Memahami
Karakteristik Pemakai Perpustakaan
Di
Susun Oleh:
Nama:
Hermonika (13422043)
Kelas:
13-Pus-B
Dosen
Pembimbing: Nirmala. Dra.
Jurusan
Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Budaya
Universitas
Islam Negeri Raden Fatah Palembang
Tahun
Ajaran 2015
PENDAHULUAN
Perpustakaan yaitu mencakup suatu ruangan, bagian dari gedung/bangunan, atau gedung
tersendiri yang berisi koleksi, yang disusun dan diatur sedemikian rupa,
sehingga mudah untuk dicari dan dipergunakan apabila sewaktu-waktu diperlukan oleh
pembaca. Dan juga perpustakaan sebagai pusat informasi dan masyarakat yang
membutuhkan informasi diibaratkan sisi mata uang yang saling berhubungan yang
tak dapat dipisahkan. Hal itu dapat terwujud manakala perpustakaan sudah siap
melayani dengan sumber informasi yang memadai.
Kenyataan karekteristik pemakai perpustakaan yang berbeda-beda
adalah sebuah keniscayaan, bahkan, secara umum, Pawit M. Yusuf menyatakan bahwa
setiap pengguna pada dasarnya mempunyai watak, kebiasaan, kemampuan,
kecerdasan, dan minat yang berbeda satu sama lain, baik dilihat dari segi
psikologi umum, sosial, maupun dari segi lainya. Maka dari itu, penanganan dan
perlakuannya pun juga tidak sama. Dan, untuk memperjelas tentang karekteristik
pengguna yang berbeda-beda itu, terutama dalam pendekatan psikologi, ikuti
terus penjelasan ini.
PEMBAHASAN
A.
Pentingnya
Memahami Karakteristik Pemakai Perpustakaan
Istilah
pengguna perpustakaan atau pemakai perpustakaan lebih dahulu digunakan sebelum
istilah pemustaka muncul. Menurut Sutarno NS dalam Kamus Perpustakaan dan
Informasi mendefinisikan pemakai perpustakaan adalah kelompok orang dalam
masyarakat yang secara intensif mengunjungi dan memakai layanan dan fasilitas
perpustakaan (2008: 150), sedangkan pengguna perpustakaan adalah pengunjung, anggota
dan pemakai perpustakaan(2008: 156).
Setelah
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan disahkan, istilah
pengguna atau pemakai perpustakaan diubah menjadi pemustaka, dimana pengertian
pemustaka menurut Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 pasal 1 ayat 9 adalah
pengguna perpustakaan, yaitu perseorangan, kelompok orang, masyarakat, atau
lembaga yang memanfaatkan fasilitas layanan perpustakaan, sedangkan menurut
Wiji Suwarno (2009:80), pemustaka adalah pengguna fasilitas yang disediakan
perpustakaan baik koleksi maupun buku (bahan pustaka maupun fasilitas lainnya).
Pertanyaan
yang mungkin muncul di benak kita adalah mengapa kita mesti mempelajari
karakteristik pemakai (user) perpustakaan sekolah? Salah satu alasan kuat yang
mendasarinya adalah bahwa seseoran
tidak mungkin memberikan perlakuan atau pelayanan yang terbaik
kepda seseorang tidak mungkin memberikan perlakuan atau pelayanan yang terbaik
kepada seseorang tidak mungkin
memberikan perlakuan atau pelayanan yang terbaik kepada seseorang (yang
dilayani), kecuali ia mengenali dengan baik yang dilayani tersebut.
Maksud
dari “ mengenali dengan baik” adalah memahami dengan benar karakteristik
pemakai perpustakaan, baik dalam hal tingkatan berpikir, perkebangan emosi,
perkembangan sosial, perkembangan moral, maupun kebutuhan perkembangan
fiksinya. Dengan demikian, perpustakaan sekolah mampu memberikan pelayanan
sesuai dengan kebutuhan para pemakai perpustakaan.
Hal senada juga di ungkapan oleh Wiji suarno dalam psikologi,
perpustakaan yang baik adalah yang mempertimbangkan koleksi yang dimiliki
berdasarkan pada tingkat perkembangan penggunanya. Contohnya, pengguna suatu
perpustakaan diperkirakan dari usiasekolah dasar, menengah, tingkatan atas
mahasiswa, atau diatasnya, maka perpustakaan diharapkan memperhatiakan
fenomenanya yang terjadi ini.
Tentu sangat disayangkan jika keberadaan koleksi perpustakaan
sekolah tanpa memperhatikan karakteristik dari para penggunanaya. Maka, bisa
dipastikan, koleksi-koleksi dan pelayanan-pelayanan yang disediakan tidak akan
pernah memberi kepuasan kepada penggunanya. Misalnya, penggunanya adalah siswa
sekolah dasar yang sedang dalam tahap perkembangan berpikr operasional konkret,
dan senang-senangnya dunia imajinasi yang spektakuler, akan tetapi sayang
sekali, pihak memang koleksi-koleksi pustaka tesebut tidaklah dilarang, tetapi
sangat jauh jika dilihat dari kesucian dengan kebutuhan siswa. Jika demikian
yang terjadi maka sangatdimungkinkan perpustakaan sekolah tersebut segera di
tinggalkan para penggunanya. Oleh karena itulah, perpustakaan mesti bener-bener
memahami dan mengerti krakterristik penggunanya.
Kemudian, dengan memahami
karakteristik perkembangan pengguna di sekolah, tentunya ini akan membantu
pihak pustakawan untuk menentukan jenis koleksi pustaka yang paling sesuai dengan
kebutuhan perkembangan kejiwaan penggunanya. Dengan demikian, kehadiran koleksi
perpustakaan di perpustakaan sekolah dapat menunjang perkembangan kejiwaan
penggunanya. Dengan kata lain, koleksi yang disediakan di perpustakaan sekolah
berguna bagi para pengguna.
B.
Sementara
itu, perlu kita pahami bahwa pengguna di perpustakaan sekolah tidak hanya
siswa. Selain mereka, juga ada guru karyawan. Dan, mungkin juga bebrapa warga
sekitar lingkungan sekolah, meskipun dengan beberapa pembatasan pelayanan.
Untuk melayani semuah jenis pengguna pustaka, dibutuhkan pengetahuan yang
memadai untuk memahami masing-masing karakter mereka, yang secara usia terpacut
cukup jauh itu, misalnya. Utamanya, Perbedanya usia antara siswa dengan guru
atau karyawan. Untuk SD, umumnya siswa berusia antara 7-12 tahun. Kemudian SMP,
usianya antara 13-15 tahun, dan 16-18 tahun untuk usia siswa dibangku sekolah
SMA. Kemudian, jika guru dan pegawai, paling tidak usia mereka adalah di atas
23 tahun. Dengan asumsi guru dan pegaiwai adalah tamatan S-1. Maka cukup jauh
perbedaan usia di antara mereka tersebut. Berdasarkan uraian tersebut, dapat dipahami bahwa
karakteristik pengguna yang berbeda-beda harus dipahami oleh pengguna atau
petugas perpustakaan. Dengan demikian, segala pelayanan yang di lakukan oleh
perpustakaan sekolah dapat sesuai dengan kebutuhan pemakainya.
B.Jenis-Jenis Pemakai Perpustakaan Sekolah
Secara umum, pemakai
perpustakaan (user) adalah pelanggan (costomer). Menurut stopo
dan Adi suryatno, yang di maksud pelanggan adalah siapa saja yang
berkepentingan dengan produk layanan (perpustakaan sarana itu, pelanggan dapat
berupa individu (perorangan) dan masyarakat dalam arti luas.
Oleh karena itu, pelanggan perpustakaan dapat di katagorikan dalam
dua jenis.
1.
Pelanggan internal (internal costomer) yaitu pelanggan yang
berasal dari dalam lingkungan organisasi
(sekolah). Pelanggan internal masih dibagi menjadi tiga, yaitu siswa, guru, dan
karyawan.
2.
Pelanggan
eksternal (external costomer), yaitu pelanggan yang berasal dari masyarakat
sekitar lingkungan sekolah. Mereka adalah pelanggan khusus, karena mereka
adalah pelanggan karena mereka tidak bisa mendapatkan akses semua layanan
perpustakaan sekolah. Mereka hanya (mungkin) bisa membaca koleksi buku-buku
perpustakaan, tetepi tidak boleh meminjamnya untuk dibawa pulang. Demikianlah
gambaran dua jenis pelanggan perpustakaan sekolah.
B.
Pelayanan
Perpustakaan Berbasis Karekteristik Pengguna
Kenyataan karekteristik pemakai perpustakaan yang berbeda-beda
adalah sebuah keniscayaan, bahkan, secara umum, Pawit M. Yusuf menyatakan bahwa
setiap pengguna pada dasarnya mempunyai watak, kebiasaan, kemampuan,
kecerdasan, dan minat yang berbeda satu sama lain, baik dilihat dari segi
psikologi umum, sosial, maupun dari segi lainya. Maka dari itu, penanganan dan
perlakuannya pun juga tidak sama. Dan, untuk memperjelas tentang karekteristik
pengguna yang berbeda-beda itu, terutama dalam pendekatan psikologi, ikuti
terus penjelasan ini.
Perkembangan kejiwaan yang paling diamati adalah perkembangan
anak-anak. Meskipun orang dewasa pun mengalami perubahan, tetapi tidak
signikpikan dan perubahan, diusia dewasa adalah perubahan yang evolutif dan
banyak variabel yang berpengaruh.
Sementara
itu, jika dilihat dari sisi kepribadianya, dapat di temukan beberapa tipologi (jenis)
karakteristik kepribadian pemakai perpustakaan.
1.
Pemakai
yang pendiam. Beberapa faktor yang menyebabkan seseorang pemakai menjadi
pendiam di antarannya adanya rasa malu pada diri sendri. Sehingga, ia tidak
memiliki kebenaran untuk menyatakan pendapat/keinginannya dengan jelas.
2. pemakai tidak atau segan berbicara karena sedang memikirkan
sesuatu.
3. Berdasarkan perkiraan, pemakai pendiam yang pendiam memiliki
kilainan psikis. Jenis pemakai perpustakaan lainya antara lain tidak sabar,
tidak banyak bicara, senang berdebat atau mendebat atau berdebat atau mendebat
dan memiliki banyak permintaan.
C.
Implikasi
Karakteristik User Terhadap Pelayanan
Tindaka seperti apakah yang bisa diberikan oleh pepustakaan sekolah
kepada para penggunaya? Menurut Wiji Suwarno, berbagai macam karekteristik user
terhadap pelayanan dari perpustakaan
sekolah.
1.
Untuk membantu kecerdasan intra personal anak usia 2-3 tahun, ada
beberapa hal yang dapat dilakukan (dalam hal ini dan selanjutnya dalam konteks
perpustakaan). Di antaranya, selanjutnya dalam konteks (pustaka) tentang tokoh atau
peran yang karekternya secara kontraks berbeda. Hal ini tujuannya untuk melatih
mengindentifikasi aneka perasaan yandi rasakan oleh tokoh yang satu dengan yang
lainnya. Selain itu, perpustakaan menyediakan tempat yang kondusif bagi orang
tua yang mendamping anaknya. Sehingga, ia dapat berinteraksi dengan anak dengan
memeluknya atau memangkunya selama membaca buku. Sentuhan dan pelukan ini
dirasakan sebagai sesuatu yang memberikan keamanan dam perlindungan bagi anak .
2.
Untuk membantu kecerdasan intrapersonal anak usia 3-4 tahun, ada
beberapa hal yang bisa dilakukan di sini. Salah satu perpusatakaan menyediakan
buku dengan tema permainan (contohnya, puzzele), dan membiarkan anak bermain
dengan buku itu selama masih merasa senang. Atau, dengan menyediakan literatur
yang menekankan kepada bacaan yang menghibur dan mememuat pesan moral atau
agama. Selain itu, diharapakan oarang tua yang mendampingi memberi bimbingan
khusus kepada anaknya untuk tidak takut melakukan kesalahan dalam bermain.
Memberikan pujian untuk menumbuhkan rasa bangga kepada anak juga sangat perlu
dilalakan. Terakhir bacakan buku ringan tentang tokoh yang sering mendapat penghargaan
atas daya kreatifnya untuk memacu motivasi anak.
3.
Untuk membantu kecerdasan interpersonal anak usia 4-5 tahun, ada
beberapa hal yang dapat dilakukan (dalam konteks perustakaan). Salah satunya,
menyediakan buku bacaan umum dengan tokoh yang sudah populer untuk cerita anak,
atau menyediakan bahan pustaka yang memuat informasi atau gambar tentang adanya
aneka peran dan pekerjaan atau fungsi benda. Berikutnya, menyediakan buku
bacaan tentang solusi suatu masalah. Selanjutnya, menyediakan album foto-foto
dokumentasi tentang berbagai kondsi masyarakat (contohnya, masyarakat pedalaman
atau terisolasi). Hal ini akan membangkitkan sifat keberanian anak untuk
bersosialisasi. Selain itu menyediakan buku kisah-kisah yang mendampinginya.
Hal ini guna memacu motivasi anak untuk berbuat baik seperti yang di kisahkan
dalam buku.
4.
Untuk membantu kecerdasan interpersonal anak usia 5-6 tahun, ada
beberapa hal yang dapat dilakukan. Diantaranya, meyediakan bacaan-bacaan ringan
yang memuat cerita konflik dam solusinya. Karekteristik tokoh dalam bacaan
diseleksi dan diharapkan dapat membangkitkan rasa percaya diri anak. Dan, yang
tak kalah pentingnya juga adalah menciptajan suasana kekeluargaan di
perpustakaan, terutama dengan anak-anak, agar perpustakaan menjadi tempat yang
aman ada teduh bagi jiwa anak dalam membaca dan mengenali karakter oarang lain
.
5.
Untuk membantu kecerdasan interpersonal anak usia sekolah dasar, ad
beberapa hal yang dapat dilakukan. Di antaranya, menyediakan buku-buku cerita
yang melukisakan tentang ketakutan-ketakutan anak, dan tema yang mengembangkan
pemahaman tentang ketakutan yang tidak relistis.
6.
Untuk membantu kecerdasam interpersonal anak usia skolah dasar
akhir, ada beberapa hal yang dapat di lakukan. Salah satunya, menyediakan
buku-buku tentang perkebangan internalisasi kontrol diri. Menyediakan
bacaan-bacaan tentang bagaimana seseorang atlet berlatih keras dan biografi orang
yang sukses, seperti Bill Gates, BJ. Habibie, dan lain sebagainya. Perlu juga
kita menyediakan tentang kemandirian, baik sebagai perempuan maupun laki-laki.
Hal lainya yang tak kalah penting adalah memilih dan menyedikan cerita tentang
anak yang mengalami masalah pertumbuhan fisik dan fisika mas kini.
Adapun untuk
menghadapi dan memperlakukan para pengguna perpustakaan dengan berbagai macam
karakteristik kepribadian mereka, sebaigaimana telah disebutkan di subab
sebelumnya, mak disesuaikan dengan jenis karakteristik kepribadian mereka.
Berikut adalah cara menghadapi atau melayani pengguna pusta sesuai dengan
karakteristik kepribadiannya.
1)
cara
menghadapi pengguna pustaka yang pendiam. Ada beberapa macam tindakan atau cara
yang bisa dilakukan, di antaranya adalah sebagai berikut:
a.
pengguna
yang pendiam dan cenderung pemalu akan merasa tenteram jika dihadapi dengan
ramah tamah dan penuh perhatian.
b.
Jika
pelanggan seolah-olah sedang memikirkan sesuatu, sebaiknya petugas jangan
mengajak berbicara, tetapi cukup melontarkan pertanyaaan-pertanyaan yang dapat
pernah menarik perhatian pada produk-produk yang ditawarkan perpustakaan
sekolah.
c.
Jika
menemui pengguna yang kesulitan dalam berbicara (gagap), petugas hendakanya
jangan terpaku pada keadaan tersebut, dan hendaknya bersikap biasa saja.
2)
Cara
menghadapi pengguna yang tidak sabar. Ada beberapa tindakan yang bisa
dilakukan, di antaranya adalah sebagai berikut:
a.
Mengenali
pengguna tidak sabar melalui sikapnya, lalu meminta maaf kepadanya atas
terdundanya pelayanan.
b.
Mengatakan
kepadanya bahwa ia akan dibantu dengan sangat maksimal dan sesegera.
c.
Secara
cepat dan efisian menangani situasi tersebut, dan perlu menenangkan pengguna
tersebut.
d.
Mengucapakan
terima kasih bahwa pengguna tersebut masih tersedia menunggu.
e.
Mengucapkan
terima kasih kepada pengguna tersebut mememinta maaf kembali ketidaknyamanan
dalam pelayanan.
3)
Cara
menghadapi pengguna yang banyak bicara. Ada beberapa macam tindakan yang bisa
dilakkukan, diantaranya adalah sebagai berikut:
a.
Mengenali
kedatangan pengguna dengan mengucapkan salam.
b.
Menawarkan
bantuan yang dibutuhkan oleh pengguna tersebut.
c.
Bila
pengguna masih terus berbicara, petugas mengalihkan pada hal-hal yang
ditawarkan dengan penjelasan yang cukup.
d.
Menawarkan
bantuan dan memuji kehebatannya berbicara.
e.
Bila
perlu, bergabung dalam berbicaraan terusbut sambil se sesekali-sesekali
memberikan pujian.
f.
Bila
berbondongan pujian berhasil, petugas yang menawarkan produk yang ditawarkan.
g.
Meminta
alamat dan nomor teleponnya. Pelanggan jenis ini senang sekali jika mendapat
perhatian.
4)
Cara
menghadapi pengguna yang senang mendebat. Ada beberapa cara yang bisa
dilakukan, di antaranya adalah sebgai berikut:
a.
Tidak
menunjukan reaksi apabila pelanggan tersebut berada pada pihak yang salah. Akan
timbul diskusi yang berkepanjangan.
b.
Bersikap
tenang, tidak gugup, dan tidak terpancing untuk marah.
c.
Membatasi
percakapan pada maslah yang sedang dihadapi, tidak menyimpang dari pokok
pembicaraan.
d.
Mengemukakan
argumen yang masuk akal, agar pengguna menghargai anda. Apabila pengguna
tersebut sudah tenang. Anda mulai memberikan pelayanan.
e.
Menggulangi
argumen anda sekedar untuk mengingatkan apabila kembali pengguna bersikeras
dengan pendapatnya.
f.
Apabial
anda dapat mengusai keadaan, pengguna akan lunak.
5)
Cara
menghadapi pengguna yang banyak permintaanya. Ada beberapa tindakan yang bisa
dilakukan, di antaranya adalah sebagai berbagai:
a.
Mengucapakan
salam bila ia datang kepada anda. Jika melalui telepon, anda harus menggunakan
cara menelepon yang baik.
b.
Mendengarakan
permintaanya, jika memungkinkan membuat ringkasan atas penggunaan atas pengguna
tersebut. Pengguna tersebut, bisa di penuhi atau tidak,tergantung pada
kebijaksaan perusahaan.
c.
Sesegera
memenuhi permintaan pengguna jka memungkinkan, atau tidak melekukan kesalahan
dalam melayani, karena ia akan terus mencecer anda jika ada kesalahan sedikit
saja.
d.
Meminta
maaf dan menyarankan alternatif lain jika pengguna marasa tidak puasa atas pelayanan
yang di berikan.
e.
Segera
memberitahukan kepada superpisor sambil meyebutkan permintaan pengguna jika
anda tidak mampu melayani pengguna tersebut.
f.
Tersenyum
setiap saat meskipun merasa jengkel.
D.
Keluhan
pengguna dengan cara mengatasinya
Merujuk pada konsep pelayanan prima, sumber keluhan di perpustakaan
sekolah ada dua macam, yaitu pengguna internal (warga dalam lingkungan sekolah)
dan pengguna eksternal (lingkungan masyarakat di sekitar sekolah).
Sementara
itu, jika dikatagorikan, maka menurut Endar Sugiarto sebagaimana dikutip Sutopo
dan Suryanto, keluhan pelanggan perpustakaan ada empat macam, diantaranya
adalah sebagai berikut:
1.
Mecbanical
complaint (keluhan mekanik).
2.
Attitudical
complaint (keluhan akibat sikap petugas pelayanan).
3.
Service
related complaint (keluhan yang berhubungan dengan pelayan)
4.
Unusual
complaint (keluhan yang aneh).
Kelihan mekanika (mecbanical complaint) adalah suatu keluhan yang
di sampaikan oleh pengguna sehubungan dengan peralatan yang di sediakan kepada
pengguna tersebut tidak berfungsi. Sedangkan, keluhan akibat sikap petugas
pelayan (attitudical compliant) adalah keluhan pengguna yang timbul karena
sikap negatif petugas pelayanan perputakaan saat melaya pengguna hal ini dapat dirasakan oleh
pengguna melalui sikap tidak peduli dari petugas pelayanan terdap pengguna.
Keluhan yang berhubungan dengan pelayanan (sevice related
complaint) adalah suatu keluhan pelanggan perpustakaan karena hal-hal yang
berhubungan dengan pelayanan. Contohnya,
seseorang mendafatar menjadi anggota perpustakaan, teryata formulir pendaftaran
belum siap, dan diminta menunggu oleh petugas atau kembali pada hari yang lain.
Adapun keluhan yang aneh (unusual complaint) adalah keluhan pelanggan
perpustakaan yang merupakan keanaehan (tidaka wajar/tidak umum) bagi petugas.
Pelanggan yang mengeluh seperti ini sebenarnya secara fsikologis adalah orang
yang hidupnya tidak bahagia atau kesepian. Lantas bagaimana cara untuk
mengatasinya? Mungkin anda. Sebagai jawabanya, ada beberapa hal yang perlu kita
perhatikan dalam menghadapi keluhan pelanggan perpustakaan, sebagaimana
dikemukakan oleh Sutopo Adi Suryanto, di antaranya adalah sebagi berikut:
1.
Pelanggan
perpustakaan biasanya marah saat menyampaikan keluhan. Oleh karena itu, petugas
perpustakaan tidak boleh terpancing untuk ikut marah.
2.
Petugas
pelayanan tidak boleh memberikan janji-jainji yang sebenarnya sulit di penuhi,
sera tidak menjanjikan sesuatu yang berada di luar wewenangnya.
3.
Apabila
permasalahan tidak bisa di selesaikan sedangkan petugas sudah berbuat maksimal,
petugas harus berani menyatakan menyerah dengan jujur.
4.
Jika
ada pelanggan yang selalu mengeluh, maka untuk mengahadapi petugas harus sabar dan
melakukan pendekatan secar khusus.
Demikianlah beberapa hal penting yang perlu kita pahami dari
pemakai perpustakaan. Intinya, semakin bisa kita pahami karakteristik dan
kebutuhan pelanggan, maka semakin baik pula pelayanan yang bisa kita berikan
kepada mereka. Sebab, hanya dengan memahami hakikat kebutuhan pelanggan, kita
bisa memberikan layanan perpustakaan sesuia yang diharapkan.
Adapun ketidak puasan pelanggan, sering kali memicu keluhan dari
mereka. Oleh karena itu, petugas perpustakaan harus mampu menghadapi setiap
keluhan pelanggan tersebut dengan baik, tanpa tanpa menyakiti perasaan mereka.
Akan tetapi, justru mampu membangkitkan reaksi positif di dalam diri mereka
untuk menyadari kekeliruhannya. Beberapa di antaranya adalah dengan
mengutamakan pelayanan yang berdasarkan ketulusan, kejujuran, itikad baik, dan
rasa tanggu jawab yang besar terhadap profesi pustakawan.
E.
Jenis Pemustaka
Jenis Pemustaka memiliki dua kriteria yaitu :
·
Kriteria objektif seperti
kategori sosio-profesional, bidang spesialisasi, sifat kegiatan yang
menyebabkan perlunya informasi, dan alasan menggunakan system informasi
·
Kriteria sosial dan psikologis
seperti sikap dan nilai menyangkut informasi pada umumnya dan hubungannya
dengan unit informal pada khususnya; sebab dan alasan yang berkaitan dengan
prilaku mencari informasi dan komunikasi, prilaku sosial serta profesional
Pemustaka.
Jenis Pemustaka dapat dinyatakan
sebagai :
- Pemustakayang
belum terlibat dalam kehidupan aktif seperti pelajar dan mahasiswa
- Pemustaka yang
mempunyai pekerjaan, informasi yang diinginkan merupakan informasi yang
berkaitan dengan pekerjaan mereka.
F.
Karakter Pemustaka
Perpustakaan perlu mengetahui
beberapa karakteristik Pemustaka terutama dalam menunjang aktivitasnya. Penna
(1988) mengungkapkan karakteristik tersebut adalah :
- Individual or group yaitu
apakah Pemustaka datang ke perpustakaan sebagai individu atau sebagai
suatu kelompok.
- Place of learning, yaitu
tempat yang biasa digunakan oleh Pemustaka untuk membaca buku atau
belajar.
- Social situation, yaitu
aspek sosial dari Pemustaka.
- Leisure or necessity factor, yaitu
apakah Pemustaka berkunjung ke perpustakaan untuk sekedar mengisi
waktu luang atau karena dia membutuhkan buku atau informasi tertentu.
- Subject of study, yaitu
bidang apa yang sedang didalami Pemustaka. Apakah dia sedang menulis
mengenai suatu subjek tertentu yang sangat khusus, atau sedikit lebih
luas.
- Level of study, yaitu
tingkat pendidikan Pemustaka. Kebutuhan mahasiswa S1 tentu berbeda dengan
kebutuhan mahasiswa tingkat S2 atau S3.
- Motivation, yaitu
sejauh mana keinginan dan antusiasme Pemustaka dalam memanfaatkan layanan
perpustakaan.
Menurut Septiyantono (2003) ada
berbagai sifat dan karakter Pemustaka yang perlu dipahami agar pustakawan dapat
menghadapinya dengan baik. Berikut ini beberapa karakter dan cara menghadapi
Pemustaka:
- Pendiam dapat dihadapi dengan penyambutan secara
ramah untuk menarik perhatiannya,
- Tidak sabar, dapat mengemukakan bantuan kita
secara maksimal dan secepat mungkin,
- Banyak bicara dengan menawarkan bantuan dan
mengalihkan perhatian pada hal-hal yang ditawarkan dengan penjelasannya,
- Banyak permintaan, dengarkan dan segera penuhi
permintaannya serta minta maaf dan memberi alternative lain apabila
permintaan tidak tersedia,
- Peragu, dengan memberi kepercayaan, tenang, dan
tidak memberikan banyak pilihan namun mengikuti seleranya,
- Senang membantah harus dihadapi dengan tenang,
dan jangan pernah terpancing untuk berdebat,
- Lugu dihadapi dengan menerima apa adanya,
menanyakan keperluannya dan melayani berdasarkan permintaan,
- Siap mental, dihadapi dengan membiarkannya
memilih yang dikehendaki, tanpa banyak bertanya, memuji pemakai dan
ucapkan terima kasih atas kunjungannya,
- Yang curiga dihadapi dengan memberikan jaminan
yang baik dan jangan tunjukkan sikap seolah-olah petugas lebih unggul,
- Yang sombong dihadapi dengan tenang, sabar
menghadapi sikapnya dan tidak terlalu serius, serta berikan kesan bahwa
pengguna tersebut perlu dihormati.
G.
Kebutuhan Pemustaka
Pemustaka berkunjung ke perpustakaan
karena adanya suatu kebutuhan yang ingin dipenuhi. Ada tiga kebutuhan yang
sering ditemui pada Pemustaka perpustakaan menurut Fisher (1988) antara lain :
- Need for information ,
merupakan suatu kebutuhan akan informasi yang bersifat umum
- Needs for material and facilities, merupakan
kebutuhan untuk mendapatkan buku-buku atau bahan pustaka lain, serta
kebutuhan akan fasilitas perpustakaan yang menunjang kegiatan belajar
- Needs for guidance and support,
merupakan kebutuhan untuk mendapatkan bimbingan atau petunjuk yang
memudahkan pengguna mendapatkan apa yang diinginkan.
Selain itu, untuk mengatahui lebih
jauh tentang kebutuhan pemustaka, dapat juga dilakukan survey atau penelitian
yaitu:
- berkaitan dengan status diri, apakah yang
pemustaka kita itu masih single atau sudah menikah, atau usia untuk siap
menikah, dari penggolongan itu saja, kita sebagai pengelola perpustakaan
bisa melakukan analisis berkaitan dengan sikap dan perlakuan kita terhadap
para pemustaka
- berkaitan dengan tingkat pendidikan dari
pemustaka, ada yang berpendidikan hingga mencapai gelar guru besar
akademik, tetapi ada pula yang berpendidikan setingkat SMA.
- pemustaka kita apakah tergolong sebagai pemustaka
yang aktif, atau pemustaka yang pasif. Pemustaka aktif tentu dia akan
menemukan sesuatu yang menarik di perpustakaan. Dia aktif melakukan
peminjaman buku, aktif membaca, aktif mencari informasi dan senang
berkunjung di perpustakaan di sela waktu luangnya, situasi demikian
membuat pengelola perpustakaan perlu untuk meningkatkan layanan itu.
Kelompok yang demikian sering dikatakan sebagai pemustaka yang cinta pada
perpustakaan.sedangkan bagi pemustaka yang pasif, perlu kita analisis
lebih jauh, apa yang membuat pemustaka hanya datang ke perpustakaan hanya
untuk mencari sesuatu yang dibutuhkan. Bagaimana caranya agar perpustakaan
menjadi salah satu kebutuhan untuk dikunjungi. Dibutuhkan kreativitas
pengelola perpustakaan untuk menciptakan sesuatu yang menjadi daya tarik
buat pemustaka.
- ada pula pemustaka yang datang ke perpustakaan
dengan tujuan untuk mendapatkan ketenangan, dengan duduk dan diam di
perpustakaan. Aktivitas membacanya sedikit, tetapi dia menikmati suasana
di perpustakaan, dengan dukungan hawa yang sejuk di perpustakaan dan
suasana yang nyaman dan tenang.
- kelompok yang lain lagi barangkali adalah dari
golongan pegiat literasi. Kelompok ini aktif melakukan studi pustaka di
berbagai perpustakaan untuk mencari berbagai sumber informasi yang
kemudian dituangkan kembali dalam sebuah tulisan. Kelompok pegiat literasi
dewasa ini semakin tumbuh dan berkembang di Indonesia, mereka membentuk
satu wadah dalam topik yang khusus maupun juga terbuka untuk semua tema.
Kesimpulan
a. Kesimpulan
Kepuasaan
pengguna tergantung dari interaksi antara perpustakaan dan pemustakanya,
interaksi yang baik dibangun dari hubungan interpersonal antara pustakawan dan
pemustakanya. Hubungan personal yang baik diharapkan mampu memberikan citra
postif terhadap perpustakaan Dalam hal ini pustakawan di tuntut memahami
karakter pemustakanya. Selain hubungan yang baik pustakawan juga dituntut
mampu mempunyai kompeten
b.
Saran
Setelah kami tarik kesimpulan maka kami memberikan
saran:
o Pustakawan
haruslah memahami kebutuhan pemustakanya .
o Pustakawan yang ditempatkan dalm bagian yang
behubungan langsung dengan pemustaka haruslah memiliki kemampuan komunikasi
yang baik.
o Pustakawan
harus memahami / mempunyai kepribadian yang memahami psikologis pemakainya.
DAFTAR
PUSTAKA
Anita
Nusantari. 2012.Strategi Pengembangan Perpustakaan. Jakarta: Prestasi
Pustaka.
Sutarno
NS. 2006 Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta:CV sagung seto.
Andi
Prastono.2012 Menejemen Sekolah Propesional, Jogjakarta
Riyanto,
SE, MM. 2012 Menejemen Perpuatakaan Sekolah.
Ahmad Anwar.
Memahami Karakter Pemustaka. http://ahmad-cahperpus.blogspot.com/2012/04/v-behaviorurldefaultvmlo_30.html
Pramukti Narendra.
Survey dan penelitian perpustakaan untuk mengetahui kebutuhan pemustaka. http://pram-oke.blogspot.com/2010/06/survey-dan-penelitian-perpustakaan.html
0 komentar:
Posting Komentar