MAKALAH
RUANG LINGKUP PERPUSTAKAAN SEKOLAH
DISUSUN OLEH
MUKARROMAH
KELAS : 13-PUS-B
DOSEN PEMBIMBING: NIRMALA, Dra.
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
RADEN FATAH PALEMBANG
KATA PENGANTAR
Perpustakaan merupakan tempat
menyimpan, memanfaatkan, melayankan, menyebarkan dan melestarikan khasanah
hasil pemikiran manusia yang terekam
dalam bentuk printed materials
dan non printed materials atau dalam
bentuk elektronik. Hasil pikiran manusia yang terekam dalam printed materials misalnya: buku,
periodikal, publikasi pemerintah, grey
literatures, fiksi, prosiding, personal
papers, hasil-hasil penelitian, printed
music, dll. Buku, walau diangggap media rekam pemikiran manusia yang sudah
konvensional, namun keberadaannya masih sangat diminati. Buku merupakan
salahsatu alat bantu manusia untuk belajar, sejak saat mulai belajar membaca,
memasuki bangku sekolah hingga dunia kerja dan kehidupan berkeluarga dan
bermasyaakat, bahkan sebagai media dalam membantu mencipta ilmu-ilmu kelanjutannya.
Sedangkan non printed materials,
misalnya: CD, kaset, films, film strips, slides, transparancies, microfilms,
flat fictures: photographs,
illustrations, posters, etc., video recordings, audio recordings, globes, maps
(raised relief), working models, art originals, charts, diorama, kits, realia,
models, dll. Baik printed materials maupun
non printed materials harus dikelola
dengan sebaiknya guna membantu memenuhi tujuan intansi induk/payung.
Perpustakaan masih relevan jika
diindentikan dengan buku, sedangkan buku dikaitkan dengan kegiatan belajar-mengajar.
Maka perpustakaan pun, termasuk perpustakaan sekola, selalu dikaitkan dengan kegiatan pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran terbagi atas kegiatan belajar di dalam lingkungan sekolah
dan di luar lingkungan sekolah.
Perpustakaan merupakan standar sarana minimal
pelayanan sekolah (Penjelasan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 35 Ayat (1).
Sebagai sarana pelayanan minimal sekolah, perpustakaan dapat diarahkan pada
kegiatan belajar di dalam maupun di luar lingkungan sekolah. Agar perpustakaan dapat didayagunakan secara maksimal sesuai dengan tujuan
dan fungsi perpustakaan sekolah, maka diperlukan manajemen perpustakaan sekolah
yang memadai.
BEBERAPA DEFINISI
PERPUSTAKAAN
Berikut defisini tentang perpustakaan:
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43
Tahun 2007 Tentang: Perpustakaan: Perpustakaan adalah institusi pengelola
koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional
dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian,
pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara Nomor 132/KEP/M/PAN/12/2002 sebuah unit kerja yang memiliki sumber
daya manusia, ruangan khusus dan koleksi bahan pustakan sekurang-kurangnya
terdiri dari 1.000 judul dari bebagai disiplin ilmu yang sesuai dengan jenis
perpustakaan yang bersangkutan dan dikelola menurut sistem tertentu.
Oxford Advanced Learner’s Dictionary Of
Current English, 1984: room or building for a collection of books kept
three for reading.
Departemen Pendidikan dan Kebuadayaan. Kamus
Umum Bahasa Indonesia (1988): perpustakaan diartikan sebagai kumpulan
buku-buku (bahan bacaan, dsb.).
Webster’s Ninth New Collegiate Dictionary,
(1990): a place in which literary, musical, artistic, or reference materials
(books, manuscripts, recordings, or films) are kept for use but not for sale.
Kamus Istilah Perpustakaan dan Dokumentasi,
(1992): tempat, gedung, atau ruangan yang disediakan untuk pemeliharaan dan
penggunaan koleksi buku dan sebagainya.
Sulistyo Basuki dalam Pengantar Ilmu
Perpustakaan, (1993: 3): Perpustakaan adalah sebuah ruangan, bagian sebuah
gedung, atau gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan
terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata dan susunan tertentu untuk
digunakan pembaca, bukan untuk dijual
Sutarno NS. Perpustakaan dan Masyarakat (2003:
7): Perpustakaan adalah suatu ruangan, bagian dari gedung/bangunan, atau gedung
itu sendiri, yang berisi buku-buku koleksi, yang disusun dan diatur sedemekian
rupa sehingga mudah dicari dan dipergunakan apabila sewaktu-waktu diperlukan
untuk pembaca.”
Muljani A. Nurhadi dalam Sejarah perpustakaan
dan perkembangannya di Indonesia (1983: 4): Perpustakaan adalah suatu unit
kerja yang berupa tempat mengumpulkan, menyimpan dan memelihara koleksi bahan
pustaka yang dikelola dan diatur secara sistematis dengan cara tertentu, untuk
digunakan secara kontinu oleh pemakainya sebagai sumber
informasi.
Soetminah.
Perpustakaan, Kepustakawanan dan Pustakawan (1992: 32): Perpustakaan
adalah lembaga yang menghimpun pustaka dan menyediakan sarana bagi orang untuk
memanfaatkan koleksi pustaka tersebut.
PENGERTIAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH
Menurut SNI (Standar Nasional
Indonesia) Perpustakaan Sekolah 7329:2009: “Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang
berada pada satuan pendidikan formal di lingkungan pendidikan dasar dan
menengah yang merupakan bagian integral dari kegiatan sekolah yang
bersangkutan, dan merupakan pusat sumber belajar untuk mendukung tercapainya
tujuan pendidikan sekolah yang bersangkutan.”
Jadi,
perpustakaan sekolah merupakan perpustakaan yang diselenggarakan oleh sebuah
sekolah dan dikelola sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan guna mendukung
terlaksananya dan tercapainya tujuan sekolah dan tujuan pendidikan pada
umumnya.
TUJUAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH
Secara
spesifik, tujuan perpustakaan sekolah tertuang dalam SNI Perpustakaan Sekolah
7329-2009, yaitu bertujuan ”menyediakan pusat sumber belajar sehingga dapat
membantu pengembangan dan peningkatan minat baca, literasi informasi, bakat
serta kemampuan peserta didik.”
FUNGSI PERPUSTAKAAN SEKOLAH
Sebagai pendukung proses pembelajaran, perpustakaan sekolah
memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Fungsi pendidikan, perpustakaan menyediakan bahan pustaka yang sesuai dengan
kurikulum dan diharapkan mampu membangkitkan minat baca para peserta didik,
mengembangkan daya ekspresi, mengembangkan kecakapan berbahasa, mengembangkan
daya pikir yang rasional dan kritis, serta mampu membimbing dan membina para peserta
didik dalam hal cara menggunakan dan memelihara bahan pustaka dengan baik;
2. Fungsi informasi, perpustakaan menyediakan bahan pustaka yang memuat
informasi berbagai cabang ilmu pengetahuan yang bermutu dan up to date
yang disusun secara teratur dan sistematis, sehingga dapat memudahkan para
petugas dan pemustaka dalam mencari informasi yang diperlukannya;
3. Fungsi penelitian, perpustakaan menyediakan bahan pustaka yang dapat
dijadikan sebagai sumber/obyek penelitian sederhana dalam berbagai bidang studi;
4. Fungsi pelestarian, perpustakaan
merawat bahan pustaka, baik secara
fisik maupun informasi yang terkandung di dalamnya melalui konservasi (perlindungan,
pengawetan) dan preservasi (pemeliharaan,
penjagaan, dan pengawetan). Pemeliharaan
bahan pustaka tidak ditujukan
pada bahan pustaka yang sudah
tua dan rusak saja, tetapi juga pada bahan pustaka yang baru.
5. Fungsi rekreasi, perpustakaan, di samping menyediakan bahan pustaka pengetahuan,
juga perlu menyediakan bahan pustaka yang bersifat rekreatif (hiburan) yang
bermutu dan mendidik, sehingga dapat digunakan para pemustaka untuk mengisi
waktu luang, baik oleh peserta didik maupun oleh para pendidik;
6. Fungsi
administrasi, perpustakaan harus
mengerjakan pencatatan, penyelesaian dan pemrosesan bahan-bahan pustaka serta
menyelenggarakan sirkulasi yang praktis, efektif, efisien dan akurat.
MANAJEMEN PERPUSTAKAAN SEKOLAH
Ada yang beranggapan bahwa,
mengelola perpustakaan perpustakaan sekolah sekedar kegiatan menata buku-buku/koleksi/bahan
pustaka di rak. Anggapan demikian sangatlah keliru, karena menata koleksi hanya
sebagian kecil dari pelaksanaan kegiatan manajemen perpustakaan sekolah. Kegiatan manajemen merupakan kegiatan yang
mencerminkan adanya sebuah sistem yang kait-mengkait. baik internal maupun
eksternal, yang terdiri dari beberapa aspek atau faktor penentu dan
pendukungnya.
Manajemen berasal dari kata bahasa Inggris
“management” dengan kata kerja to manage
yang secara umum berarti mengurusi, memimpin, mengelola. Kata “manajemen” mengandung makna memimpin dan kepemimpinan. Oleh
karenanya, manajemen perpustakaan sekolah mengandung makna “memimpin
perpustakaan sekolah dan “kepemimpinan perpustakaan sekolah”
Manajemen pada hakekatnya merupakan suatu kegiatan memimpin dan
kepemimpinan untuk mencapai tujuan organisasi melalui kegiatan/menggerakkan
orang-orang lain. Oleh karena itu, secara lebih terperinci dapat dinyatakan,
bahwa inti manajemen umum terdiri atas:
1. Planning, menentukan sasaran yang ingin
dicapai, tindakan yang harus dilakukan, bentuk organisasi dan personil.
Perencanaan tersebut menyangkut keputusan tentang apa yang akan dilakukan,
bagaimana melakukan, kapan melakukan dan siapa yang akan melakukannya;
2. Organizing, penetapan struktur peran
melalui penentuan aktifitas yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan,
pengelompokan aktifitas, penugasan pada kelompok, pendelegasian wewenang,
koordinasi dan informasi dalam organisasi;
3. Staffing, pengisian jabatan dalam
organisasi dengan cara mengidentifikasikan kebutuhan tenaga, merekrut, memilih,
menempatkan, promosi, menilai, memberi imbalan dan melatih karyawan;
4. Leading,
mampu menjadi panutan/contoh, berada di depan;
5. Directing/commending,
memimpin dan mengawasi orang-orang bawahan atau sub unit kerjanya;
6. Deligating, mampu memberikan seluruh
atau sebagian wewenang, tanggungjawab atau tugas kepada bawahan;
7. Promoting, mampu mepromosikan
perpustakaan secara terus menerus, berkesinambungan dan memperbaikinya;
8. Motivating, mampu memberikan motivasi
bawahan untuk bekerja secara cepat, tepat, akurat, dan meningkat sesuai dengan
aturan yang berlaku tanpa harus merasa terpaksa;
9. Controlling, upaya sistematis untuk
menetapkan standar capaian pada sasaran perencanaan, merancang sistem umpan
balik informasi, membandingkan capaian sesungguhnya dengan capaian standar,
menentukan dan mengukur penyimpangan dan memperbaikinya;
10. Punishing, keterampilan memberikan rewards bagi yang berprestasi and punishment bagi yang menyimpang dari
aturan.
Di lingkup yang lebih luas dari perpustakaan sekolah,
lingkup sekolah, manajemen lebih memusatkan perhatian kepada upaya menggerakkan
dan memberdayakan sumberdaya manusia (human resources empowering and
motivating), dan sumber daya yang lain, seperti administrasi yang memfokuskan
pada pelaksanaan aspek-aspek substantif, seperti: kurikulum, perlengkapan,
keuangan sekolah, kesiswaan dan aktivitas rutin lain.
Llingkup yang lebih kecil, perpustakaan sekolah,
Kepala Perpustakaan Sekolah berperan sebagai manager, harus memiliki kualifikasi
yang ditentukan dalam SNI Perpustakaan Sekolah 7329:2009: “Kualifikasi kepala perpustakaan adalah tenaga
perpustakaan sekolah atau tenaga kependidikan dengan pendidikan minimal diploma
dua di bidang ilmu perpustakaan dan informasi atau diploma dua bidang lain yang
sudah memperoleh sertifikat pendidikan di bidang ilmu perpustakan dan informasi
dari lembaga pendidikan yang terakreditasi”. Kompetensi tambahan yang perlu
dimiliki oleh Kepala Perpustakaan Sekolah sebagai berikut (Widiasa yang
dikutip dari Charles Hoy, dkk (dalam Syarifuddin, 2002):
1.
Visi, yaitu:
a.
kemampuan mengajukan tujuan dan sasaran sesuai
keinginan bagi sekolah,
b.
kemampuan untuk melaksanakan kebutuhan sementara dalam
situasi tertentu,
c.
kemampuan memprediksi kebutuhan sesuai tugas,
d.
menghasilkan keaslian, mengungkapkan imajinasi untuk
mengidentifikasi tugas, dan
e.
kemampuan mendemonstrasikan suatu kesadaran. tentang
dimensi nilai dan kesiapan terhadap tantang.
2.
Keterampilan
perencanaan, yaitu:
a.
kemampuan merencanakan pencapaian target,
b.
kemampuan menilai urutan alternatif strategis sebelum
pelaksanaan. suatu rencana,
c.
kemampuan menyadari jadwal. yang sesuai,
d.
kemampuan menentukan rioritas,
e.
kemampuan menganalisis elemen penting, dan
f.
kemampuan mengembangkan secara, detail dan urutan logis
rencana untuk mencapai sasaran.
3.
Berpikir kritis,
yaitu:
a.
kemampuan. berpikir analitis dan kritis,
b.
kernampuan menerapkan konsep dan prinsip, dan
c.
kernampuan membedakan berpilar rutin dan berpikir
analitis.
4.
Keterampilan
kepernimpinan, yaitu:
a.
kemampuan mengarahkan. tindakan dan semua orang menuju
sasaran. yang disepakati,
b.
menstruktur interaksi untuk meqjangkau tqjuan,
c.
mernimpin penyebaran secara efektif semua sumbernya,
d.
keinginan menedma tanggung jawab untuk tindakan secara.
bersama dan untuk mencapai tujuan, dan.
e.
kemampuan bertindak secara. meyakinkan dalam situasi
yang sesuai.
5.
Keteguhan hati,
yaitu:
a.
kesiapan. membuat suatu urutan strategi untuk mencapai solusi
masalah,
b.
kemampuan untuk mendemonstrasikan suatu. komitmen
terhadap tugas, dan
c.
kemampuan untuk mengenali kapan iklim yang diperlukan
memberikan respons yang fleksibel.
6.
Keterampilan
mempengaruhi, yaitu:
a.
kemampuan untuk memberikan pengaruh atas yang lain
dengan tindakan atau keteladanan,
b.
kemampuan untuk memperoleh keterlibatan yang lain dalam
proses manajemen,
c.
membujuk staf untuk menyeirubangkan kebutuhan
individual dan keperluan organisasi, dan
d.
membujuk personel untuk memperhatikan keluasan berbagai
pilihan.
7.
Keterampilan
hubungan interpersonal, yaitu:
a.
kernampuan membangun. Dan memelihara hubungan positif,
b.
kemampuan merasakan. kebutuhan, perhatian dan. keadaan.
pribadi dari orang lain,
c.
kernampuan mengenali dan menyelesaikan konflik,
d.
kernarnpuan menggunakan keterampilan dan mendengarkan
secara. efektif,
e.
kemarnpuan memberitahukan, menginterprestasi dan
merespon perilaku nonverbal,
f.
kemampuan menggunakan secara efektif urutan komunikasi
lisan dan tulisan, dan
g.
kemampuan memberikan umpan balik yang sesuai dalam
suasana yang sensitif (peka).
8.
Percaya diri,
yaitu:
a.
kemampuan untuk merasa yakin akan potensi pribadi dan penilaian,
b.
kemampuan mendernonstrasikan perilaku. tegas tanpa
menggerakkan permusuhan,
c.
kernampuan menyusun dan. menerima. umpan balik dari
kineija seseorang dan gaya manajemen,
d.
kemampuan menyampalkan tantangan kepada. yang lain agar
menata. sikap percaya din mereka, dan
e.
kemampuan menyampaikan urnpan balik untuk engembangkan
percaya diri.
9.
Pengembangan,
yaitu:
a.
kemampuan untuk secara. aktif menemukan cara mengembangkan.
pengetahuan pribadi,
b.
kemampuan mendemonstrasikan suatu pengertian mengenai
bentuk pembelajaran diri dan yang lain,
c.
kemampuan secara. aktif menatap peluang untuk menangani
pertumbuhan dalam diri dan yang lain,
d.
kemampuan untuk mernasuki pengembangan kebutuhan,
e.
kemampuan melakukan rancangan, melaksanakan, dan mengevaluasi
program pengembangan, dan
f.
kemampuan untuk mengimplementasikan iklim yang kondusif
dan positif untuk pertumbuhan dan pengembangan organisasi.
10. Empati, yaitu:
a.
kemampuan mengungkapkan kesadaran tentang kebutuhan
kelompok dan kebutuhan seorang anggota,
b.
kernampuan mendengarkan dan berkomunikasi dalam suasana
yang konstruktif, dan
c.
kernampuan menyatakan hal yang sensitif untuk
mempengaruhi keputusan bagi yang lain.
11. Toleransi terhadap stres, yaitu:
a.
kemampuan menyatakan perilaku yang sesuai dalam keadaan
stres,
b.
kemampuan mendemonstrasikan ketabahan/ulet dalam
situasi tekanan,
c.
kemampuan menyisakan secara efektif suatu tingkat
pekedaan,
d.
kemampuan memehhara keseimbangan antara beberapa
prioritas, dan
e.
kernampuan memperhitungkan tingkatan dari stres orang lain.
Menurut Wijoyo, mengelola
perpustakaan sekolah tidaklah semudah yang dibayangkan orang pada umumnya.
Dalam mengelola perpustakaan sekolah terdapat pernik-pernik permasalahan. Atau
tidak berlebihan sekiranya disebut dengan segudang kompleksitas, baik karena
faktor internal maupun faktor eksternal. Berikut ini rangkuman fokus manajemen
perpustakaan:
1.
Manajemen
Organisasi dan Administrasi
Organisasi dan administrasi memegang
peranan strategis dalam membawa perpustakaan ke depan. Dengan administrasi yang
baik akan nampak keteraturan, kekonsistenan, dan terdokumentasi serta
diharapkan ada tindaklanjut dan peningkatan kinerja. Sementara itu, hal-hal
utama dalam organisasi mencakup:
a. Re-organisasi.
Organisasi perpustakaan bukan organisasi yang statis, melainkan organisasi yang
berkembang sesuai dengan kebutuhan. Restrukturisasi organisasi perpustakaan
sangat diperlukan, manakala ada faktor internal dan eksternal perpustakaan yang
mempengaruhinya. Perubahan karena faktor internal ini, misalnya apabila terjadi
pengembangan layanan baru di perpustakaan. Perubahan organisasi karena faktor
eksternal, misalnya: adanya perkembangan teknologi di luar perpustakaan yang
memaksa perpustakaan untuk mengikutinya. Menurut SNI Perpustakaan Sekolah 7329:2009,
organisasi perpustakaan dalam struktur organisasi sekolah (makro) adalah
sebagai berikut:
Lebih
lanjut, struktur organisasi perpustakaan sekolah (mikro) sebagai berikut:
b.
Pengembangan peran unit kerja. Unit-unit kerja
di perpustakaan perlu didorong untuk mengembangkan peranannya. Bisa jadi di
perpustakaan perlu mengembangkan perannya sebagai unit usaha yang intinya untuk
menggali dana di luar anggaran yang ada.
c.
Memperluas kerjasama. Kebutuhan informasi oleh
pengguna belum sepenuhnya tercukupi oleh perpustakaan yang disebabkan oleh
sumberdaya manusia, keterbatasan infrastruktur yang ada, dan dana yang belum
memadai untuk berdaya-gunanya perpustakaan. Oleh karena itu, keterbatasan ini
menjadi salahsatu alasan perlunya kerjasama antar perpustakaan. Salahsatu
bentuk kerjasama perpustakaan adalah pemanfaatan koleksi secara bersama (resource sharing) yang didahului dengan
membentuk jaringan kerjasama perpustakaan (library
networking) antara dua perpustakaan atau lebih, baik dalam dan luar negeri.
Perpustakaan juga harus secara aktif bermitra dengan fakultas/program studi dari berbagai tingkat dan keahlian agar dapat memberikan dukungan layanan pendidikan.
d.
Sogan. Untuk menggugah, menyemangati, dan rasa
memiliki dan kepedulian pustakawan dan
pemustakanya, perlu dipertimbangkan untuk menetapkan slogan perpustakaan.
Berikut contoh slogan perpustakaan:
- Be the best with your library,
- Get more out of class in your library,
- Perpustakaan adalah jendela dunia,
2.
Manajemen
Staf
Staf merupakan salahsatu modal utama
perpustakaan. Sebagai modal utama, staf harus dikelola agar tetap produktif,
karena staf memegang kunci berhasil tidaknya sasaran mutu perpustakaan. Staf
dengan loyalitas dan dedikasi tinggi, memiliki pengalaman dan kompeten di
bidangnya merupakan aset utama dan salahsatu faktor penunjang keberhasilan
perpustakaan dalam mencapai visi dan menjalankan misinya. Oleh karenanya yang
perlu diperhatikan antara lain:
a.
Kejelasan deskripsi pekerjaan (job description), the right man in the right place, pemberdayaan
SDM, dan team work, hubungan kerja
inter dan antar unit di perpustakaan.
b. Pemberian
motivasi. Menurut Ahmad Sudrajat, motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan
(energi) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan entusiasmenya
dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu
itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi
ekstrinsik). Jadi motivasi merupakan suatu daya gerak (kekuatan) yang timbul
dari dalam diri seseorang untuk melaksanakan suatu pekerjaan atau mencapai
tujuan tertentu. Seseorang yang memiliki motivasi berarti ia telah memiliki
modal kekuatan untuk memperoleh kesuksesan dalam suatu pekerjaan.
c.
Pengembangan pengetahuan, kemampuan dan
keterampilan. Perlu juga penanaman pengertian kepada
seluruh staf/pustakawan bahwa, pengetahuan, keterampilan, kemampuan, harus selalu di-update guna memberikan
pelayanan yang sebaik mungkin. Perlu menanamkan filosifi kepada seluruf staf
tentang belajar sepanjang hayat adalah perlu dan harus, terlebih belajar
teknologi informasi, karena pengguna yang dilayani adalah generasi yang tumbuh dengan teknologi. Tidak hanya berhenti di sini saja,
pustakawan harus memerankan dirinya sebagai: agents of change, knowledge managers,
dan entrepreneurial thinkers.
d.
Peningkatan karier dan kesejahteraan. Tidak dipungkiri bahwa, staf akan dapat bekerja dan
berprestasi dengan sunguh-sungguh
apabila terpenuhi kesejahteraannya. Begitu juga dengan staf yang telah
berprestasi dengan baik perlu pengakuan dan reward.
Oleh karena itu, manajemen perpustakaan perlu memikirkan program kesejahteraan
staf, misalnya: peningkatan karier ke jenjang yang lebih tinggi, tunjangan,
fasilitas dan pelayanan gratis. Dengan program ini diharapkan dapat memberi
kepuasan kepada staf yang berdampak pada tumbuhnya semangat kerja secara
optimal sehingga terjadi peningkatan produktivitas kerja.
3.
Manajemen
Koleksi
Salahsatu dari sekian unsur perpustakaan adalah koleksi/bahan
pustaka. Koleksi/bahan pustaka menjadi
salahsatu unsur yang sangat penting dan sangat menentukan eksistensi perpustakaan di tengah
masyarakatnya. Koleksi/bahan pustaka akan mampu menarik perhatian masyarakat untuk memanfaatkannya
apabila koleksi/bahan pustaka tersebut berkualitas, sesuai kebutuhan
dan tersedianya sarana akses terhadap koleksi/bahan pustaka tersebut.
Koleksi/bahan pustaka merupakan inti
dan jiwa perpustakaan dalam mengemban tugasnya sebagai penyedia jasa informasi.
Namun perlu diingat bahwa, kekuatan koleksi cetak sekarang bukanlah sesuatu
yang boleh dikatakan wah, karena koleksi/bahan pustaka cetak akan mempersempit
gedung perpustakaan yang ada. Oleh karena itu, bisa jadi koleksi/bahan pustaka
cetak lambat-laun akan tergantikan atau disandingkan oleh koleksi digital.
Koleksi/bahan pustaka yang baik
tentunya koleksi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat pemakainya, penyediaan
koleksi/bahan pustaka akan menjadi baik apabila dilakukan dengan pengadaan yang
baik pula dengan melibatkan beberapa unsur yang terkait dan melaluii
pengorganisasian yang baik pula. Salahsatu pengorganisasian koleksi/bahan
pustaka adalah penyajian. Koleksi/bahan pustaka yang tersaji, setelah melalui
pengolahan, harus disediakan alat aksesnya untuk memberi kesempatan pengguna
mengakses koleksi/bahan pustaka tersebut.
Di samping,
perlu dilakukan pemeliharaan terhadap koleksi, baik secara fisik maupun informasii yang terkandung di dalamnya. Pemeliharaan koleksi, yang
salahsatu usahanya adalah konservasi, tidak saja ditujukan pada koleksi yang sudah tua dan rusak saja, tetapi juga pada koleksi yang baru. Berikut prinsip-prinsip
konservasi yang
dikutip oleh Purwono dalam Buku Materi Pokok:
Dasar-dasar Dokumentasi (2009) dari Code of Ethics and Guideline for conservation
Pratice (1986):
1) Preservation of deterioration: tindakan untuk melindungi benda budaya
termasuk bahan pustaka dengan mengendalikan kondisi lingkungan, melindungi dari
faktor perusak lainnya, termasuk salah penanganan.
2) Preservation: penanganan yang berhubungan langsung dengan
benda. Kerusakan oleh udara lembab, faktor kimiawi, serangga, mikroorganisme
harus dihentikan termasuk untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.
3) Consulidation: memperkuat benda yang sudah rapuh dengan jalan
memberi perekat atau bahan penguat.
4) Restoration: memperbaiki koleksi yang telah rusak dengan jalan
menambal, menyambung, memperbaiki jilidan yang rusak dan mengganti bagian yang
hilang bentuknya mendekati keadaan semula.
5) Reproduction: membuat ganda dari benda asli, termasuk membuat
mikrofilm, mikrofis, foto repro, fotokopi.
4.
Manajemen
Fasilitas
Pengelolaan fasilitas/peralatan perpustakaan meliputi:
perencanaan, pengadaan, perbaikan dan pemeliharaan fasilitas. Di dalam perencanaan
meliputi perencanaan jangka pendek dan jangka panjang untuk pengelolaan dan pemeliharaan fasilitas/peralatan yang dimiliki
oleh perpustakaan. Dimungkinkan perpustakaan PT membentuk devisi pengelolaan
fasilitas/peralatan yang bertanggungjawab kepada kepala/manajer perpustakaan.
Untuk
fasilitas/peralatan perpustakaan yang ada dan masih memiliki nilai layak pakai
perlu dilakukan perawatan secara periodik guna memastikan kenyamanan bila
dipakai.
Desain
ulang perabot dan gedung/ruang perlu dilakukan untuk memenuhi gaya belajar mahasiswa
masa kini. Perpustakaan harus memikirkan untuk memfasilitasi masyarakat
penggunanya dengan berbagai ruang untuk konsultasi, kolaborasi, dan instruksi guna mendorong kebutuhan belajar yang bervariasi. Tren desain gedung/ruang perpustakaan saat
ini memiliki nilai-nilai arsitistik, bisa jadi ruang seperti bar, rumah-makan
cepat saji, atau ruang-ruang pertemuan di hotel. Hal ini dimaksudkan agar perpustakaan
menjadi tempat yang nyaman untuk bekerja dan belajar, serta memberikan
kemudahan akses.
5.
Manajemen
Sistem Perpustakaan (TI)
Keberadaan teknologi informasi (TI)
perpustakaan adalah keharusan. Dengan TI akan dapat menjadi salahsatu tolok
ukur bahwa, perpustakaan itu berkembang dan mengikuti kemajuan jamannya.
Pengelolaan TI lebih fokus pada:
a. TI
yang terintergrasi. Teknologi informasi yang terintegrasi menjadi tumpuan dalam
pengelolaan perpustakaan sekaligus memberikan nilai prestise - tidak hanya perpustakaan,
tetapi bagi institusi induknya - dan memberikan kemudahan dan kecepatan
pemenuhan informasi. Integrasi otomasi perpustakaan, administrasi akademik dan Pangkalan Data Sekolah merupakan salahsatu
contoh dari penerapan teknologi yang
terintegrasi.
b. TI
yang terbarukan. Perangkat lunak dan keras perlu diperbarui dan divariasikan
sesuai dengan perkembangan TI dan tuntutan kebutuhan.
6.
Manajemen
Layanan
Mutu layanan perlu secara terus
menerus ditingkatkan. Prinsip pelayanan adalah mengutamakan masyarakat yang
dilayani. Dengan menerapkan prinsip tersebut akan mengubah sikap staf terhadap
masyarakat yang dilayaninya. Dengan perubahan sikap staf, tentunya akan
meningkatkan citra terhadap perpustakaan dan stafnya. Oleh karenanya,
perpustakaan harus:
a. Menetapkan
kebijakan, prosedur dan pelaksanaannya. Perpustakaan perlu memiliki peraturan
baku tentang layanan. Rekonstruksi peraturan perpustakaan perlu dilakukan dan
seyogyanya melibatkan seluruh pengelola perpustakaan.
b. Mengkaji
lingkungan. Pengkajian lingkungan, terutama terhadap pemustaka, untuk
memastikan apa yang diharapkan dan dibutuhkan dari perpustakaan. Dengan
demikian akan terjadi kesamaan persepsi antara pengelola perpustakaan dan
masyarakat penggunanya.
c. Memperluas layanan dengan
penyediakan makerspaces (penyediaan ruang, mesin dan perangkat lunak di mana pengunjung perpustakaan dapat membuat sesuatu) di perpustakaan,
jika perlu mengembangkan mobile reference
service.
d. Promosi
dan pemasaran. Promosi dan pemasaran perlu diprogramkan dan diimplementasikan
guna memperikan informasi pada yang sudah, sedang dan akan dilakukan serta apa
yang ada di perpustakaan.
7.
Manajemen
Anggaran
Perpustakaan manapun
tidak lepas dari anggaran dan masalahnya. Pengelola perpustakaan secara umum
akan berharap bahwa, perpustakaan memiliki anggaran dengan pengelolaan sendiri
dan fleksibel sehingga berdayaguna. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 43
Tahun 2007, tentang Perpustakaan, Bagian Ketiga, Pasal 23 (6) mengamanatkan bahwa, “Sekolah/madrasah mengalokasikan dana paling sedikit
5% dari anggaran belanja operasional sekolah/madrasah atau belanja barang di
luar belanja pegawai dan belanja modal untuk pengembangan perpustakaan.”
Standar
Nasional Indonesia 7329:2009 Perpustakaan Sekolah menyebutkan
pula bahwa, ”Sekolah menjamin tersedianya anggaran
perpustakaan setiap tahun sekurang-kurangnya 5% dari total anggaran sekolah di
luar belanja pegawai dan pemeliharaan serta perawatan gedung.”
Tidak mudah memang
meyakinkan pimpinan untuk mengalokasikan anggaran untuk perpustakaan agar
memenuhi SNI tersebut. Namun bukan hal yang mustakhil dengan kegigihan,
keuletan, kesabaran jumlah anggaran tersebut akan tercapai. Poin utama dalam
pengelolaan anggaran adalah:
a. Penggalian
anggaran. Perpustakaan tidak hanya bertumpu pada anggaran dari BOS (Bantuan
Operasional Sekolah) yang notabene dari APBN dan anggaran institusii yang
ditarik dari iuran mahasiswa baru saja, melainkan sumber lain perlu digali,
misalnya: kerjasama dengan instutisi lain yang sama-sama menguntungkan, mencari
sponsorship, mengembangan layanan
kreatif yang menghasilkan dana (pelatihan, konsultatif, usaha fotokopi,
menyewakan ruang, terjemahan, kantin, penarikan dari jasa tertentu, dll.)
b. Perencanaan,
penggunaan, pelaporan anggaran dan pengawasan. Menurut A. Ridwan Siregar, anggaran
yang dialokasikan untuk perpustakaan dapat mengikuti pola 50:25:25 persen untuk
koleksi:staf:peralatan/operasional. Pengelolaan anggaran harus melalui
perencanaan yang jelas, terstruktur, mudah dipahami dan dilaksanakan.
Penggunaan anggaran perlu kehati-hatian dan teliti, menghindari
pemborosan/penyimpangan dan pembelanjaan yang tidak semestinya, dengan
pengadministrasian melalui prosedur yang telah ditentukan. Pengawasan anggaran
harus dijalankan dengan baik. Sedangkan pelaporan harus dilakukan setepat waktu
mungkin disertai dengan bukti-bukti yang diperlukan.
Rincian penggunaan anggaran
perpustakaan sekolah pada umumnya dikelompokkan ke dalam, antara lain:
- operasional rutin perpustakaan,
misalnya kerumahtanggaan (bila tidak dibeayai oleh sekolah);
- pengadaan alat-alat dan
perabot perpustakaan (bila harus pengadaan sediri);
- pengadaan dan bahan-bahan pengolahan
bahan pustaka;
- pemeliharaan bahan
pustaka;
- penyebaran, pemasaran dan
promosi jasa perpustakaan;
- perjalan dinas (bila tidak
disediakan sekolah);
- perbaikan dan perawatan
gedung/ruang (bila tidak disediakan sekolah);
- perbaikan dan perawatan
alat (bila tidak disediakan sekolah);
- pendidikan dan pelatihan
staf perpustakaan (bila tidak dibeayai oleh sekolah).
8.
Manajemen
Kedaruratan
Keadaan darurat bukan dalam
pengertian perpustakaan dalam keadaan gawat. Kondisi darurat lebih bermakna
pada kondisi di mana perpustakaan harus melangkah walaupun ada
benturan-benturan terutama yang datang dari eksternal.
KENDALA
Bisa diprediksikan bahwa, pada umumnya, perpustakaan
sekolah di Indonesia masih mengalami berbagai kendala, sehingga belum bisa
berfungsi, berjalan dan berkembang sebagaimana mestinya. Kedala tersebut bisa
jadi berupa aspek strutural, dalam arti keberadaan perpustakaan sekolah kurang
memperoleh perhatian dari pihak manajemen sekolah dan aspek teknis, yang berarti keberadaan
perpustakaan sekolah belurn ditunjang aspek-aspek bersifat teknis yang sangat
dibutuhkan oleh perpustakaan sekolah, seperti: tenaga, dana, serta sarana dan
prasarana.
Berikut ini beberapa kendala yang mungkin dialami
sekolah dalam keberjalanan perpustakaan sekolah, antara lain:
a. minimnya
dana operasional;
b. terbatasnya
sumberdaya manusia;
c. kepedualian
pihak manajemen sekolah terhadap perpustaaan masih rendah;
d. terbatasnya
sarana dan prasarana;
e. keberadaan
perpustakaan yang masih dianggap sebagai sarana pelengkap untuk kegiatan
belajar siswa bukan sebagai jantungnya sekolah untuk menggerakkan proses
kegiatan belajar;
f. tingkat
pemanfaatan perpustakaan masih rendah, hanya pada jam-jam istirahat/kosong
kegiatan belajar kelas.
Daftar pustaka
Batiancila, Marcial Managing Public School Libraries in
a Changing Environment. diakses dari http://eprints.rclis.org/handle/10760/10588#.ULVYM3m6_2Y
pada 27
November 2012 pukul. 7.15.
Blake, Elle. How to Manage a School Library. diakses dari
http://www.ehow.com/how_7492437_manage-school-library.html diakses 28 November
2012, pada 27 November 2012 pukul. 7.13.
Departemen Pendidikan dan Kebuadayaan. Kamus Umum Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1988
Kamus Istilah Perpustakaan dan Dokumentasi, 1992
Kumar, Gutam S. and Li, Sirui. Library
Administration To Be Redefined diakses dari http://www.thecrimson.com/article/2010/12/2/library-harvard-university-lamberth/ pada tanggal 28 November 2012, jam 13.00.
Oxford Advanced Learner’s Dictionary Of Current English,
1984
Purwono. Buku Materi Pokok: Dasar-dasar Dokumentasi. Jakarta: Universitas Terbuka, 2009.
Saleh, Abdul
Rahman. Dasar-dasar Manajemen
Perpustakaan diakses dari http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/27223/Abdul Rahman
Saleh (17)_dasar-dasar_manajemen_perp.PDF?sequence=1 pada
Siregar, A. Ridwan. Manajemen
Perpustakaan Perguruan Tinggi.
diakses dari repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1792/1/08E00513.pdf pada tanggal 29 Npvemberi 2012, jam 12.00.
Soetminah. Perpustakaan,
Kepustakawanan dan Pustakawan. Yogyakarta: Kanisius, 1992
Sudrajat, Akhmad. Teori-Teori Motivasi, diskase dari http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/06/teori-teori-motivasi/ pada tanggal 29
November 2012, jam 12.30.
Sulistyo Basuki Pengantar ilmu perpustakaan,
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993.
Surachman, Arif. Manajemen Perpustakaan Sekolah diakses dari
http://arifs.staff.ugm.ac.id/mypaper/manpersek.pdf diakses pada 29 November
2012, pukul 07.15.
Sutarno NS. Perpustakaan dan Masyarakat.
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003.
Sutarno SN. Manajemen
Perpustakaan: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Sagung Seto, 2006.
Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003tentang Sistem Pendidikan Nasional
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 Tentang
Perpustakaan
Webster’s Ninth New Collegiate Dictionary, 1990
Widiasa, I Ketut. Manajemen Perpustakaan Sekolah. diakses dari
http://library.um.ac.id/images/gbjps/art02ktu.pdf pada 27 November 2012 pukul.
7.55.
Wijoyo,
H. Widodo. Mempertajam Manajemen Perpustakaan Perguruan Tinggi: Kilas Mimpi Dari
Perpustakaan UNS ke Perpustakaan ISI Surakarta. Makalah disampaiakan dalam
Lokakarya Sistem Manajemen Perpustakaan ISI Surakarta ke Depan, di Institut
Seni Indonesia Surakarta pada tanggal 25 September 2012.