederhanakan dalam pengelolaan serta mudah dalam pelaksanaanya.
Untuk arsip yang masih mempunyai nilai
kegunaan dibutuhkan tata kelola yang baik, agar organisasi dapat menggunakan
kebutuhan arsip dengan optimal seperti, cepat dan tepat ditemukan kembali
sebuah arsip apabila dibutuhkan. Maka
perpustakaan berkembang sebagai tempat penyimpanan dan pengolahan buku dan arsip berkembang sebagai bagian
sebuah badan administratif untuk menyimpan kantor serta lembaga pemerintah.[11]
Hubungan arsip dengan dunia perpustakaan sangatlah erat
sekali karna dunia kearsipan adalah bagian dari dunia perpustakaan, baik dalam
teknik-tekniknya maupun dalam metode atau sistematis penulisan koleksi
informasi, yang nantinya akan disebarluaskan kepada khalayak atau masyarakat
banyak. Juga didalam perawatan dan pemeliharaan atau penjagaan tidak ada
perbedaan yaitu sama-sama memelihara informasi-informasi yang sangat penting
sekali, agar koleksi perpustakaan dan arsip tetap baik dan tetap utuh jenis
koleksinya serta informasi yang terkandung didalamnaya tetap lestari dan dapat
digunakan kapan saja apa bila diperlukan. Dengan demikian, jelas sekali bahwa
dunia arsip merupakan bagian dari dunia perpustakaan dan secara langsung tidak
bisa dipisahkan karna didalam bidangnya atau didalam pekerjaannya sama-sama
melestarikan, menyimpan, mengelola,menyusun informasi untuk diberikan kepada
masyarakat yang membutuhkan informasi yang sedang dicarinya. Berikut akan dijelaskan persamaan antara
arsip dan perpustakaan antara lain sebagai berikut :
a.
Pemeliharaan
arsip dan bahan pustaka
Persamaaan
antara arsip dan bahan pustaka adalah dalam segi pemeliharaan (reservasi) atau
penjagaan dalam suatu gangguan. Gangguan itu berasal baik dari alam maupun
manusia itu sendiri. Pemeliharaan (reservasi) terbagi menjadi tiga yaitu : (1)
preservasi (pelestarian) yaitu mencangkup pengolahan termasuk cara
penyimpanan arsip atau bahan pustaka denagn alat bantunya,
tarap tenaga kerja yang diperlukan adalah kebijaksanaan arsiparis atau pustakawan
dalam melestarikan arsip atau bahan pustaka serta informasi yang tekandung
didalamnya. (2) konservasi (Pengawetan) adalah : kebijaksanaan dan cara tertentu yang dipakai
untuk melindungi Arsip dan bahan Pustaka dari kerusakan dan kehancuran termasuk
metode dan teknik yang diterapkan oleh petugas teknis perpustakaaan
dan mejadi panduannya melakukan kegiatan konservasi. (3) Restorasi (Perbaikan)
adalah : Teknik-teknik dan pertimbangan-pertimbangan yang digunakan oleh
petugas teknis yang bertugas memperbaiki Arsip dan bahan Pustaka, yang rusak
akibat kurun waktu pemakaian atau faktor-faktor lainnya.
b.
Penjagaan Arsip dan Bahan Pustaka
Penjagaan yang harus dilakukan dalam memelihara Arsip dan bahan Pustaka antara lain sebagai berikut :
Penjagaan yang harus dilakukan dalam memelihara Arsip dan bahan Pustaka antara lain sebagai berikut :
1. Membersihka Ruangan
Ruangan penyimpanan Arsip
dan bahan Pustaka hendaknya senantiasa selalu bersih dan teratur.
Sekurang-kurangnya setiap seminggu sekali dibersihkan dengan menggunakan vacuum
cleaner supaya tidak ada debu yang menempel pada koleksi yang akan merusak dengan cepat.
2. Pemeriksaan ruangan dan sekitarnya.
2. Pemeriksaan ruangan dan sekitarnya.
Setidaknya setiap enam
bulan sekali tempat penyimpanan Arsip dan bahan Pustaka harus selalu diperiksa
untuk mengawasi kalau-kalau ada serangga, rayap, binatang pengerat dan
sebagainya.
3.
Larangan Makan dan Merokok
Semua
jenis makanan dalam bentuk apapun tidak boleh dibawa ke tempat penyimpanan
Arsip dan bahan Pustaka, sebab sisa-sisa makanan tersebuat akan mengundang
seranggan dan juga tikus-tikus. Demikian pula tidak diperkenankan untuk meroko
didalam penyimpanan Arsip dan bahan Pustaka baik itu rokok putih maupun rokok
kretek sebab sekar dan percikan puntung akan merusak koleksi nantinya akan
bolong-bolong kecil.
4.
Meletakan Arsip dan bahan Pustaka
Meletakan
atau menyimpan Arsip dan bahan Pustaka haruslah diatur dengan sebaik-baiknya
dengan cara memberikan tanda kepada masing-masing koleksi agar tidak ada
kekeliruan antara Arsip yang satu dengan Arsip yang lainnya. Arsip-arsip dan
bahan Pustaka tersebut jangan diletakan secra berdesak-desakan dan jangan disimpan
ditempat yang lebih kecil ukurannya dari pada keretasnya sendiri karena akan
merusak koleksi tersebut yang ujung-ujungnya terlipat dan terlepas dari
bundelannya.
5.Membersihkan Arsip dan bahan Pustaka
Arsip
dan bahan Pustaka hendaknya dibersihkan dengan menggunakan vacuum cleaner.
Apabila Arsip dan bahan Pustaka tersebut dihinggapi ani-ani atau rayap dan
jenis lainnya segera dipisahkan dengan koleksi lainnya karena akan merembet
kesemua koleksi yang ada ditempat itu lalu dengan cepat diserahakan kepada yang
berwenang memperbaikinya atau bagian Restorasi (Perbaikan).
6.Melakukan Fumigasi
Melakukan
fumigasi hedaknya dilakukan setiap enam bulan sekali dengan
cara : Menyediakan ruangan
khusus untuk fumigasi.
Menutup ruangan dengan rapat. Memasukan koleksi-koleksi yang akan di fumigasi. Memberikan zat fumigasi seperti Carbon Disulpida, Carbon. Tetaclorida,Thymol Cristal dan lain sebagainya. Diamkan selama satu minggu. Masukan kembali koleksi yang sudah di fumigasi ke tempat penyimpanan asalanya. Gunanya melakukan fumigasi antara lain membunuh seperti jamur, serangga, binatang pengerat dan binatang ani-ani.
7. Mengontrol Kelembaban Udara
Menutup ruangan dengan rapat. Memasukan koleksi-koleksi yang akan di fumigasi. Memberikan zat fumigasi seperti Carbon Disulpida, Carbon. Tetaclorida,Thymol Cristal dan lain sebagainya. Diamkan selama satu minggu. Masukan kembali koleksi yang sudah di fumigasi ke tempat penyimpanan asalanya. Gunanya melakukan fumigasi antara lain membunuh seperti jamur, serangga, binatang pengerat dan binatang ani-ani.
7. Mengontrol Kelembaban Udara
Disamping
semua yang telah ditulis diatas ada satu hal lagi yaitu kelembaban udara,
seandainya kelembaban udara tidak terkontrol akan memungkinkan cepatnya
kerusakan pada koleksi Arsip dan bahan Pustaka. Untuk itu suhu kelembaban udara
yang baik untuk semua jenis koleksi Arsip dan bahan Pustaka adalaha kurang
lebih 17-230 C. atau 3% RH.
c.
Tugas Pokok Arsiparis dan Pustawakan
Arsiparis dan Pustakawan
mempunyai tugas membantu Kepala Pemerintahan maupun kepala perusahaan dalam
melaksanakan urusan rumah tangga perkantoran di Bidang Informasi dan Kearsipan.
Arsiparis mempunyai tugas
pokok yang sangat penting diantaranya sebagai berikut : Mengumpulkan dan menyusun
arsip secara sistematis, memelihara dan menjaga arsip
dengan penuh tanggungjawab,
menyediakan Arsip yang dibutuhkan oleh pimpinan dalam organisasi, dan para peneliti yang sedang membutuhkan informasi mengenai Arsip tersebut atau yang dicarinya. Karena Arsip harus tetap terjaga kerahasiahanya. Sedangkan tugas pokok Pustakawan antara lain sebagai berikut : Mengumpulkan, menyusun, memelihara buku-buku dan dokumen pustaka dengan maksud untuk menyediakan bagi keperluan pengetahuan, penyelidikan, pengajaran dan keperluan lain yang sejenis.Bahan-bahan tersebut diproses dan diberikan informasinya ke masyarakat luas, Memberikan arahan kepada setiap para pengunjung yang datang ke perpustakaan, Memberikan informasi yang dibutuhkan oleh setiap pengguna perpustakaan, Mengadakan sosialisasi dengan berbagai elemen masyarakat supaya tertanam dalam benakanya budaya membaca dan berkunjung ke perpustakaan terdekat.
menyediakan Arsip yang dibutuhkan oleh pimpinan dalam organisasi, dan para peneliti yang sedang membutuhkan informasi mengenai Arsip tersebut atau yang dicarinya. Karena Arsip harus tetap terjaga kerahasiahanya. Sedangkan tugas pokok Pustakawan antara lain sebagai berikut : Mengumpulkan, menyusun, memelihara buku-buku dan dokumen pustaka dengan maksud untuk menyediakan bagi keperluan pengetahuan, penyelidikan, pengajaran dan keperluan lain yang sejenis.Bahan-bahan tersebut diproses dan diberikan informasinya ke masyarakat luas, Memberikan arahan kepada setiap para pengunjung yang datang ke perpustakaan, Memberikan informasi yang dibutuhkan oleh setiap pengguna perpustakaan, Mengadakan sosialisasi dengan berbagai elemen masyarakat supaya tertanam dalam benakanya budaya membaca dan berkunjung ke perpustakaan terdekat.
D. Paradigma
Perpustakaan
Perpustakaan
dipandang sebagai ilmu dari tiga aspek yaitu :
1.
Ontologis, ilmu perpustakaan dapat
dikaji dari definisi dan obyek yang menjadi kajiannya.
2. Epistemologis,
bahwa ilmu perpustakaan memiliki kerangka pemikiran logis dan konsisten dengan
argumen yang tersusun sebelumnya, menjabarkan hipotesisi sebagai deduksi
kerangka pemikirannya, dan melakukan falsifikasi dan verifikasi atas hipotesisi
dan mengujinya secara faktual.
3. Aksiologis,
bahwa terbukti ilmu perpustakaan telah membawa kemaslahatan bagi umat manusia.
Dengan demikian ilmu
perpustakaan dapat berdiri sebagai disiplin ilmu tersendiri. Saat ini
perkembangannya terpengaruhi oleh banyak bidang ilmu namun syarat-syarat diatas
bisa terpenuhi.
PENUTUP
Kesimpulan
Perpustakaan adalah suatu unit kerja dari suatu badan atau lembaga tertentu
yang mengelola bahan-bahn pustaka, baik berupa buku-buku maupun bukan berupa
buku (non book material) yang diatur secara sistematis menurut aturan tertentu
sehingga dapat digunakan sebagai sumber informasi bagi setiap pemakainnya.
Pada dasarnya, perpustakaan merupakan bagian dari budaya suatu bangsa.
Budaya itu sendiri dapat diartikan sebagai hasil cipta, karsa, karya manusia,
yang terjadi membutuhkan proses dan waktu yang panjang. Setelah diadaptasi ,
diuji, dikaji, dan diterimah oleh masyarakat.
DAFTAR
PUSTAKA
Dadang, Diklat Pengantar Ilmu Informasi dan
Dokumentasi, Palembang : Rafah Press,2012
Sutarno. 2003. Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta :
Yayasan Obor Indonesia
Pendit, Putu
Laxman. 2003. Penelitian Ilmu
Perpustakaan dan Informasi : Suatu Pengantar Diskusi Epistemologi dan
Metodologi. Jakarta : CV Kumandang
http://darwantoamd-wanto.blogspot.com/2010/09/hubungan-antara-kearsipan-dengan.html. Diakses pada tanggal 09/06/2015 pukul 14: 05 WIB
http://widodo.staff.uns.ac.id/2010/03/08/ringkasan-modul-1-konsep-dan-definisi-dokumentasi/ diakses pada
tanggal 09/06/2015 pukul 14:11 WIB
[1]
Sutarno NS, M.Si, Perpustakaan dan Masyarakat. 2003. Yayasan Obor Indonesia:
Jakarta. Hal (7)
[2]
http://warintek08.wordpress.com/tes/
[3] http://kbbi.web.id/pustaka
[4]
Agus Rifai, S.Ag., S.S., M.A. Perpustakaan Islam: Konsep, Sejarah, dan
Kontribusinya dalam Membangun Peradaban Islam Masa Klasik. 2013. Rajawali Pers:
Jakarta. Hal (6)
[5]
Sutarno NS, M.Si, Perpustakaan dan Masyarakat. 2003. Yayasan Obor Indonesia:
Jakarta. Hal (8)
[6]
Kamus Lengkap Bahasa Inggris
[7]
Agus Rifai, S.Ag., S.S., M.A. Perpustakaan Islam: Konsep, Sejarah, dan
Kontribusinya dalam Membangun Peradaban Islam Masa Klasik. 2013. Rajawali Pers:
Jakarta. Hal (6)
[8] Drs. Ibrahim Bafadal,
M.Pd. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. 2011. Bumi Aksara: Jakarta. Hal (1-3)
[9]
http://inamayladin.blogspot.com/2013/11/pengertian-dokumen-dokumentasi.html
[10] http://widodo.staff.uns.ac.id.ringkasan-modul-1-konsep-dan-definisi-dokumentasi/ . diakses pada tanggal 02/06/2015
[11] http://www.pnri.go.id/MajalahOnlineAdd.aspx?id=211 diakses pada tanggal 31/05/2015 pukul 16:31 WIB
Best Casino Sites in India ▷ Reviewed in 2021
BalasHapusWith more than luckyclub a dozen casino sites in the world and thousands of international casino operators in 2021, LuckyClub has taken this one Rating: 4 · Review by LuckyClub.live
Terima kasih atas informasinya
BalasHapusArtikel yang disajikan telah menerangkankan dengan baik
Semoga bermanfaat bagi pembaca website ini
print Photo Glossy A0 A1 A2