Layanan
Perpustakaan Berbasis Teknologi Informasi (TI)
Kata Pengantar
Perpustakaan pada dewasa ini telah berkembang sedemikian
pesatnya. Perkembangan perpustakaan dalam beberapa dasawarsa ini telah banyak
dipengaruhi oleh perkembangan TI. Perpustakaan sebagai salah satu “aktor” yang
berperan dalam pengumpulan, pengolahan dan pendistribusian informasi mau tidak
mau harus berhadapan dengan apa yang dinamakan TI ini. Tidak sedikit orang yang
beranggapan bahwa tanpa adanya sentuhan TI, perpustakaan dianggap sebagai
sebuah instutisi yang ketinggalan jaman, kuno dan tidak berkembang.
TI di perpustakaan sering menjadi
tolak ukur kemajuan dan modernisasi dari sebuah perpustakaan. Hal ini tentu
tidak bisa dipungkiri mengingat tuntutan masyarakat yang memang sudah “ngeh”
dengan segala macam bentuk TI. Gejala dan permasalahan serta fenomena inilah
yang membawa dampak kepada apa yang disebut dengan Layanan Perpustakaan
Berbasis TI. Tentunya ini dengan harapan bahwa apa yang menjadi pertanyaan
banyak orang mengenai sentuhan TI di perpustakaan sedikit terjawab melalui
layanan berbasis TI ini.
Namun demikian, kiranya perlu ditelusur lebih jauh
berbagai hal mengenai penerapan pelayanan perpustakaan yang berbasis TI ini.
Pembahasan
Kepentingan Institusi VS Kepentingan Pengguna
Pengembangan TI di sebuah perpustakaan sebenarnya
merupakan wujud dari berbagai kepentingan. Kepentingan ini yang mendorong
perpustakaan untuk melakukan modernisasi pelayanan dan menerapkan TI dalam
aktifitas kesehariannya. Tuntutan kepentingan-kepentingan yang sedemikian besar
ini seakan menjadikan “cambuk” bagi perpustakaan untuk berbenah dan selalu
berpikir untuk dapat memberikan yang terbaik melalui fasilitas TI ini.
Berdasarkan pengamatan, sebenarnya kepentingan ini
secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua yakni kepentingan institusi dan
kepentingan pengguna perpustakaan. Dalam kasus perpustakaan di lingkungan
perguruan tinggi, institusi yang dimaksud adalah perpustakaan itu sendiri dan
universitas sebagai lembaga yang menaungi perpustakaan. Sedangkan pengguna
perpustakaan yang dimaksud adalah sivitas akademika di lingkungan perguruan
tinggi yakni mahasiswa, dosen, peneliti dan karyawan. Perkembangan perpustakaan
banyak dipengaruhi oleh visi dan misi yang di lembaga induknya. Sehingga apapun
yang akan diterapkan dan dikembangkan oleh perpustakaan harus disesuaikan
dengan tujuan organisasi atau institusi itu sendiri. Hanya terkadang apa yang
menjadi kepentingan institusi sepertinya “belum berpihak” banyak kepada
kepentingan pengguna. Belum lagi masalah prioritas, perpustakaan masih
merupakan prioritas kesekian bagi lembaga induknya dalam hal pendanaan dan
pengembangan.
Perkembangan perpustakaan dilihat dari kepentingan
pengguna dirasakan belum menggembirakan. Masih banyak “tuntutan” pengguna yang
belum dapat dipenuhi oleh perpustakaan, termasuk tersedianya akses layanan
berbasis TI ini. Untuk itu perlu kiranya dipikirkan sebuah sinergitas yang
mengakomodasi kedua kepentingan tersebut sehingga terjadi keseimbangan dalam
pemenuhan kebutuhan tersebut.
Perpustakaan, Universitas dan Pengguna perlu berjalan bersama untuk
memikirkan sebuah perpustakaan yang sesuai dengan kebutuhan mereka dan dapat
memberikan pelayanan yang terbaik.
Implementasi TI dalam Pelayanan Perpustakaan
Teknologi dalam hal ini
TI bukan merupakan hal yang murah. Untuk itu apabila perpustakaan ingin
mengimplementasikan TI dalam layanan dan aktifitasnya perlu direncanakan secara
matang. Hal ini untuk mengantisipasi agar tidak ada kesia-siaan dalam
perencanaan dan pengembangan yang berakibat pula pada pemborosan waktu, tenaga,
pikiran dan keuangan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan
dipertimbangkan dalam rangka penerapan TI pada perpustakaan, yakni:
Dukungan Top Manajemen / Lembaga Induk
Kesinambungan / Kontinuitas
Perawatan dan Pemeliharaan
Sumber Daya Manusia
Infrastruktur Lainnya seperti Listrik,
Ruang/Gedung, Furniture, Interior Design, Jaringan Komputer, dsbnya.
Pengguna Perpustakaan seperti faktor kebutuhan,
kenyamanan, pendidikan pengguna, kondisi pengguna, dll
Hal-hal tersebut diatas
akan menentukan sejauh mana penerapan TI di perpustakaan khususnya di layanan
perpustakaan dapat berjalan dengan baik.
Penerapan TI dalam
bidang layanan perpustakaan ini dapat dilihat dari beberapa hal seperti:
- Layanan Sirkulasi
Penerapan TI dalam bidang
layanan sirkulasi dapat meliputi banyak hal diantaranya adalah layanan
peminjaman dan pengembalian, statistik pengguna, administrasi keanggotaan, dll.
Selain itu dapat juga dilakukan silang layan antar perpustakaan yang lebih
mudah dilakukan apabila teknologi informasi sudah menjadi bagian dari layanan
sirkulasi ini. Teknologi saat ini sudah memungkinkan adanya self-services
dalam layanan sirkulasi melalui fasilitas barcoding dan RFID (Radio
Frequency Identification). Penerapan teknologi komunikasipun sudah mulai
digunakan seperti penggunaan SMS, Faksimili dan Internet.
- Layanan Referensi & Hasil-hasil Penelitian
Penerapan TI dalam
layanan referensi dan hasil-hasil penelitian dapat dilihat dari tersedianya
akses untuk menelusuri sumber-sumber referensi elektronik / digital dan bahan
pustaka lainnya melalui kamus elektronik, direktori elektronik, peta
elektronik, hasil penelitian dalam bentuk digital, dan lain-lain.
- Layanan Journal / Majalah / Berkala
Pengguna layanan journal,
majalah, berkala akan sangat terbantu apabila perpustakaan mampu menyediakan
kemudahan dalam akses ke dalam journal-journal elektronik, baik itu yang
diakses dari database lokal, global maupun yang tersedia dalam format Compact
Disk dan Disket. Bahkan silang layan dan layanan penelusuran informasipun bisa
dimanfaatkan oleh pengguna dengan bantuan teknologi informasi seperti internet.
- Layanan Multimedia /
Audio-Visual
Layanan multimedia /
audio-visual yang dulu lebih dikenal sebagai layanan “non book material” adalah
layanan yang secara langsung bersentuhan dengan TI. Pada layanan ini pengguna
dapat memanfaatkan teknologi informasi dalam bentuk Kaset Video, Kaset Audio,
MicroFilm, MicroFische, Compact Disk, Laser Disk, DVD, Home Movie, Home
Theatre, dll. Layanan ini juga memungkinkan adanya media interaktif yang dapat
dimanfaatkan pengguna untuk melakukan pembelajaran, dsbnya. Hal lain yang perlu
diperhatikan dalam layanan perpustakaan adalah pengguna yang mempunyai
keterbatasan, seperti penglihatan yang kurang, buta, pendengaran yang kurang
dan ketidakmampuan lainnya. Layanan Multimedia / Audio-Visual memungkinkan
perpustakaan dapat memberikan pelayanan kepada para pengguna dengan kriteria
ini. Sebagai contoh dari bentuk penerapan teknologi untuk itu adalah Audible E-books,
Digital Audio Books, InfoEyes (Virtual Reference), Braille, dsbnya.
- Layanan Internet & Computer Station
Internet saat ini menjadi
“bintang” dalam TI. Orang sudah tidak asing lagi untuk menggunakan internet
dalam kehidupannya. Untuk itu mau tidak mau perpustakaanpun harus dapat
memberikan layanan melalui media ini. Melalui media web perpustakaan memberikan
informasi dan layanan kepada penggunanya. Selain itu perpustakaan juga dapat
menyediakan akses internet baik menggunakan computer station maupun WIFI
/ Access Point yang dapat digunakan pengguna sebagai bagian dari layanan
yang diberikan oleh perpustakaan. Pustakawan dan perpustakaan juga bisa
menggunakan fasiltas web-conferencing untuk memberikan layanan secara
online kepada pengguna perpustakaan. Web-Conferencing ini dapat juga
dimanfaatkan oleh bagian layanan informasi dan referensi. OPAC atau Online
Catalog merupakan bagian penting dalam sebuah perpustakaan, untuk itu
perpustakaan perlu menyediakan akses yang lebih luas baik itu melalui jaringan
lokal, intranet maupun internet.
- Keamanan
Teknologi informasi juga
dapat digunakan sebagai alat untuk memberikan kenyamanan dan keamanan dalam
perpustakaan. Melalui fasilitas semacam gate keeper, security gate, CCTV dan
lain sebagainya, perpustakaan dapat meningkatkan keamanan dalam perpustakaan
dari tangan-tangan jahil yang tidak asing sering terjadi dimanapun.
- Pengadaan
Bagian Pengadaan juga
sangat terbantu dengan adanya teknologi informasi ini. Selain dapat menggunakan
TI untuk melakukan penelusuran koleksi-koleksi perpustakaan yang dibutuhkan,
bagian ini juga dapat memanfaatkannya untuk menampung berbagai ide dan usulan
kebutuhan perpustakaan oleh pengguna. Kerjasama pengadaan juga lebih mudah
dilakukan dengan adanya TI ini.
Implementasi TI dalam layanan perpustakaan
dari waktu ke waktu akan terus berkembang baik itu untuk keperluan automasi
perpustakaan maupun penyediaan media / bahan pustaka berbasis TI ini.
Perpustakaan “Hybrid”
Sebetulnya ketika orang berbicara mengenai penerapan
TI dalam perpustakaan atau khususnya layanan perpustakaan orang akan berbicara
juga mengenai transformasi perpustakaan tradisional menuju perpustakaan
digital, perpustakaan elektronik, atau perpustakaan virtual. Namun berdasarkan
pengamatan penulis dari sekian banyak konsep yang berkembang tersebut
sebetulnya saat ini konsep yang berkembang cukup pas dan mungkin dalam beberapa
dasawarsa ke depan masih relevan adalah apa yang dinamakan dengan Perpustakaan Hybrid.
Pengertian perpustakaan Hybrid ini sendiri adalah seperti yang dikemukakan
oleh Angelina Hutton dalam the Hybrid Library.
“A hybrid library is a library where 'new' electronic
information resources and 'traditional' hardcopy resources co-exist and are
brought together in an integrated information service, accessed via electronic
gateways available both on-site, like a traditional library, and remotely via
the Internet or local computer networks.”
(http://hylife.unn.ac.uk/toolkit/The_hybrid_library.html diakses 19 Oktober
2005)
Atau seperti yang
disampaikan Stephen Pinfiel:
“A hybrid library is not just a traditional library
(only containing paper-based resources) or just a virtual library (only
containing electronic resources), but somewhere between the two. It is a
library which brings together a range of different information sources, printed
and electronic, local and remote, in a seamless way.”
(http://www.ariadne.ac.uk/issue18/main/ diakses tanggal 19 Oktober 2005)
Dari pengertian di atas dapat dilihat bahwa layanan
perpustakaan berbasis TI sangat dekat dengan konsep perpustakaan Hybrid ini.
Walaupun sebetulnya perpustakaan hybrid ini adalah merupakan bentuk peralihan
dari perpustakaan tradisional menuju perpustakaan digital / virtual. Jadi tidak
ada salahnya apabila kita berbicara mengenai layanan berbasis TI kita juga perlu
mempelajari masalah perpustakaan Hybrid ini.
Penutup
Dari kajian singkat di atas dapat dilihat bahwa layanan
perpustakaan berbasis TI dapat diterapkan di semua bagian perpustakaan. Itu
semua tergantung bagaimana dan apa kebutuhan pengguna dan juga perpustakaan.
Proses pengembangan perpustakaan berbasis TI ini harus memperhatikan
kepentingan pengguna dan juga kepentingan institusi / organisasi induk yang
menaunginya. Tak kalah pentingnya adalah faktor kemampuan finansial dari perpustakaan
/ lembaga induk untuk menerapkan TI dalam layanan perpustakaan ini. Karena TI
memang bukan barang “murah” dan perlu investasi yang cukup “mahal”.
Namun demikian, penggunaan TI dalam bidang layanan perpustakaan ini memang
sudah merupakan kebutuhan yang tidak bisa dihindarkan lagi, sehingga
perpustakaan perlu melakukan kajian prioritas kebutuhan TI untuk
perpustakaannya.
Daftar
pustaka
Bell, Lori and Tom
Peters. “Digital Library Services for All: Innovative Technology Open Doors to
Print-Impaired Patrons”. American Libraries, September 2005, pp. 46-49.
Bertot, John Carlo.
“World Libraries on the Information Superhighway: Internet-based Library
Services”. Library Trends, Vol. 52, No. 2, Fall 2003, pp. 209-227.
Florida: University of Illinois.
Buckland, Michael.
1999. “Library Services in Theory and Context”. 2nd Edition.
Berkeley: Berkeley University. Diakses melalui alamat situs http://sunsite.berkeley.edu/Literature/Library/Services/index.html pada hari Rabu, 09 November 2005.
Casado, Margaret.
“Delivering Library Services to Remote Students”. Computers in Libraries.
Apr 2001, Vol. 21, Issue 4, p32, 6p. Information Today Inc.
Enright. 1972. “New
Media and the Library in Education”. London: Clive Bingley.
Gaide, Susan.
“Integrated Library Services Boosts Online Recruitment and Retention”. Distance
Education Report, Volume 8, Number 8, April 15, 2004. pp. 1-2, 6.
Glenn, Hilary. 2004.
“Library Services for People with Special Needs in Northern Ireland”. Brief
Communication. Health Information and Libraries Journal, 21 (Suppl. 2) pp.
66-68. Health Libraries Group.
[1] Makalah disampaikan dalam Pelatihan Teknologi Informasi:
Peningkatan Pemahaman dan Ketrampilan SPBI (Sistem Pembelajaran Berbasis
Internet) bagi Staf Perpustakaan.
0 komentar:
Posting Komentar