Pengadaan
Koleksi Perpustakaan
Di
Susun Oleh:
Nama:
Hermonika (13422043)
Kelas:
13-Pus-B
Dosen
Pembimbing: Nirmala. Dra.
Jurusan
Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Budaya
Universitas
Islam Negeri Raden Fatah Palembang
Tahun
Ajaran 2015
PENDAHULUAN
Jenis koleksi perpustakaan sebagai sumber informasi baik dalam
bentuk cetakan, atau non cetak, bentuk micro maupun sumber elektronik. Serta
menjelaskan bagaiman proses pengadaan koleksi yang harus dilakukan oleh
peroustakaan meliputi pengadaan Non Buku, pengadaan terbitan berseri, dan
pengadaan dan pengembangan Koleksi Digital (elektronik).
Tergantung dengan sistem pengadaan itu sendiri kalau koleksinya
lebih maka siatem pengadaan itu sendiri bisa dibilang tercukupi.
PEMBAHASAN
PENGADAAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN
Jenis koleksi perpustakaan sebagai sumber informasi baik dalam
bentuk cetakan, atau non cetak, bentuk micro maupun sumber elektronik. Serta
menjelaskan bagaiman proses pengadaan koleksi yang harus dilakukan oleh
peroustakaan meliputi pengadaan Non Buku, pengadaan terbitan berseri, dan
pengadaan dan pengembangan Koleksi Digital (elektronik).
A.
Jenis
Koleksi Sebagi Sumber Informasi Perpustakaan
Perpustakaan
sebagai sumber informasi, perpustakaan mau tidak mau harus menyediakan berbagi
sumber informasi untuk memenuhi kebutuhan pemustakanya. Sumber-sumber informasi
yang merupakan koleksi perpustakaan terrekam dalam berbagai jenis media seperti
kertas, mikropis, mikrofilm, dam piring magnegtik. Sebagaimana tertera dalam UU
no 34 Tahun 2007 pasal 1 ayat 2 Tentang Perpustakaan bahwa koleksi adalah semua
informasi dalam bentuk karya tulis, karya cetak, dan/ atau karya rekam dalam
berbagai media yang mempunyai nilai pendidikan, yang dihimpun, diolah, dan
dilayangkan. Dalam menjalankan fungsinya, perpustakaan melakukan kegiatan
antara lai mengidentipikasi, memilih, mengadakan mengkatalog, mengelompokan dan
memproses sumber-sumber informasi sehingga tersedia dan dapat ditemu-balik dan
digunakan secara efisien. Pustakawan pu menjalankan tugasnya membantu dan
membimbing pemusta dalam proses temu-balik informasi melalui penelusuran yang
komleks.
Perpustakaan
khususnya perpustakaan perguruan tinggi biasanya memiliki berbagai kebutuhan
infomasi yang sifatnya dibutuhkan terutama adalah artikel jurnal, disamping
bahan-bahan lainya seperti monografi riset, proceedings, disertasi, dan informasi
tentang penelitian yang telah, sedang yang akan dilakukan.
Dilihat
dari segi arah mata rantai komunikasi ilmiah, jenis sumber informasi ilmiah
dapat dibedakan segai berikut:
1)
Pra-literatur
yaitu riset/survei yang sedang /akan berjalan:
· Kolage sesama ilmuan (invisible colleague)
· Rubrik apa siapa dalam menjalah profesi
· Daftar riset/survei yang sedang/ akan berjalan
2)
Literatur primer yaitu yang di terbitkan pertama kali dari penerbit
atau dari sumbernya secara lengkap dan
asli:
·
Artikel jurnal
·
Laparam penelitian/ survei dan monografi riset
·
Laporan eksipedisi ilmiah
·
Makalh konferensi
·
Spesifikasi paten
·
Disertasi
·
Literatus niaga (techikal bulletin, data sheeets, dll)
·
Preprint(progres report)
3)
Literatur skunder yaitu segala keterangan, tulisan yang dapat
digunakan untuk membuka informasi primer:
·
Majalah indeks
·
Majalah abstarak
·
Survei litratur
·
Analisis literatur
·
Risalat (treatise)
·
Ensiklopedi
·
Buku pegaangan (handbook)
·
Kamus
·
Crictikal tables
4)
Literatur tersier yaitu keterangan atau tulisan pada sumber
tertentu yang dapat digunakan untuk mengetahui atun menelusuri informasi
skunder:
·
Pedoman literatur
·
Bibliorafi dan bibliografi
5)
Lain-lain
·
Stsndar/ spesifikasi
·
Peraturan atau perundang-undangan
Sumber
informasi tersebut di atas biasanya dihimpunan
oleh berbagai unit informasi seperti: perpustakaan (dalam berbagai jenis), pusat dokumentasi dan informasi, pusat analisis informasi, dan
pusat referal. Seperti dikemikan pendapat di awal tulisan ini, sebaian telah
tersedia dalam bentuk elektronik atau digital, sehingga dapat diakses dengan
lebih mudah.
B.
Penggadaan
Buku
Fungsi utama dari sistem pengadaan terdiri atas pemilihan,
pengecekan bibliografi (bibliografi chekking), pemesanan dan penerimaan bahan
pustaka baru
a)
Pemilihan
Pemilihan
bahan pustaka baru yang akan dibeli atau di pesan biasanya dilakukan dengan
menggunakan sumber binformasi yang tersedia seperti katalog penerbit katalog
penjual buku. Jika inisiatif pemilihan berasal dari pemustaka, pilihan berasal
dari pemustaka, pilihan mereka ayng biasanya dicatat dalam kartu pilihan,
diverifikasi oleh pustakawan.
Dalam
kartu tersebut biasanya diidentifikasi/ dicatat informasi tentang bahan pustaka
yang dipilih yang terdiri dari pengrang, judul, penerbit, ISBN, dan harga data
tentang pemilih terdiri dari nam. Profesi atu instansi dan alamat pemilih.
Kartu-kartu tersebut kemudian diterusakan produser dikenbalikan kepada
pustakawan, yang kertu-kartu yang layak diproses pengembalianya. Kertu-kartu
tersebut kemudian diteruskan ke prosedur pemesanan, setelah pilihan setelah
plihan yang tidak layak dikeluarkan.
b)
Pengecekan
bibliografi
Pengecekan
bibliografi dilakukan oleh asisten pustakawan. Kartu-kartu diveripikasi dengan
cara mencocokan isi kartu dengan File Katalog, File Desidereta. Asisten
pustakawan membuat catatan (nota) yang dianggap perlu pada kartu, untuk
memberitahu pustakawan bahwa suatu bahan pustaka yang dipilih telah terdapat
dalam salah salah satu dari ketiga file tersebut. Setelah melakukan pengecekan,
asisten pustakawan kemudian mengembalikan kartu-kartu tersebut kepada
pustakawan.
c)
Pemesanan
Proses
pemesanan dimulai dengan menerima kartu-kartu pilihan prosedur pemilihan.
Seorang asisten pustakawan kemudian mensortir kartu-kartu tersebut dibagi ke
dalam dua kelompok sesuai dengan dan yang tersedia. Kelompok yamg pertama yang
mendapat prioritas untuk dipesan. Kelompok yang kedua difile dalam Desidereta.
d)
Permintaan
dan pengajuan tuntutan
Bahan-bahan
pustaka baru dan faktur biasanya diterima bersamaan. Seorang asisten pustakawan
melakukan verifikasi terhadap faktur dengan cara mencocokkanya dengan dafar
pesanan. Setelah itu, ia mencocokkan faktur dengan bahan bahan pustaka yang di
terima. Asisten pustakawan membut
catatan yang di anggap perlu untuk memberi tahu tentang bahan-bahan
pustaka yang baru di terima satu eksamplar faktur di kirimkan ke swksi
keuangan.
Pengajuan tuntunan akan di peroses dan
dikirimkan kepada pemasok (supplieres) bahan pustaka dalam kasus dimana
terdapat bahan-bahan pustaka yang diterima tidak sesuai dengan pesanan.Kegiatan
selanjutnya adalah memperoses bahan-bahan pustaka yang baru di terima.
Bahan-bahan tersebut distempel dengan setempel perpustakan, dan di daftarkan di
dalam suatu buku investaris dan diberikan nomor registrasi (accession number).
Bahan pustaka dengan kartu pilihan di dalamnya, diteruskan ke prosedur
pengatalongan. Prosedur serupa juga di
terapkan pada bahan-bahan yang diterima
melalui pertukaran atau berupa hadiah. Dalam hal ini, faktur di gantikan
oleh surat pengantar.
a.
Peroses Pemesanan
Perpustakaan yang akan
mengadakaan koleksi harus melakukan proses pemanasaan, ada beberapa cara yang
dapat di lakukan yakni sebagai berikut:
Cara pemesanan bahan
pustaka melalui pembelian yaitu;
Ø Setelah di adakan pemilihan petugas pengadaan mempersiapkan kartu
pesanan yang di buat dengan jumblah rangkap (di ketik dengan karbon), misalnya
di buat dalam rangkap tiga dimana dua rangkap di susun dalam daftar pesan dan
satu rangkap disisipkan dalam catalog.
Ø Buat daftar pesanan yang membuat judul-judul pesanan yang di ambil
dari kartu pemesanan, di susun menurut abjad pengarang. Jika dana terbatas
tentukan prioritasnya.
Ø Tentukan toko buku terlengkap yang ada di koto dimana perpustakaan
berada.
Ø Menyerahkan daftar judul yang telah di buat/ akan dibeli di
serahkan pada petugas toko untuk mendapatkan pelayanan jika datang langsung ke
tokobuku,atau dengan cara tidak langsung mengirim facsimile,melalui e-mail
Ø Toko buku memberikan informasi tentang buku-buku yang tersedia
berikut harganya
Ø Lakukan pembayaran dengan uang tunai atau chek sebesar jumblah buku
yang di beli dan mintakan bukti pembayaran beserta faktur pembelianya
Ø Beritahu pada pemesan, bahwa buku-buku yang dipesan telah datang.
Ø Tokoh buku mengirimkan buku-buku yang sudah dibeli atu pihak
pembeli yamg menganbil sendiri buku-buku tersebut.
Ø Untuk judul-judul buku yang tidak dapat dibeli dari toko tersebut,
perlu di carikan ke tokoh lain.
C.
Pengadaan
Bahan Non Buku
akibat adanya perkembangan
teknologi, maka bahan pustaka tersedia dalam beragai format, di antaranya bahan
pandang dengar, grapis, bahan katografi dan bahan elektronik yang grafis, bahan
elektronik yang terbacakan mesin. Dengan adanya berbagai macam bentuk format
ini maka seyogianyalah perpustakaan juga bisa menganekaragamkan koleksinya
untuk menunjang kebutuhan penunjang pemakainya. Untuk itu pustakawan hendaknya
memiliki pengetahuan tentang bahan-bahan tersebut, serat dapat mengolahnya
dengan baik.
Di negara yang sidah maju pengguna bahan nonbuku sudah menjadi
bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari hal ini disebabkan
karena bahan ini memberikan kemungkinan masyarakat untuk memproleh informasi
dengan cepat dan lengakap.
Di indonesia bahan buku
nonbuku belum dimanfaatkan secara maksimal, tetapi penggunaan bahan tersebut
sudah mulai dicoba pemanfaatanya sebagai sarana pendidikan, melelui televisi
maupun radio untuk program pendidikan bagi murid tinggkat lanjutan, ataupun
untuk tingkat pendidikan tinggi. Beberapa perpustakaan telah mulai menggunakan
perangkat lunak seperti CD-ROM baik untuk penelusuran informasi ataupun
pengelolaan menejemen perputakaan. Di samping itusudah dilalukan penelusuran secara
on line dengan pangkalan dat di luar negeri.
Selain bahan pusataka di atas penggunaan bentuk mikro sudah banyak
dilakukan, karena sangat berguna dalam hal pelestarian atu untuk tujuan lain,
misalnya menangani masalah ruangan, karena Dengan ruangan yang kecil dapat
menyimpan informasi yang banyak.
Dengan adanya berbagai bahn pustaka ini perlu dipikirkan
pemeliharaan bahan pustaka tersebut, karean bahan pustakatersebut sensitif dari
pada umumnya mahal harganya.
1.
Proses
Pengadaan Bahan Non-Buku
Bahan nonbuku merupakan bahan pustaka yang perlu penaganan khusus
dalam dalam pengelolaannya mulai dari pemilihan, penggadaan, pengolahan,
penyimpanan, maupun dalam pelayanannya.
Untuk melakukan pengadaan bahan nonbuku diperlukan seleksi terlebih
dahulu. Dalam melakukan seleksi, bahan pustaka tersebut perlu dievaluasi mana
yang baik isi maupun fisik bahan pustsks tersebut. Ada beberepa kruteria umum
yang perlu dipertimbangkan dalam melakukan seleksi bahan nonbuku yaitu:
kualitas isi, kualitas teknis, kualitas fisik, dan distributor/prosedur.
Untuk melekukan seleksi diperlukan alat bantu seleksi baik yang
berfungsi sebagi alat seleksi, di mana terdapat tinjauanya ataupun berfungsi
sebagai alat verifikasi dan identifikasi.
Ada bermacam-macam alat bantu seleksi yang yang khusus digunakan
untuk menyeleksi bahan tertentu misalnya kaset musik ataupun kaset nonmusik,
film yang biasanya berguna slide dan filmstrip, vidio dan bahan pustaka
lainnya.
Alat bantu yang dicontohkan pada umumnya berasal dari luar negri
yaitu inggrisdan amerika. Hal ini disebabkan di indonesia belum ada pengawasan
bibliografi untuk bahan nonbuku.
Setelah kita melakukan
seleksi berdasarkan kriteria yang telah di tentukan dengan alat bantu, maka
langkah selanjutnya adalah melakukan pengadaan. Sepeti halnya buku atau majalah
pengadaan dapat dilakukan dengan cara pertukaran pembelian dan hadiah.
Pembelian bahan nonbuku pada
umumnya melalui produsen ataupun distibutor, karna belum banyak terdapat jobber
atau penyalur seperti pada pembelian buku. Sistem pemesanan ada yang di lakukan
dengan approval plan, blanket ordet, ataupun standing order.
Untuk pengadaan filem impor harus ada izin terlebih dahulu dari
dapartemen luar negri serta lulus sensor dari badan sensor flem.
a). inventarisasi bahan
non-buku
dalam kegiatan belajar dua ini kita melihat peroses penerimaan dan
pencatatanya dalam buku induk mempunyai perbedaan.
Buku induk untuk buku ini anungsi sebagai daftar invetaris koleksi
perpustakaan, mengetahui jumblah koleksi pada tahun tertentu, membantu
mengetahui buku-buku yang hilang pencatatan buku selalu berdasarkan kronologis,
yaitu menurut tanggal penerimaan, dan setiap buku induk mempunyai satu nomor.
Pembagian kolom- kolom buku induk dusesuaikan dengan kebutuhan perpustakaan,
hal ini berkaitan denagn informasi apa saja yang dibutuhakan perpustakaan yang
dapat diperoleh dari buku induk.
Tatacara pencatatan bahan nonbuku dalam induk pada prinsipnya sama
dengan pencatatan buku, di sini hanya bebeda dakam pembentukan nomor induk.
Dalam hal ini, nomor induk menjadi nomor tempat penempatan bagi bahan nonbuku
Nomor indik dibentuk dari hurup yang diambil dari huruf pertama bahanya,
ditambah dengsn nomor urut. Sebagai contoh untuk bahan slide di beri kode S dan
seterusnya.
Jadi secra garis besar buku induk yang digunakan untuk mencatat
buku, majalah dan bahan nonbuku, mempunyai informasi mengenai tanggal
penerimaan, judul pengarang, penerbit bahsa nomor induk, jumlah eksmpalat, dan
jilid.
b.) stock opname
stock opname secara harfiah merupakan suatu kegiatan penghitungan
kemali koleksi bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan. Secra lebih rinci,
dari kegiatan ini dapat diketahui jumlah bahan pustaka menurut golongan
ilmunya, dapat diketahui buku-buku yang hilang, dapat di perolehnya susunan
buku yang rapi (tepat susunan penempatannya), juga diketahuinya kondisi fisik
yang buku, apakah ada yang rusak /tidak lengkap.
Kegiatan ini sifatnya menyeluruh, dalam arati selain meyangkut
fisik buku juga jajaran kartu katalognya. Dengan diperlukan waktu yang cukup
lama, agar tujuan di atas dapt dipenuhi. Sebelum melekukan kegiatan stock
opname, agar tidak menggangu pelayanan yang di sediakan oleh perpustakaan oleh
penggunanya.
Dalam kegiatan belajar ini telah kita pelajari pula metode-metode
yang diginakan untuk melakukan stock opname seperti daftar pengadaan (accession
list), daftar/register uji, shelf list dan lain-alin.
D.
Penggadaan
Terbitan Berseri
Terbitan berseri atau terbitan berkala adalah terbitan (publikasi)
yang memiliki waktu/kal terbitan tertentu, dengan jarak penerbitan yang tetep
dan terbiterus menerus tanpa batas waktu tertentu. Sebagai sebuah sumber
informasi ilmiah yang menggambarkan perkembangan ilmu pengetehuan dan
teknologi. Dalam sebuah terbitan berseri berisi tulisan dengan informasi
orisinil yang belum pernah diterbitkan dalam bentuk apapun atau publikasi lain.
Oleh karena itu, sudah selayaknya perpustakaan menberikan perhatianan yang lebih terhadap jenis koleksi
perpustakaan yang satu ini. Pengelolaan dan SDM pengelola yang tampil, kreatif,
berpengelaman dan memiliki wawsan yang luas, diharapkan akan mampu menampilkan
koleksi terbitan berseri ini dalam suatu layanan yang cukup bisa dihandalkan
dalam suatu perpustakaan.
Pengguna terbitan beseri/berkala memiliki ragam tingkat pendidikan
dan minat yang cukup banyak dan bervariasi. Dengan memperhatikan hal tersebut,
terbiata berseri/ berkala memeliki ragam/jenis yang cukup banyak. Menurut
harrod ada beberapa jenis terbitan berseri meliputi majalah (majalah populer
dan majalah ilmiah/jurnal), surat kabar, buku tahuanan, seri monografi yang
bernomor, proseding, transaction dan memoar. Perkemabang teknologi informasi
saat ini, berpengaruh dan berdamapak pada koleksi terbitan berseri dalam bentuk
elektronik. Misalnya jurnal elektronik, kliping elektronik, online newpaper dan
lain-lain, yang informasinya bisa diakses meleui internet dari manapun.
Koleksi terbitan berseri yang banyak memuat informasi tentang
penemuan serta proses baru sebuah penemuan, merupakan sumber informasi primer yang
banyak dicari oleh pengguna perpustakaan. Oleh karena itu banyak pengguna
perpustakaan yang berharap agar perpustakaan menyediakan layanan koleksi ini.
Beberapa hal yang perlu direncanakan dan dipersiapkan secara matang agar bisa
memberikan layanan terbitan berseri secara optimal adalah:
·
Anggran
Diperlukan
nada yang tidak sedikit untuk bisa memiliki jenis dan jumlah koleksi terbiatan
berseri secara optimal adalah:
·
Pengadaan
Terdapat
beberapa cara untuk mengadakan koleksi terbitan berseri di suatu perpustakaan
adalah:
-Melanggan/membeli
-Minta
sumbangan/hadiah
-Tukar
menukar publikasi (exhange publikcation)
1.
Penggadaan Majalah
Kegiatan ini, merupakan kelanjutan dari kegiatan yang lalu dalam
mata rantai penggadaan terbitan berseri. Pada bagian ini dibahas mengenai
pengadaan majalah melalui terbitan penggadaan majalah meleui pembelian,
penggadaan terbitan berseri melelui pembelian, pengaadaan terbitan berseri
melalui pertukaran, hadia, dan penerbitan sendiri.
a.
Pengadaan
majalah melalui pembelian berlangganan dapat dilakukan dengan berbagi cara,
seperti melanggan langsung pada penerbit di dalam dan luar negeri, melangga
melalui penyalur agen/penyalur setempat atau toko buku, dan sebagainya.
Berbagai macam masalah dihadapi pustakawan dalam mengurus langganan majalah.
b.
Pertukaran
dengan intansi lain merupakan salah satu sumber dalam penggadaan terbitan
berseri. Terbitan berkala merupakan sumber daya yang sangat potensial bahan
pertukaran. Terbitan berseri dapat diperoleh pula sebagai hadia intansi lain, baik atas permintaan maupaun
tidak atas permitaan. Perpustakaan sebagai pusat penyimpanan semua publikasi
yang diterbikan oleh lembaga induk, juga merupakan salah satu cara untuk
menabahkan khasana koleksi perpustakaan.
2.
Warta
Warta atau newslitter
banyak di terbitakan untuk menyebarluaskan kegiatan dari sebuah intansi, baik
kegitan ilmiah maupuri kegitan sehari-hari para pakar/karyawan dari intansi
itu. Berita yang dimuat bisa berupa topik-topik penelitian yang sedang dilakukan
oleh para pakar sebuah dri sebuah intansi, adanya seminar yang akan
dilaksanakan atau yang sudah dilaksanakan, kegiatan kunjungan ke intansi lain,
dan lain sebagainya. Warta ini biasanya dikirimkan secara geratis kepada
berbagai intansi lain.
3.
Buletin
Buletian (dalam inggis: bulletin) merupakan sebuah terbitan berkala
yang memuat baik berita-berita, maupun artikel dari hasil-hasil penelitan,
maupun artikel dari hasil-hasil penelitian. Contohnya, seperti berikut ini.
·
Bulleti
penelitian kesehatan
Memeuat hasil-hasil penelitian masalah kesehatan.
·
BIBES:bulletin
of indonesian economic studies
Memuat tulisan ilmiah tentang masalah ekonomi indonesia dan
ilmu-ilmu yang berkaitan.
4.
Jurnal
Jurnal (dalam bahas inggris: journal) memuat artikel-artikel dari
hasil penelitian. Biasanya artikel yang dimuat untuk bidang ilmu tertentu.
Untuk dimuat dalam jurnal, artikel-artikel tersebut akan dinilai dahulu oleh
sebuah tim redaksi yang terdiri dari orang-orang yang ahli dalam bidang
ilmunya. Contohnya,
·
Librari
journal, journal pustakawan indonesia
Dari judul sudah jelas terbiatan bekala ini berisikan tentang
artikel-artkel yang membahas masalah perpustakaan.
·
The
international journalof human resource management.
Memeuat makalah-makalah internatioanal mengenai menejemen sumber
daya manusia.
Berdasarkan penerbitnya, ada 4 jenis terbitan berseri sebagai
berikut.
1.
Terbitan
lemabaga ilmiah atau perkumpulan profesi
Terbitan berseri yang termasuk dalam katagori ini dapat dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu:
a.
Publikasi
yang diterbitkan sebagi media resmi dari lembaga atau perkumpulan profesi
tertentu. Publukasi ini juga menjadi media bertukar pikiran antar anggota atau
sebagai penghubung antar pengurus dengan anggota.
b.
Publikasi
yang memuat catatan risalah penemuan atau makalah-makalah yang didiskusikan ,
berserta hasil diskusinya, berserta hasil diskusinya dari suatu pertemuan yang
di adakan oleh sebuah atau beberapa instansi atau perkumpulan profensi.
2.
Terbitan
badan komersial
Terbitan berseri banyak
di keluarkan oleh penerbit komersial, kecuali untuk jenis newsletter atau warna
yang biasanya di bagikan secara garis. Terbitan yang berseri yang diterbitkan
secara komersial biasanya mempunyai mutu yang baik.
3.
Terbitan
perusahaan atau badan industri
Perusahaan atau badan
industri yang sudah mapan seringkali mengeluarkan terbitan berseri. Publikasi
ini dapat di bedakan menjadi dua jenis;
a.
Publikasi
yang diterbitkan untuk kalangan luar
b.
Publikasi
yang diterbitkan untuk kalangan sendiri
4.
Terbitan
berupa surat kabar
Penerbitan surat kabar
harus memerlukan penaganan khusus mengigat frekuensinya yang harian. Adakalanya
surat kabar cenderung berpihak kepada kelompok atau partai politik tertentu
oleh karena itu, sebagai pustakawan diharapkan bertindak secara objektif dan
memperhatikan golongan 3.5 pengadaan dan perkembangan koleksi
digital(elektronik)
Sebagaimana telah di
jelaskan dlam bab sebelumnya bahwa pengembangan koleksi merupakan rangkaian
kegiatan penentuan dan koordinasi kebijakan seleksi, menilai kebutuhan pemakai,
studi pemakai koleksi, evaluasi seleksi, identifikasi kebutuhan koleksi,
seleksi bahan pustaka, perencanana kerjasama sumbernya koleksi (termasuk di
dalamnya dan sebagainya) dan penyaringan koleksi perpustakaan, perencanaan
dana, analisis kebutuhan pengguna. Semua kegiatan tersebut tidak hanya
diperintukan bagi perkembangan koleksi
cetak dan noncetak akan tetapi juga termasuk perkembangan koleksi digital.
Pengertian koleksi digital (elektronik)
Menurut glossary yang dikeluarkan oleh african digital libarary,
yang dimaksud dengn koleksi digital
adalah:
“ this is an electronic
internet based collection of information that is normally found in bard copy,
but converted to computer compatible format.digital books seemed somewbat slow
to gain popularity, possible becose of the quality of many computer screens and
the realitively short ‘life’ of the internet....”
Singkatnya koleksi gital
sebenarnya dapat ipahami sebagai koleksi informasi dalam bentuk elektronik atau
digital yang mungkin terdapat juga dalam koleksi cwtak, yang dapat diakses
secara luas menggunakan media komputer dan sejenisnya. Koleksi digital disina
dapat bermacam-macam, dapat berupa buku elektroik, jual elektronil, database
online, statistic elektronik, dan lain sebagainya.
E.
Membangun
Koleksi Digital (Elekronik)
Membangun koleksi digital tidaklah mudah, perlu sebuah keahlian dan
perancangan yang matang.clevelnd(1998) menyampaikan adanya tiga buah metode
yang digunkan dalam sebuah peroses membangun koleksi digital, yaitu;
1.
Digitasi
digitasi merupakan
peroses ahli media dari cetak atau analog ke dalam media digital atau lektronik
melalui peroses scanning., digital photograph atau teknik lainya. Proses
digitasiini memerlikan banyak pertimbangan sebelum ddilakukan peroses digitasi.
Hal ini karena peroses digitasi biasanya memerlukan waku, tenaga, dan biaya
yang tidak sedikit, karna perpustakaan memerlukaiaan alat dan sarana bagi
peroses digitasi ini, satu hal yang cukup penting di perhatikan dalam peroses
digitasi adalah masalah penentuan koleksi ataau analisis koleksi, perpustakaan
perlu melakukan skala prioritas koleksi yang harus digitasi dan tidak, hal ini
dikarenakan tidak semua koleksi ‘ dapat’ dan perlu ali mediakan. Beberapa hal
yang dapat menjadi pertimbangan bagi perpustakaan untuk melakukan digitsi
koleksinya adalah;
a). Kekuatam koleksi
kekuatan koleksi sebuah perpustakaan menjadi pertimbangan bagi
pustakaan itu sendiri untuk melekukan eksepensi kedalam format digital.
b) keunukan koleksi
.apaila perpustakan hanya mempunyai satu salinan koleksi atau
koleksi langka, maka perlu dipikirkan umtuk melekukan digitasi terhadap koleksi
tersbut. Biasanya koleksi-koleksi yang bernilai sejarah, kuno, langka tidak
dapt ditemukan ditempt laim menjadi pertibangan bagi perpustakaan melakukan
digitasi.
c). Prioritas bagi komunitas pengguna
kebutuhan komunitas juga menjadi prioritas tersendiri bagi
perpustakaan untuk melakukan digitasi koleksinya. Misal adanya kebutuhan
kurikulum dari unuversitas yang mewajibkan adanya sumber-sumber informasi digital yang diakses
oleh melalui dari pengusaan.
d). Kemampuan staff
perpustakaan juga harus dapat mempertimbagkan bagaiman kemampuan
sikap staff dalam melakukan menejemen koleksi digital, melalui dari penggusaan
terhadap teknologi information bagaimanamelakukan pengelolaan dan perawatan
kleksi digital hasil digitasi.hal ini perlu sebgai jaminan kesinambugan
pengelolaan dan perancangaan koleksi digital diperpustakaan tersebut.
F.
Langkah
pembentukan koleksi perpustakaan-e
Pengembangan
koleksi ditentukan berdasrkan misi atau tujuan perpustakaan. Hal tersebut akan
menjadi panduan bagi aktivitas koleksi pemilikandn pemilihan sumber.
Perpustakaan erlu mengkaji ulang siapakah pemakai perpustakaan karena
pengembangan koleksi elektronik akan berpengaruh terhadap metode akses dan
penghantaran materi.
Langkah
pembentukan koleksi elektronik mencakup 4 langkah utama yaitu:
1.
Menentukan
tujuan perpustakaan-e
2.
Membuat
rencana pengemabangan koleksi,
3.
Mengumpulkan
evaluasi dan memilih sumber untuk koleksi perpustakaan-e, dan
4.
Rancangan
bangun, ciptakan dan pelihari situs Web koleksi perpustakaan-e berbasis web.
G.
Menentukan
tujuan perpustakaan-e
Perpustakaan
yang melakukan pengembangan koleksi perpstakaan-e maka perpstakaan tersebut
hebdaknya awal pepustakaan sudah menentukan tujuan. Ada beberapa hal yang harus
di pertimbangan ketika perpustakaan ingin menyusun tujuan perpustakaan, yakni
dipertimbangan tentang:
1.
Populasi
pemakai
2.
Sumber
3.
Jasa
4.
Akses
fisik
5.
Akses
intelektual-keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan
6.
Akses
teknis-kecepatan dan jenis koneksi internet
H.
Membuat
rencana pengembangan koleksi
Penciptaan sebuah koleksi elektronik memerlukan tenaga dan
personil. Karean itu perpustakaan harus mencari alasan yang kuat mengapa
menciptakan perpustakaan-e ialah menyediakan jasa yang mendalam mengenai
pemakai berdasarkan pengetahuan yang mendalm mengenai pemakai termasuk
kebutuhan informasi yang kini tersedia di sumber daya berbasis web.
Proses pengembagan perpustakaan elektronik didasarkan pad aktivitas
berorientensi penelitian dan aktivitas berkaitan lainya. Bagi indonesia
pustakawan yangingin mengembangkan perpustakaan-e dapat dilihat pengalman
perpustakaan lain namun manakala belum da perpustakaan elektronik mak
perpustakaan sendirilahyang harus merintis jalan kesana.
I.
Mngumpulkan,
evaluasi dan memilih sumber untuk koleksi perpustakaan-e
a.
Panduan
sebagai perpustakaan dapt menggunakan karya kovascs (2000) atu menggunakan
koleksi perpustakaan-e lainya sebagi inti perpustakaan-e yang akan diciptakan.
Hanya saja pustakawan hendaknya berhati-hati karena anotasi dan tambahan yang
dibubukan pada koleksi perpustakaan-e lain merupakan materi yang dilindungi hak
cipta.
b.
Penelusuran
dan kompilasi webliografi
Webliografi adalah bibliografi subjek di Web, disertai keterangan
tentang Library Literatur, Library and information Sciende Abstracks dan ERIC
(Educational Research Center). Untuk menelusur, pustakawan dapat menggunakan
kata kunci seperti Web tu elektronic, atau online, dikombinasikan dengan kata
kunci lainya sepeti guides atau direktories atu Webbibliographies atau
resources.
c.
Direktori
telusur rambang (browse)
Untuk memudahkan mencari sumber daya yang dianggap bermutu,
pustakawan dapat menggunakan alat bantu bermutu seperti Webliografi atu
dierktori Web. Mutu atau relavansi kompilasi tautan atau perpustakaan maya akan
segera muncul karena inklusi atau ketiadaan sumber tertentu. Pustakawan juga
yang menggunakan direktori atau pangkalan data yang memiliki nilai tambah
karena adanya anotasi, peringkat (rangkaian), pemeringkatan (ranting),
klasifikasi dan pengkatalogan deskiptif untuk membantu pemakai.
d.
Evaluasi
sistem Web
Kriteria yang digunakan untuk menilai dan memilih sumber daya
berbasis Web ialah;
·
Kecocokan
dengan pemakai
·
Isi
·
Ketetwaktuan
·
Penyajian
·
Kemudahan
pengguna
·
Kecocokan
untukformat berbasis Web/gital
e.
Koleksi
digital (elektronik)
Bahan-bahan koleksi yang ada dalam sutau digital library scra garis
besar terdiri dari dua macam yaitu digital material dan bahan yang
didigitalisasi (digitized material). Digital material adalah koleksi yang sudah
lama dalam bentuk format digital. Oleh karena itu tidak tidak diperlukan lagi
proses digitalisasi dari conetent tersebut.
f.
Cangkupan
Dan Jenis Sumber-Sumber Elektronik
Sumber-sumber elektronik (elektronik resoucrs) merajuk kepada
bahan-bahan informasi yang menurut akses komputer lainya dan yang memungkan
dapat diakses secara lokal atau dari jarak jauh (romote) lokasinya.
g.
Jenis
bahan elektronik
Istilah ini dapat diterjemakan sebagai “teks sepenuhnya” mengarah
pada koleksi yang mengandung seluruh teks. Sayangnya sampai saat ini belum ada
kesepakatan makna dari full text ini dari vendor sehingga tidak semuah yang
menyediakan full text dalam artian sepenuhnya pada sebuah jurnal, mulai dari
sampul hingga informasi-informasi lainya seperti catatan legalitas, informasi
tentang lowongan kerja, kegiatan seminar dan lainya yang sebenarnya merupakan
bagian dari peran jurnal dalam komunikasi ilmiah.
J.
Evaluasi
Web Dalam Pengembangan Koleksi
Web merupakan
bahan elektronik yang sifatnya lebih dinamis dibandingkan bahan lainya, hal ini
karenakan kemudahan untuk melakukan perubahan informasi di internet itu
sendiri. Oleh karena perubahan yang cepat itu serta setip orang bisa membangun
sebuah websaite dengan berbagai informasi yang disediakan mak hal ini akan
menjadi tantangan bagi pustakawan serta pekerja informasi lainya dalam
melekukan seleksi terhadap bah tersebut. Hal ini perlu dicermati untuk memehami
bagaimana melakuakan evaluasi yang baik terhadap informasi tersebut.
Ada beberapa hal yang dapat dijadikan keriteria dalam melakukan
evaluasi pada informasi di websaite antar lain:
ü Relavansi. topik koleksi harus sesuai dengan kebutuhan sivisitas
akademika untuk pengajaran, penelitian dan pengabdian
ü Kualitas. koleksi yang di karang oleh pengarang ternama dengan dan
atau diterbitkan oleh penerbit terkenal.
ü Komperhensip. Koleksi dengan
topik yang lebih luas dan mendalam
ü Harga. Disesuakan dengan perioritas koleksi yang dibutuhkan.
ü Kemutakhiran.kemutakhiran koleksi diperhatiakan terutama pada
kajian atau disiplin yang memiliki perkembangan yang cepat seperti teknologi
dan ilmu sosial
ü Kemudahan pengguna. Koleksi yang mudah digunakan baik sistematika
maupun bahasa.
ü Akredetasi diutamakan koleksi yang sudah memiliki akreditasi
terutama pada jurnal atau majalah.
ü Kenunikan. Keunikan koleksi menjadi pertimbangan untuk diadakan
sebagai peluasan topik.
kesimpulan
Jenis koleksi perpustakaan sebagai sumber informasi baik dalam
bentuk cetakan, atau non cetak, bentuk micro maupun sumber elektronik. Serta
menjelaskan bagaiman proses pengadaan koleksi yang harus dilakukan oleh
peroustakaan meliputi pengadaan Non Buku, pengadaan terbitan berseri, dan
pengadaan dan pengembangan Koleksi Digital (eleletronik).
Penggadaan
Buku, pengadaan bahan non-buku, dan pengadaan terbitan berseri.
Buku-buku
apa saja yang ada sistem pelayanan/ koleksi yang ada di perpustakaan.
DAFTAR
PUSTAKA
Anita
Nusantari. 2012.Strategi Pengembangan Perpustakaan. Jakarta: Prestasi
Pustaka.
Sutarno
NS. 2006 Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta:CV sagung seto.
Andi Prastono.2012 Menejemen Sekolah Propesional, Jogjakarta
Lasa H.s. 2005. Menejemen perpustakaan. Yokyakarta
informasi sangat bermanfaat
BalasHapus