Minggu, 23 Oktober 2016

PEPRUSTAKAAN SEBAGAI LEMBAGA LAYANAN JASA INFORMASI

PEPRUSTAKAAN SEBAGAI LEMBAGA LAYANAN JASA INFORMASI

                                                Description: C:\Users\acer\Pictures\LOGO UIN.jpg

                                      DI SUSUN OLEH :                       
Nama  : Mithra Septia.y
Kelas   : 13 pus B
Nim     : 13422066
Dosen pembimbing : Nirmala, Dra


UIN raden fatah palembang
Jurusan ilmu perpustakaan
Fakultas adab dan kebudayaan islam
Tahun ajaran 2015/2016


BAB. 1 PENDAHULUAN
A. Latar belakang
      Hampir semua studi tentang manusia dan kehidupannya, selalu berhubungan dengan komunikasi. Komunikasi memang selalu ada pada setiap kegiatan manusia. Banyak ahli yang membahas bidang sosial yang selalu menyentuh bidang komunikasi, baik ia ditempatkan sebagai pusat kajian maupun hanya sebagai salah satu aspek atau sudut pandang saja.
Sebuah contoh, profesi pustakawan juga selalu melibatkan prinsip-prinsip dan aturan komunikasi yang informatif, serta yang lebih mengena dalam melayani masyarakat pengguna dan pencari informasi. Kecerdasan emosional yang memadai bagi seorang pustakawan dalam menghadapi audiens atau pengguna perpustakaan pada umumnya, akan menggambarkan keberhasilannya dalam menjalani profesinya.














B. RUMUSAN MASALAH
1. pelayanan informasi di perpustakaan
2. layanan perpustakaan dengan sistem berbagai informasi
3. konsep ruang lingkup berbagai informasi
4. jasa layanan informasi perpustakaan


C. TUJUAN
Pembuatan makalah ini agar mengetahui tentang pelayanan informasi yang ada di perpustakaan, layanan apa saja yang berbsis sistem informasi, konsep ruang lingkup berbagai informasi dan, jasa layanan informasi perpustakaan.










BAB. 11 PEMBAHASAN
A.     PENGERTIAN DAN FUNGSI INFORMASI
Kondisi sekarang menuntut semakin dikembangkannya sistem pelayanan informasi yang sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat. Informasi tidak lagi dianggap sebagai barang bebas yang siapa saja bisa mengambil dan mengaksesnya. Namun ada informsi yang tergolong masih bebas dikses orang, dan ada juga yang karena alasan diperlukan biaya dan keahlian tertentu untuk mendapatkannya, informasi tidak lagi disebar tanpa persyaratan tertentu.
Peran informasi bukan barang baru diperpustakaan, informasi meningkat peranannya sejalan dengan tuntutan masyarakat akan kegunaan informasi itu. Anggota kelompok masyarakat bisa lebih banyak tahu akan informasi yang berkembang semakin kompleks, mereka bahkan lebih banyak tahu dari yang diperkirakan sebelumnya. Informasi yang lebih baik adalah yang terpasok dan diakses secara tepat sehingga yang mencakup segala peristiwa dan kecendrungan kondisi masyarakat perubahannya semakin cepat. Tujuan utama pemerolehan informasi adalah untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dan konsisten dari aspek-aspek kegiatannya dengan pengadaan biaya yang relatif lebih murah. Berkaitan dengan konsep sistem pelayanan informasi semua orang harus didorong untuk menerapkan sumber informasi.

B.      ARUS INFORMASI
Bagaimana bergeraknya informasi dari satu segi ke segi lainnya, dari tingkatan satu ke tingkatan lainnya, dari tempat yang satu ke tempat yang berikutnya, itulah yang mengambarkan arus informasi dalam hal ini.
1.      Arus Informasi Makro
model arus informasi yang terdapat dalam sistem pemerintahan merupakan gambaran yang jelas tentang arus informasi makro. Arus informasi makro terjadi saat perpindahan informasi yang mempunyai nilai umum bergeser menyebar secara meluas jebawah dimana penggunanya memberikan nilai. Pada tingkat pertama model piramida tersebut.
Badan atau lembagapemerintah setempat merupakan tempat proses penerapan undang-undang yang diciptakan pemerintah pusat. Dari sini maka informasi yang dikelolah di bagian lembaga pemerintah setempat pun merupakan program-program yang didasarkan pada kebijakan dan perundangan yang ditempatkan pemerintah pusat. Para penguna informasi yang tersebar baik di pusat maupun daerah, perlu mengetahui secara pasti tempat yang sesuai dengan yang dibutuhkannya. Informasi yang disampaikan oleh pemerintah dan badan-badan pusat mempunyai jumlah pengguna yang sangat banyak, karena itu pembiyaannya pun sangat besar. Namun, dilihat dari pihak pengguna, harga setiap informasi yang dikeluarkannya oleh pemerintah pusat jauh lebih rendah dibandingkan dengan harga informasi orang per orang pada pemerintah setempat.

2.      Arus Informasi Mikro
  Informasi hanya berpindah secara terbatas di lingkungan yang terbatas pula. Informasi berpindah dari kelompok-kelompok ilmiah dan budaya kepada arus utama informasi yng bersangkutan. Meskipun pada asalnya informasi hanya berputar secara terbatas di lingkungan sendiri dan para peminatnya, namun pada suatu saat mungkin akan lebih banyak gunanya untuk menunjang kehidupan masyarakat secara lebih luas. Undang-undang kenegaraan haruslah dilaksanakan oleh masyarakat, ia belumlah berarti dengan baik. Beranjak dari sini maka sekecil apa pun nilai suatu informasi, tetap tidak boleh dianggap remeh oleh pustakawan, batasan tentang public significane memang fleksibel dan tidak secara kaku menetapkan jumlah persentase penduduk secara tegas (Estabrook, 1997). Dengan demikian, nilai informasi haruslah dianggap universal bagi banyak orang.

C.      Informasi Untuk Pengambilan Keputusan
Jenis informasi yang memiliki nilai paling besar adalah jika digunakan untuk bahan pengambilan suatu keputusan. Penelitian mengenai peran informasi dalam satu pengambilan keputusan memungkinkan orang untuk memahami lebih lanjut tentang konsep informasi dan nilai-nilainya. Sebelum suatu keputusan diambil, terlebih dahulu perlun menguji berbagai alternatif. Informasi merupakan bahan mentah di mana pilihan dan alternatif itu timbul. Pada saat ini, sebagian besar suatu keputusan atau pembuatan keputusan terjadi tanpa memanfaatkan hasil penelitian, karena itu informasi yang disediakan oleh perpustakaan dan pusat-pusat informasi harus jelas disediakan oleh perpustakaan dan pusat-pusat informasi harus jelas dan dikelompokkan, agar berbagain alternatif yang timbul dapat dilihat dengan jelas. Meskipun menyaring informasi masih tergolong sulit dan memerlukan keahlian khusus dan tentunya masih relatif mahal biayanya, namun hal ini perlu dilakukan guna lebih mengefektifkan pertemuan kebutuhan pengguna dengan informasi yang bersebaran tempatnya (bagian tentang teori kebutuhan akan informasi di bagian lalu ). Sistem pengepakan dan penyaringan nformasi di dunia perpustakaan dan pusat-pusat pelayanan informasi memang secara kuantitatif  masih tergolong mahal biayanya, namun jika dihitung secara kualitatif, hal ini tidaklah benar semuanya. Hal yang penting adalah bahwa informasi yang digunakan untuk bahan pengambilan keputusan hendaknya diantipasinkemanfatannya bagi masyarakat penggunanya, dan juga harus dalam bentuk yang sudah diolah dan disaring. Sementara itu, sifat pelayanan untuk informasi seoerti ini bersifat selektif, personal, dan individual.

D.     Pelayanan Informasi di Perpustakaan
Eastrabook (1977) mengambarkan model pelayanan informasi ini dengan mengibaratkan bahwa pustakawan diibaratkan sebagai operator telepon setiap saat bertugas menghubungkan antara sumber-sumber informasi dengan pengambilannya. Sedangkan masyarakat pengguna diibaratkan sebgai pemanggil yang mencoba memperoleh kemungkinan terbaik yang dihubungkan dengan lingkungan item internasional secara khusus. Papan tombol (switchboard) pustakawan adalah tombol-tombol, garis-garis. Dan stop kontak, yang mewakili pilahan-pilihan yang harus dibuat dalam rangka menyediakan informasi yang bernilai. Tingkat nilai, dan public segnificane dari informasi merupakan tiga konsep yang perlu dipahami oleh pustakawan sebagai operator papan tombol (operator teelepon) tersebut supaya sistem pelayanan bisa berfungsi dengan efektf. Dan papan tombol ini bisa dipahami apabila unsur-unsur informasi yang tiga tersebut dipahami. Kesadran pustakawan akan tugas-tugasnya yang seperti itu akan sangat “mengasyikan” bila dikaitkan dengan perkembangan informasi yang semakin kompleks.
            Namun jangan lupa, itu hanya ibarat yang fungsinya hanya untuk bahan penyelasan. Tugas pustakawan tidak sama dengan tugas operator telepon. Operator telepon kegtannya pasif, sedamgkan pustakawan tidak hanya pasif, kaarena bekerjanya atas dasar permintaan, namun juga aktif, yakni mencari dan berusaha menemukan informasi yang bermanfaat, kemudian dilayangkan (dalam kondisi tertentu di zaman sekarang, mungkin juga dijual ) kepada anggota masyarakat yang membutuhkannya. Khusus untuk perpustakaan umun atau perpustakaan yang bertugas untuk melayani masyarakat umum, msalah manajemen informasi ndengan menganut pola sistem pelayanan seperti ini, perlu disadari kepentingannya. Perpustakaan umum disamping melayani pengguna akan informasi yang bersekala makro maupun mikro , jua perlu melakukan sistem pelayanan dengan sistem ke rumah-rumah dan tempat-tempat pengguna bekerja.

E.      Perpustakaan Dalam Globalisasi Informasi
Perpustakaan merupkan conoh lembaga yang paling baik untuk mengambarkan masalah keterbukaan informasi, terutama peprustkaan umum. Peprustakaan sejak dahulu telah melepaskan diri dari apek-aspek komersial. Tujuan didirikannya perpustakaan umum antara lain untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi yang oleh pihak swasta tidak dapat dipenuhi. Sifat dari perpustakaan umum adalah memberikan akses informasi secara bebas kepada segenp anggota masyarakat di semua tingkatan. Perpustakaan umum di zaman sekarang telah di lengkapi dengan bahan-bahan koleksi audiovisual, koleksi khusus , pelayanan informasi dan referensi, serta pelayanan penelusuran informasi melalui indeks dan abstrak, bahkn sebgian sudah ada yang merintis siatem online dalam pelayanannya. Informasi di zaman sekarang memang sudah mejadi komoditas yang sangat unggul dalam percaturan ekonomi dan bisnis. Mereka yang memiliki dan menguasai informasi tampak lebih unggul dalam penguasaan ekonominya dibandingkan dengan mereka yang tidak menguasainya. Bandiingkan saja perusahaan-perusahaan besar yang bertaraf nasional dan internasional adalah perusahaan-perusahaan yang secara strategis menguasai informasi.
1.      Konsep Keterbukaaan Pasar Infromasi
Harga sebuah informasi sudah menggunakan hitungan juta, bukan ribuan lagi. Beberapa data statistik menunjukan bagaimana badan pemerintah, swasta, perorangan, organisai, perdagangan, dan bisnis , membelanjakan uangnya untuk keperluan informasi. Sekarang, semua sektor baik pemrintah maupun swasta sangat bergantung pada informasi yang sesuai dengan kebutuhan dasar lembaga nya. Informsi menjadi komponen yang sangat menentukan kelangsungan hidup lembaga yang bersangkutan. Pertanyaan berikutnya adalah, apakah dengan kemunculan informasi sebagai komponen yang sangat menentukan itu bermakna juga bagi masyarakat pada umumnya? Apa artinya bagi perpustakaan? Jawabnya tentu cukup kompleks. Seperti sudah dikemukakan bahwa masyarakat dalam tingkatan apapun sangat memerlukan informasi sebagai penunjang kehidupannya, maka di zaman sekarang sektor informasi menjadi lebih tampak jelas peranannya dalam pola kehidupan masyarakat. Distribusi, penyimpana, pengolahan, dan perdagangan informasi di masyarakat sekarang tampak jelas sekali perkembangannya, dan itu sangat menentukan kondisi sosial ekonomi masyarakat secara keseluruhan. Pergeseran informasi saat ini tidak lagi sesederhana seperti ketika informasi masih di bawa oleh para juru penerang secara lisan di desa-desa, didongengkan oleh para orang tua kepada anak-anaknya di rumah, serta disalurkan dari mulut ke mulut disekitar perdesaan. Manusia semakin membutuhkan informasi sebagai komponen yang mendukung kehidupannya.

2.      Persaingan Perpustakaan
Pada awalnya perpustakaan merupakan pusat penyediaan informasi yang multifungsi sehingga ia dikenal dengan fungsinya yang sanggup melayani beragam informasi yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat secara luas. Lembaga-lembaga yang bergerak dalam bidang jasa informasi sekaranh semakin banyak bermunculan. Sebut saja misalnya PDBI (pusat data bisnis indonesia), pusat informasi hukum, pusat penelitian dan pengembangan informasi teknologi tepat guna, lembaga bantuan hukum, dan badan-badan jenis lainya adalah lembaga-lembaga yang bergerak dalam bidang jasa informasi. Dengan mengelolah dan menemukan sejumlah informasi, mereka mendapatkan imbalan materi yang cukup besar jumlahnya. Pada umumnya, lembaga-lembaga seperti itu bertujuan komersial. Peran-peran perpustakaan secara tradisional adalah seperti yang selama ini kita kenal. Perpustakaan hanya berupa tempat diseiakannya sejumlah buku dan sumber-sumber informasi lain untuk dimanfaatkan oleh masyarakat luas secara gratis. Pesaing berikutnya atau lebih tepatnya adalah hambatan lain yang terjadi diperpustakaan adalah semakin tidak tercukupinya kebutuhan-kebutuhan informasi ilmiah, teknis, dan bisnis, yang di zaman sekarang justru semakin banyak di minati oleh masyarakat.
3.      Majalah Bidang Minat Khusus
                 Majalah bidang minat khusus merupakan bagia terbatas dari suatu bidang minat tertentu. Memang dibedakan antara pengertian bidang yang diminati secara umum dan penertbitan yang diminati secara khusus, meskipun seikit sulit untuk menyabarkannya. Secara umum, majalah-majalah dengan minat khusus dapat dilihat dari segi pengguna atau peminatnya. Sedangkan peminat ini masih bisa dari segi usia, jenis kelamin, jabatan gaya hidup, atau juga dengan suku bangsa, wilayah, dan juga hobi. Di samping itu pembagian bidang minat khusus ini masih bisa dibagi kedalam bidang-bidang yang lebih khusus lagi.
4.      Sistem Penelusuran Online (Online Retrieval System)
Penelusuran yang ada di zaman sekarang lebih merupakan aspek bisnis daripada untuk kegiatan pelayanan sosial. Informasi yang ditawarkan dari pusat-pusat data di berbagai tempat di luar negri dan di dalam negri, bisa diterima langsung melalui lembaga-lembaga pelayanan yang terekat dengan pengguna informasi. Sistem online ini merupakan akses cepat terhadap berbagai kutipan dan abstrak dari data base khusus, bahkan dan ada juga sistem penelusuran ini yang bisa mengakses informasi full text atau lengkap, seperti artikel majalah dan buku teks. Sebagia besar pelayanan dengan sistem online ini memberikan pendekatan penelusuran informasi dalam bentuk kutipan dan informasi bibliografis lainnya pada bidang-bidang yang khusus pula, seprti khusus untuk bidang engineering, psikologi, kedokteran, dan hukum. Perpustakaan sebagai pusat jasa layanan informasi tidak bisa lagi hanya sekedar menunggu orang yang datang untuk menelusuri informasi melalui internet yang disediakannya.

F.       Layanan Perpustakaan Dengan Sistem Berbagi Informasi
Abad ini merupakan abad informasi. Orang hidup dalam abad di mana informasi menjadi bagian yang sangat penting dalam hampir setiap aspek kehidupan manusia. Informasi menjadi bagian yang sangat penting dalam hampir setiap aspek kehidupan manusia. Informasi menjadi media komunikasi ide, menjadi sumber penelitian, dan pengembangan bidang-bidang yang menawarkan banyak kemudahan bagi umat manusia.
Kecendrungan konsep pelayanan perpustakaan seperti ini memerlukan kondisi-kondisi sebagai berikut :
1.      Perpustakaan harus mempunyai persediaan informasi dan sumber-sumber informasi yang multitujuan , memadai, dan bervariasi, baik dalam isi, format, maupun ukurannya.
2.      Perpustakaan harus mengorganisasikan dan menawarkan pelayananya dengan konsep layanan terhantar (tidak hanya menunggu pengguna datang ke perpustakaan )
3.      Seperti halnya pedagang perpustakaan harusb mengembangkan sayap dengan cara memperbanyak jumlah pengguna sebagai komoditas.
Perpustakaan sekarang tidak boleh mengelak akan kewajibannya menyediakan informasi dan sumber-sumber informasi dengan alasan tidak ada atau perpustakaan tidak memilikinya. Di samping itu, perpustakaan juga tidak dibenarkan menyediakan informasi dan sumber-sumber informasi yang tidak dibutuhkan pengguna.
G.     Tujuan Dan Sasaran
1.      Menambah Sumber Informasi Yang Tersedia
Jika dua peprustakaan satu atau lebih mengadkaan kerja sama dalam pola saling berbagi informasi dan sumber informasi maka para anggota peprustakaan yang tergabung dalam kerja sama ini bisa memanfaatkan ssegala informasi dan sumber informasi bisa berpindah dari perpustakaan yang satu keperpustakaan lainnya.
2.      Memperluas aksebilitas sumber-sumber informasi
Di beberapa negara maju, sekarang telah diterapkan berbagai metode mekanis, baik yang offline maupun online dengan maksut agar informasi dan sumber informasi yang ada dipeprustakaan ataupun di pusat-pusat informasi bisa di dapat melalui peprustakaan lain.
3.      Mengurangi biaya
Adanya kecendrungan kenikan harga buku dan sumber informasi mengakibatkan pelayanan perpustakaan dan informasi menjadi lebih mahal. Semua program peerpustakaan menjadi terhambat oleh adanya yang cendrung lebih naik, biaya pengadaan menjadi lebih mahal sehingga biaya perawatan, biaya pengolahan, dan biaya-biaya lainya yang mendukung kelancaran kerja pelayanan perpustakaan terkena dampaknya.
4.      Meningkatkan penyerapan sumber-sumber informasi
Bahan –bahan bacaan yang ada di perpustakaan adalah suatu akumulasi pengetahuan manusia, suatu kumpulan memori umat manusia, karena itu ia miliki semua orang. Jika ia dibatasi oleh empat dinding peprustakaan maka ia tidak bisa di manfaatkan oleh semua orang yang membutuhkan nya.

H.     Jenis-jenis kerja sama dalam berbagai informasi dan sumber informasi
Ada berbagai programn perpustakaan,  kerja sama pada pusat-pusat informasi dan perpustakaan, meskipun bentuknya berbeda satu sama lainnya. Walaupun demikian, mereka mengacu pada konsep dasar saling berbagi informasi dan sumber informasi di perpustakaan. Dari pengertian itu maka konsep saling berbagi sumber informasi bisa dikelompokan kedalam beberapa kategori sebagai berikut :
1.      Progrm Terpusat.
Segala kebijakan kuangan dan manajemen berada pada kendali pusat jaringannya. Pusat juga memberikan kendali dan arahan atau bimbingan kepada anggota-anggotanya berkaitan dengan kelancaran organisasi, termasuk dalam pelayanan.
Contoh lembaga yang menganut sistem terpusat ini antara lain the chemical Abstract Service of the American Chemical Society.


2.      Program Nonpemerintah
Jenis kerja sama ini banyak didukung oleh lembaga-lembaga nonpemerintah , seperti organisasi profesi serta asosiasi lain yang telah mengidentifikasikan suatu bidang minat tertentu. Program ini didasarkan pada perjanjian timbal balik di antara badan-badan atau lembaga yang saling mengadakan kerja sama. Dalam program kerja sama seperti ini, semua pesertanya mempunyai tanggung jawab yang sama terhadap masing-masing bagian yang menjadi tugasnya.
3.      Program antarpemerintah
Merupakan suatu bentuk kerja sama dimana beberapa orang dari beberapa membentuk badan-badan yang membahas pelayanan informasi di dalam suatu bidang kegiatan yang dapat menciptakan suatu kebijaksanaan, struktur, manajemen, dan hal lainnya, serta digambarkan dalam suatu badan manajemen antarpemerintah. Kegiatan-kegitan mengenai input dan outputnya ditangani dan dikordinasikan oleh suatu badan perwakilan pusat dari semua negara peserta. Contohnya adalah international nuclear information system di bawah bantuan dari international Atomatic Energy Agency.
4.      Kooperasi dan kolaborasi
Kooperasi memudahkan pertukaran informasi daan sumber informasi secara timbal balik serta dapat mengurangi pengulangan kegiatan di perpustakaan. Contohnya, perpustakaan yang satunya menggunakan DDC, sedangkan peprustakaan yang lainnya mengunakan UDC atau LC. Demikian pua dengan aspek-aspek lainnya, misalnya pada katalog, pola perlengkapan, dan lain-lainnya. Syarat kolaborasi bisa efektif adalah sebagai berikut :
a.      Mengharuskan adanya kenyataan umum tentang kebutuhan sepenuh hati akan berlakunya perjanjian dalam operasi kegiatan..
b.      Keharusan adanya penyeragaaman lembaga-lembaga yang ada di semua peserta.artinya semua peprustakaan yang berkolaborasi itu harus mengubah sistem internal yang ada dengan sistem yang disepakati bersama.

5.      Kemunngkinan Pekembangan di Masa Depan
Meskipun konsep kerja sama sudah ada sejak lama, namun keadaanya skarang lebih penting. Jika peprustakaan mau ingin hidup , harus menyetarakan diri dengan cepatnya perubaahan masyarakat. Masyarakat modern memiliki gaya hidup berkolaborasi dan berkooperasi, maka kehidupan kehidupan perpustakaan pun sebagai suatu bentuk dari struktur sosial, harus kooperatif. Dengan mengunakan fasilits komputer untuk kegiatan pelayanan dengan model berbagi informasi dan sumber informasi di perpustakaan maka perpustakaan sudah mampu menghilangkan atau sedikitnya mengurangi hambatan waktu dan jarak tentang arus informasi dari suatu perpustakaan satu ke perpustakaan lainnya. Dengan adanya kemapuan seprti itu maka masyarakat di zaman sekarang memiliki akses yang lebih besar dan luas terhadap informasi dan sumber informasi yang tersebar di seluruh dunia, dibandingkan dengan masyarakat pada masa lalu. Contoh lembagalembaga internasional yang telah mengembangkan model saling berbagi informasi antara lain international federation for library association (IFLA)














                                          KESIMPULAN

 Informasi di zaman sekarang tidak lagi dianggap sebagai bahan keterangan yang berfungsi untuk menambah pengetahuan, tetapi lebih dari itu.ia berfungsi banyak dalam kehidupan manusia, bahkan demikian penting nya informasi di zaman sekarang maka informasilah yang menduduki bagian yang sangat menentukan dalam hampir segala kegiatan dimasyarakat. Informasi memang bersifat terbuka, terutama di dunia perpustakaan khususnya perpustakaan umum. Bagi masyarakat yang tidk terlayani oleh pihaks swasta, mereka bisa dilayani kebutuhan informasinya melalui perpustakaan umum.





















DAFTAR PUSTAKA

Pawit, m. Yusup. 2009. Ilmu Informasi, Komunikasi, dan Kepustakaan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Herlina. 2014. pembinaan dan pengmbangan perpustakaan. Palembang: Noer Fikri Offset.
Pendit, putu laxman. 2007. Perpustakaan Digital. Jakarta: CV. Sagung Seto
Lasa.HS. 2005. Manajemen perpustakaan. Yogyakarta: Gama Media.


0 komentar:

Posting Komentar