Minggu, 23 Oktober 2016

PENGADAAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN

Pengadaan Koleksi Perpustakaan
Di Susun Oleh:
Nama: Hermonika (13422043)
Kelas: 13-Pus-B





Dosen Pembimbing: Nirmala. Dra.



Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Budaya
Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
Tahun Ajaran 2015


PENDAHULUAN
Jenis koleksi perpustakaan sebagai sumber informasi baik dalam bentuk cetakan, atau non cetak, bentuk micro maupun sumber elektronik. Serta menjelaskan bagaiman proses pengadaan koleksi yang harus dilakukan oleh peroustakaan meliputi pengadaan Non Buku, pengadaan terbitan berseri, dan pengadaan dan pengembangan Koleksi Digital (elektronik).
Tergantung dengan sistem pengadaan itu sendiri kalau koleksinya lebih maka siatem pengadaan itu sendiri bisa dibilang tercukupi.

















PEMBAHASAN
PENGADAAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN
Jenis koleksi perpustakaan sebagai sumber informasi baik dalam bentuk cetakan, atau non cetak, bentuk micro maupun sumber elektronik. Serta menjelaskan bagaiman proses pengadaan koleksi yang harus dilakukan oleh peroustakaan meliputi pengadaan Non Buku, pengadaan terbitan berseri, dan pengadaan dan pengembangan Koleksi Digital (elektronik).
A.    Jenis Koleksi Sebagi Sumber Informasi Perpustakaan
Perpustakaan sebagai sumber informasi, perpustakaan mau tidak mau harus menyediakan berbagi sumber informasi untuk memenuhi kebutuhan pemustakanya. Sumber-sumber informasi yang merupakan koleksi perpustakaan terrekam dalam berbagai jenis media seperti kertas, mikropis, mikrofilm, dam piring magnegtik. Sebagaimana tertera dalam UU no 34 Tahun 2007 pasal 1 ayat 2 Tentang Perpustakaan bahwa koleksi adalah semua informasi dalam bentuk karya tulis, karya cetak, dan/ atau karya rekam dalam berbagai media yang mempunyai nilai pendidikan, yang dihimpun, diolah, dan dilayangkan. Dalam menjalankan fungsinya, perpustakaan melakukan kegiatan antara lai mengidentipikasi, memilih, mengadakan mengkatalog, mengelompokan dan memproses sumber-sumber informasi sehingga tersedia dan dapat ditemu-balik dan digunakan secara efisien. Pustakawan pu menjalankan tugasnya membantu dan membimbing pemusta dalam proses temu-balik informasi melalui penelusuran yang komleks.
Perpustakaan khususnya perpustakaan perguruan tinggi biasanya memiliki berbagai kebutuhan infomasi yang sifatnya dibutuhkan terutama adalah artikel jurnal, disamping bahan-bahan lainya seperti monografi riset, proceedings, disertasi, dan informasi tentang penelitian yang telah, sedang yang akan dilakukan.
Dilihat dari segi arah mata rantai komunikasi ilmiah, jenis sumber informasi ilmiah dapat dibedakan segai berikut:
1)    Pra-literatur yaitu riset/survei yang sedang /akan berjalan:
·  Kolage sesama ilmuan (invisible colleague)
·  Rubrik apa siapa dalam menjalah profesi
·  Daftar riset/survei yang sedang/ akan berjalan
2)   Literatur primer yaitu yang di terbitkan pertama kali dari penerbit  atau dari sumbernya secara lengkap dan asli:
·      Artikel jurnal
·  Laparam penelitian/ survei dan monografi riset
·  Laporan eksipedisi ilmiah
·  Makalh konferensi
·  Spesifikasi paten
·  Disertasi
·  Literatus niaga (techikal bulletin, data sheeets, dll)
·  Preprint(progres report)
3)   Literatur skunder yaitu segala keterangan, tulisan yang dapat digunakan untuk membuka informasi primer:
·  Majalah indeks
·  Majalah abstarak
·  Survei litratur
·  Analisis literatur
·  Risalat (treatise)
·  Ensiklopedi
·  Buku pegaangan (handbook)
·  Kamus
·  Crictikal tables
4)   Literatur tersier yaitu keterangan atau tulisan pada sumber tertentu yang dapat digunakan untuk mengetahui atun menelusuri informasi skunder:
·  Pedoman literatur
·  Bibliorafi dan bibliografi
5)   Lain-lain
·  Stsndar/ spesifikasi
·  Peraturan atau perundang-undangan
Sumber informasi tersebut di atas biasanya dihimpunan  oleh berbagai unit informasi seperti: perpustakaan (dalam berbagai jenis), pusat dokumentasi dan informasi, pusat analisis informasi, dan pusat referal. Seperti dikemikan pendapat di awal tulisan ini, sebaian telah tersedia dalam bentuk elektronik atau digital, sehingga dapat diakses dengan lebih mudah.

B.     Penggadaan Buku
Fungsi utama dari sistem pengadaan terdiri atas pemilihan, pengecekan bibliografi (bibliografi chekking), pemesanan dan penerimaan bahan pustaka baru
a)    Pemilihan
Pemilihan bahan pustaka baru yang akan dibeli atau di pesan biasanya dilakukan dengan menggunakan sumber binformasi yang tersedia seperti katalog penerbit katalog penjual buku. Jika inisiatif pemilihan berasal dari pemustaka, pilihan berasal dari pemustaka, pilihan mereka ayng biasanya dicatat dalam kartu pilihan, diverifikasi oleh pustakawan.
Dalam kartu tersebut biasanya diidentifikasi/ dicatat informasi tentang bahan pustaka yang dipilih yang terdiri dari pengrang, judul, penerbit, ISBN, dan harga data tentang pemilih terdiri dari nam. Profesi atu instansi dan alamat pemilih. Kartu-kartu tersebut kemudian diterusakan produser dikenbalikan kepada pustakawan, yang kertu-kartu yang layak diproses pengembalianya. Kertu-kartu tersebut kemudian diteruskan ke prosedur pemesanan, setelah pilihan setelah plihan yang tidak layak dikeluarkan.
b)    Pengecekan bibliografi
Pengecekan bibliografi dilakukan oleh asisten pustakawan. Kartu-kartu diveripikasi dengan cara mencocokan isi kartu dengan File Katalog, File Desidereta. Asisten pustakawan membuat catatan (nota) yang dianggap perlu pada kartu, untuk memberitahu pustakawan bahwa suatu bahan pustaka yang dipilih telah terdapat dalam salah salah satu dari ketiga file tersebut. Setelah melakukan pengecekan, asisten pustakawan kemudian mengembalikan kartu-kartu tersebut kepada pustakawan.
c)    Pemesanan
Proses pemesanan dimulai dengan menerima kartu-kartu pilihan prosedur pemilihan. Seorang asisten pustakawan kemudian mensortir kartu-kartu tersebut dibagi ke dalam dua kelompok sesuai dengan dan yang tersedia. Kelompok yamg pertama yang mendapat prioritas untuk dipesan. Kelompok yang kedua difile dalam Desidereta.
d)   Permintaan dan pengajuan tuntutan
Bahan-bahan pustaka baru dan faktur biasanya diterima bersamaan. Seorang asisten pustakawan melakukan verifikasi terhadap faktur dengan cara mencocokkanya dengan dafar pesanan. Setelah itu, ia mencocokkan faktur dengan bahan bahan pustaka yang di terima. Asisten pustakawan membut  catatan yang di anggap perlu untuk memberi tahu tentang bahan-bahan pustaka yang baru di terima satu eksamplar faktur di kirimkan ke swksi keuangan.
 Pengajuan tuntunan akan di peroses dan dikirimkan kepada pemasok (supplieres) bahan pustaka dalam kasus dimana terdapat bahan-bahan pustaka yang diterima tidak sesuai dengan pesanan.Kegiatan selanjutnya adalah memperoses bahan-bahan pustaka yang baru di terima. Bahan-bahan tersebut distempel dengan setempel perpustakan, dan di daftarkan di dalam suatu buku investaris dan diberikan nomor registrasi (accession number). Bahan pustaka dengan kartu pilihan di dalamnya, diteruskan ke prosedur pengatalongan. Prosedur  serupa juga di terapkan pada bahan-bahan yang diterima  melalui pertukaran atau berupa hadiah. Dalam hal ini, faktur di gantikan oleh surat pengantar.

a.     Peroses  Pemesanan
 Perpustakaan yang akan mengadakaan koleksi harus melakukan proses pemanasaan, ada beberapa cara yang dapat di lakukan yakni sebagai berikut:
Cara pemesanan bahan pustaka melalui pembelian yaitu;
Ø  Setelah di adakan pemilihan petugas pengadaan mempersiapkan kartu pesanan yang di buat dengan jumblah rangkap (di ketik dengan karbon), misalnya di buat dalam rangkap tiga dimana dua rangkap di susun dalam daftar pesan dan satu rangkap disisipkan dalam catalog.
Ø  Buat daftar pesanan yang membuat judul-judul pesanan yang di ambil dari kartu pemesanan, di susun menurut abjad pengarang. Jika dana terbatas tentukan prioritasnya.
Ø  Tentukan toko buku terlengkap yang ada di koto dimana perpustakaan berada.
Ø  Menyerahkan daftar judul yang telah di buat/ akan dibeli di serahkan pada petugas toko untuk mendapatkan pelayanan jika datang langsung ke tokobuku,atau dengan cara tidak langsung mengirim facsimile,melalui e-mail
Ø  Toko buku memberikan informasi tentang buku-buku yang tersedia berikut harganya
Ø  Lakukan pembayaran dengan uang tunai atau chek sebesar jumblah buku yang di beli dan mintakan bukti pembayaran beserta faktur pembelianya
Ø  Beritahu pada pemesan, bahwa buku-buku yang dipesan telah datang.
Ø  Tokoh buku mengirimkan buku-buku yang sudah dibeli atu pihak pembeli yamg menganbil sendiri buku-buku tersebut.
Ø  Untuk judul-judul buku yang tidak dapat dibeli dari toko tersebut, perlu di carikan ke tokoh lain.
C.                Pengadaan Bahan Non Buku
 akibat adanya perkembangan teknologi, maka bahan pustaka tersedia dalam beragai format, di antaranya bahan pandang dengar, grapis, bahan katografi dan bahan elektronik yang grafis, bahan elektronik yang terbacakan mesin. Dengan adanya berbagai macam bentuk format ini maka seyogianyalah perpustakaan juga bisa menganekaragamkan koleksinya untuk menunjang kebutuhan penunjang pemakainya. Untuk itu pustakawan hendaknya memiliki pengetahuan tentang bahan-bahan tersebut, serat dapat mengolahnya dengan baik.
Di negara yang sidah maju pengguna bahan nonbuku sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari hal ini disebabkan karena bahan ini memberikan kemungkinan masyarakat untuk memproleh informasi dengan cepat dan lengakap.
Di indonesia  bahan buku nonbuku belum dimanfaatkan secara maksimal, tetapi penggunaan bahan tersebut sudah mulai dicoba pemanfaatanya sebagai sarana pendidikan, melelui televisi maupun radio untuk program pendidikan bagi murid tinggkat lanjutan, ataupun untuk tingkat pendidikan tinggi. Beberapa perpustakaan telah mulai menggunakan perangkat lunak seperti CD-ROM baik untuk penelusuran informasi ataupun pengelolaan menejemen perputakaan. Di samping itusudah dilalukan penelusuran secara on line dengan pangkalan dat di luar negeri.
Selain bahan pusataka di atas penggunaan bentuk mikro sudah banyak dilakukan, karena sangat berguna dalam hal pelestarian atu untuk tujuan lain, misalnya menangani masalah ruangan, karena Dengan ruangan yang kecil dapat menyimpan informasi yang banyak.
Dengan adanya berbagai bahn pustaka ini perlu dipikirkan pemeliharaan bahan pustaka tersebut, karean bahan pustakatersebut sensitif dari pada umumnya mahal harganya.
1.      Proses Pengadaan Bahan Non-Buku
Bahan nonbuku merupakan bahan pustaka yang perlu penaganan khusus dalam dalam pengelolaannya mulai dari pemilihan, penggadaan, pengolahan, penyimpanan, maupun dalam pelayanannya.
Untuk melakukan pengadaan bahan nonbuku diperlukan seleksi terlebih dahulu. Dalam melakukan seleksi, bahan pustaka tersebut perlu dievaluasi mana yang baik isi maupun fisik bahan pustsks tersebut. Ada beberepa kruteria umum yang perlu dipertimbangkan dalam melakukan seleksi bahan nonbuku yaitu: kualitas isi, kualitas teknis, kualitas fisik, dan distributor/prosedur.
Untuk melekukan seleksi diperlukan alat bantu seleksi baik yang berfungsi sebagi alat seleksi, di mana terdapat tinjauanya ataupun berfungsi sebagai alat verifikasi dan identifikasi.
Ada bermacam-macam alat bantu seleksi yang yang khusus digunakan untuk menyeleksi bahan tertentu misalnya kaset musik ataupun kaset nonmusik, film yang biasanya berguna slide dan filmstrip, vidio dan bahan pustaka lainnya.
Alat bantu yang dicontohkan pada umumnya berasal dari luar negri yaitu inggrisdan amerika. Hal ini disebabkan di indonesia belum ada pengawasan bibliografi untuk bahan nonbuku.
  Setelah kita melakukan seleksi berdasarkan kriteria yang telah di tentukan dengan alat bantu, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengadaan. Sepeti halnya buku atau majalah pengadaan dapat dilakukan dengan cara pertukaran pembelian dan hadiah.
 Pembelian bahan nonbuku pada umumnya melalui produsen ataupun distibutor, karna belum banyak terdapat jobber atau penyalur seperti pada pembelian buku. Sistem pemesanan ada yang di lakukan dengan approval plan, blanket ordet, ataupun standing order.
Untuk pengadaan filem impor harus ada izin terlebih dahulu dari dapartemen luar negri serta lulus sensor dari badan sensor flem.
 a). inventarisasi bahan non-buku
dalam kegiatan belajar dua ini kita melihat peroses penerimaan dan pencatatanya dalam buku induk mempunyai perbedaan.
Buku induk untuk buku ini anungsi sebagai daftar invetaris koleksi perpustakaan, mengetahui jumblah koleksi pada tahun tertentu, membantu mengetahui buku-buku yang hilang pencatatan buku selalu berdasarkan kronologis, yaitu menurut tanggal penerimaan, dan setiap buku induk mempunyai satu nomor. Pembagian kolom- kolom buku induk dusesuaikan dengan kebutuhan perpustakaan, hal ini berkaitan denagn informasi apa saja yang dibutuhakan perpustakaan yang dapat diperoleh dari buku induk.
Tatacara pencatatan bahan nonbuku dalam induk pada prinsipnya sama dengan pencatatan buku, di sini hanya bebeda dakam pembentukan nomor induk. Dalam hal ini, nomor induk menjadi nomor tempat penempatan bagi bahan nonbuku Nomor indik dibentuk dari hurup yang diambil dari huruf pertama bahanya, ditambah dengsn nomor urut. Sebagai contoh untuk bahan slide di beri kode S dan seterusnya.
Jadi secra garis besar buku induk yang digunakan untuk mencatat buku, majalah dan bahan nonbuku, mempunyai informasi mengenai tanggal penerimaan, judul pengarang, penerbit bahsa nomor induk, jumlah eksmpalat, dan jilid.
b.) stock opname
stock opname secara harfiah merupakan suatu kegiatan penghitungan kemali koleksi bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan. Secra lebih rinci, dari kegiatan ini dapat diketahui jumlah bahan pustaka menurut golongan ilmunya, dapat diketahui buku-buku yang hilang, dapat di perolehnya susunan buku yang rapi (tepat susunan penempatannya), juga diketahuinya kondisi fisik yang buku, apakah ada yang rusak /tidak lengkap.
Kegiatan ini sifatnya menyeluruh, dalam arati selain meyangkut fisik buku juga jajaran kartu katalognya. Dengan diperlukan waktu yang cukup lama, agar tujuan di atas dapt dipenuhi. Sebelum melekukan kegiatan stock opname, agar tidak menggangu pelayanan yang di sediakan oleh perpustakaan oleh penggunanya.
Dalam kegiatan belajar ini telah kita pelajari pula metode-metode yang diginakan untuk melakukan stock opname seperti daftar pengadaan (accession list), daftar/register uji, shelf list dan lain-alin.
D.    Penggadaan Terbitan Berseri
Terbitan berseri atau terbitan berkala adalah terbitan (publikasi) yang memiliki waktu/kal terbitan tertentu, dengan jarak penerbitan yang tetep dan terbiterus menerus tanpa batas waktu tertentu. Sebagai sebuah sumber informasi ilmiah yang menggambarkan perkembangan ilmu pengetehuan dan teknologi. Dalam sebuah terbitan berseri berisi tulisan dengan informasi orisinil yang belum pernah diterbitkan dalam bentuk apapun atau publikasi lain. Oleh karena itu, sudah selayaknya perpustakaan menberikan perhatianan  yang lebih terhadap jenis koleksi perpustakaan yang satu ini. Pengelolaan dan SDM pengelola yang tampil, kreatif, berpengelaman dan memiliki wawsan yang luas, diharapkan akan mampu menampilkan koleksi terbitan berseri ini dalam suatu layanan yang cukup bisa dihandalkan dalam suatu perpustakaan.
Pengguna terbitan beseri/berkala memiliki ragam tingkat pendidikan dan minat yang cukup banyak dan bervariasi. Dengan memperhatikan hal tersebut, terbiata berseri/ berkala memeliki ragam/jenis yang cukup banyak. Menurut harrod ada beberapa jenis terbitan berseri meliputi majalah (majalah populer dan majalah ilmiah/jurnal), surat kabar, buku tahuanan, seri monografi yang bernomor, proseding, transaction dan memoar. Perkemabang teknologi informasi saat ini, berpengaruh dan berdamapak pada koleksi terbitan berseri dalam bentuk elektronik. Misalnya jurnal elektronik, kliping elektronik, online newpaper dan lain-lain, yang informasinya bisa diakses meleui internet dari manapun.
Koleksi terbitan berseri yang banyak memuat informasi tentang penemuan serta proses baru sebuah penemuan, merupakan sumber informasi primer yang banyak dicari oleh pengguna perpustakaan. Oleh karena itu banyak pengguna perpustakaan yang berharap agar perpustakaan menyediakan layanan koleksi ini. Beberapa hal yang perlu direncanakan dan dipersiapkan secara matang agar bisa memberikan layanan terbitan berseri secara optimal adalah:

·         Anggran
Diperlukan nada yang tidak sedikit untuk bisa memiliki jenis dan jumlah koleksi terbiatan berseri secara optimal adalah:
·         Pengadaan
Terdapat beberapa cara untuk mengadakan koleksi terbitan berseri di suatu perpustakaan adalah:
-Melanggan/membeli
-Minta sumbangan/hadiah
-Tukar menukar publikasi (exhange publikcation)
1. Penggadaan Majalah
Kegiatan ini, merupakan kelanjutan dari kegiatan yang lalu dalam mata rantai penggadaan terbitan berseri. Pada bagian ini dibahas mengenai pengadaan majalah melalui terbitan penggadaan majalah meleui pembelian, penggadaan terbitan berseri melelui pembelian, pengaadaan terbitan berseri melalui pertukaran, hadia, dan penerbitan sendiri.
a.    Pengadaan majalah melalui pembelian berlangganan dapat dilakukan dengan berbagi cara, seperti melanggan langsung pada penerbit di dalam dan luar negeri, melangga melalui penyalur agen/penyalur setempat atau toko buku, dan sebagainya. Berbagai macam masalah dihadapi pustakawan dalam mengurus langganan majalah.
b.    Pertukaran dengan intansi lain merupakan salah satu sumber dalam penggadaan terbitan berseri. Terbitan berkala merupakan sumber daya yang sangat potensial bahan pertukaran. Terbitan berseri dapat diperoleh pula sebagai hadia  intansi lain, baik atas permintaan maupaun tidak atas permitaan. Perpustakaan sebagai pusat penyimpanan semua publikasi yang diterbikan oleh lembaga induk, juga merupakan salah satu cara untuk menabahkan khasana koleksi perpustakaan.

2.    Warta
     Warta atau newslitter banyak di terbitakan untuk menyebarluaskan kegiatan dari sebuah intansi, baik kegitan ilmiah maupuri kegitan sehari-hari para pakar/karyawan dari intansi itu. Berita yang dimuat bisa berupa topik-topik penelitian yang sedang dilakukan oleh para pakar sebuah dri sebuah intansi, adanya seminar yang akan dilaksanakan atau yang sudah dilaksanakan, kegiatan kunjungan ke intansi lain, dan lain sebagainya. Warta ini biasanya dikirimkan secara geratis kepada berbagai intansi lain.


3.    Buletin
Buletian (dalam inggis: bulletin) merupakan sebuah terbitan berkala yang memuat baik berita-berita, maupun artikel dari hasil-hasil penelitan, maupun artikel dari hasil-hasil penelitian. Contohnya, seperti berikut ini.
·         Bulleti penelitian kesehatan
Memeuat hasil-hasil penelitian masalah kesehatan.
·         BIBES:bulletin of indonesian economic studies
Memuat tulisan ilmiah tentang masalah ekonomi indonesia dan ilmu-ilmu yang berkaitan.
4.    Jurnal
Jurnal (dalam bahas inggris: journal) memuat artikel-artikel dari hasil penelitian. Biasanya artikel yang dimuat untuk bidang ilmu tertentu. Untuk dimuat dalam jurnal, artikel-artikel tersebut akan dinilai dahulu oleh sebuah tim redaksi yang terdiri dari orang-orang yang ahli dalam bidang ilmunya. Contohnya,
·         Librari journal, journal pustakawan indonesia
Dari judul sudah jelas terbiatan bekala ini berisikan tentang artikel-artkel yang membahas masalah perpustakaan.
·         The international journalof human resource management.
Memeuat makalah-makalah internatioanal mengenai menejemen sumber daya manusia.
Berdasarkan penerbitnya, ada 4 jenis terbitan berseri sebagai berikut.
1.         Terbitan lemabaga ilmiah atau perkumpulan profesi
Terbitan berseri yang termasuk dalam katagori ini dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
a.    Publikasi yang diterbitkan sebagi media resmi dari lembaga atau perkumpulan profesi tertentu. Publukasi ini juga menjadi media bertukar pikiran antar anggota atau sebagai penghubung antar pengurus dengan anggota.
b.    Publikasi yang memuat catatan risalah penemuan atau makalah-makalah yang didiskusikan , berserta hasil diskusinya, berserta hasil diskusinya dari suatu pertemuan yang di adakan oleh sebuah atau beberapa instansi atau perkumpulan profensi.


2.        Terbitan badan komersial
    Terbitan berseri banyak di keluarkan oleh penerbit komersial, kecuali untuk jenis newsletter atau warna yang biasanya di bagikan secara garis. Terbitan yang berseri yang diterbitkan secara komersial biasanya mempunyai mutu yang baik.
3.    Terbitan perusahaan atau badan industri
   Perusahaan atau badan industri yang sudah mapan seringkali mengeluarkan terbitan berseri. Publikasi ini dapat di bedakan menjadi dua jenis;
a.    Publikasi yang diterbitkan untuk kalangan luar
b.    Publikasi yang diterbitkan untuk kalangan sendiri
4.    Terbitan berupa surat kabar
      Penerbitan surat kabar harus memerlukan penaganan khusus mengigat frekuensinya yang harian. Adakalanya surat kabar cenderung berpihak kepada kelompok atau partai politik tertentu oleh karena itu, sebagai pustakawan diharapkan bertindak secara objektif dan memperhatikan golongan 3.5 pengadaan dan perkembangan koleksi digital(elektronik)
     Sebagaimana telah di jelaskan dlam bab sebelumnya bahwa pengembangan koleksi merupakan rangkaian kegiatan penentuan dan koordinasi kebijakan seleksi, menilai kebutuhan pemakai, studi pemakai koleksi, evaluasi seleksi, identifikasi kebutuhan koleksi, seleksi bahan pustaka, perencanana kerjasama sumbernya koleksi (termasuk di dalamnya dan sebagainya) dan penyaringan koleksi perpustakaan, perencanaan dana, analisis kebutuhan pengguna. Semua kegiatan tersebut tidak hanya diperintukan  bagi perkembangan koleksi cetak dan noncetak akan tetapi juga termasuk perkembangan koleksi digital.
Pengertian koleksi digital (elektronik)
Menurut glossary yang dikeluarkan oleh african digital libarary, yang dimaksud dengn    koleksi digital adalah:
 “ this is an electronic internet based collection of information that is normally found in bard copy, but converted to computer compatible format.digital books seemed somewbat slow to gain popularity, possible becose of the quality of many computer screens and the realitively short ‘life’ of the internet....”
     Singkatnya koleksi gital sebenarnya dapat ipahami sebagai koleksi informasi dalam bentuk elektronik atau digital yang mungkin terdapat juga dalam koleksi cwtak, yang dapat diakses secara luas menggunakan media komputer dan sejenisnya. Koleksi digital disina dapat bermacam-macam, dapat berupa buku elektroik, jual elektronil, database online, statistic elektronik, dan lain sebagainya.
E.   Membangun Koleksi Digital (Elekronik)
Membangun koleksi digital tidaklah mudah, perlu sebuah keahlian dan perancangan yang matang.clevelnd(1998) menyampaikan adanya tiga buah metode yang digunkan dalam sebuah peroses membangun koleksi digital, yaitu;
1.      Digitasi
     digitasi merupakan peroses ahli media dari cetak atau analog ke dalam media digital atau lektronik melalui peroses scanning., digital photograph atau teknik lainya. Proses digitasiini memerlikan banyak pertimbangan sebelum ddilakukan peroses digitasi. Hal ini karena peroses digitasi biasanya memerlukan waku, tenaga, dan biaya yang tidak sedikit, karna perpustakaan memerlukaiaan alat dan sarana bagi peroses digitasi ini, satu hal yang cukup penting di perhatikan dalam peroses digitasi adalah masalah penentuan koleksi ataau analisis koleksi, perpustakaan perlu melakukan skala prioritas koleksi yang harus digitasi dan tidak, hal ini dikarenakan tidak semua koleksi ‘ dapat’ dan perlu ali mediakan. Beberapa hal yang dapat menjadi pertimbangan bagi perpustakaan untuk melakukan digitsi koleksinya adalah;
a). Kekuatam koleksi
kekuatan koleksi sebuah perpustakaan menjadi pertimbangan bagi pustakaan itu sendiri untuk melekukan eksepensi kedalam format digital.
b) keunukan koleksi
.apaila perpustakan hanya mempunyai satu salinan koleksi atau koleksi langka, maka perlu dipikirkan umtuk melekukan digitasi terhadap koleksi tersbut. Biasanya koleksi-koleksi yang bernilai sejarah, kuno, langka tidak dapt ditemukan ditempt laim menjadi pertibangan bagi perpustakaan melakukan digitasi.
c). Prioritas bagi komunitas pengguna
kebutuhan komunitas juga menjadi prioritas tersendiri bagi perpustakaan untuk melakukan digitasi koleksinya. Misal adanya kebutuhan kurikulum dari unuversitas yang mewajibkan adanya  sumber-sumber informasi digital yang diakses oleh melalui dari pengusaan.
d). Kemampuan staff
perpustakaan juga harus dapat mempertimbagkan bagaiman kemampuan sikap staff dalam melakukan menejemen koleksi digital, melalui dari penggusaan terhadap teknologi information bagaimanamelakukan pengelolaan dan perawatan kleksi digital hasil digitasi.hal ini perlu sebgai jaminan kesinambugan pengelolaan dan perancangaan koleksi digital diperpustakaan tersebut.
F.      Langkah pembentukan koleksi perpustakaan-e
Pengembangan koleksi ditentukan berdasrkan misi atau tujuan perpustakaan. Hal tersebut akan menjadi panduan bagi aktivitas koleksi pemilikandn pemilihan sumber. Perpustakaan erlu mengkaji ulang siapakah pemakai perpustakaan karena pengembangan koleksi elektronik akan berpengaruh terhadap metode akses dan penghantaran materi.
Langkah pembentukan koleksi elektronik mencakup 4 langkah utama yaitu:
1.      Menentukan tujuan perpustakaan-e
2.      Membuat rencana pengemabangan koleksi,
3.      Mengumpulkan evaluasi dan memilih sumber untuk koleksi perpustakaan-e, dan
4.      Rancangan bangun, ciptakan dan pelihari situs Web koleksi perpustakaan-e berbasis web.
G.    Menentukan tujuan perpustakaan-e
Perpustakaan yang melakukan pengembangan koleksi perpstakaan-e maka perpstakaan tersebut hebdaknya awal pepustakaan sudah menentukan tujuan. Ada beberapa hal yang harus di pertimbangan ketika perpustakaan ingin menyusun tujuan perpustakaan, yakni dipertimbangan tentang:
1.      Populasi pemakai
2.      Sumber
3.      Jasa
4.      Akses fisik
5.      Akses intelektual-keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan
6.      Akses teknis-kecepatan dan jenis koneksi internet
H.    Membuat rencana pengembangan koleksi
Penciptaan sebuah koleksi elektronik memerlukan tenaga dan personil. Karean itu perpustakaan harus mencari alasan yang kuat mengapa menciptakan perpustakaan-e ialah menyediakan jasa yang mendalam mengenai pemakai berdasarkan pengetahuan yang mendalm mengenai pemakai termasuk kebutuhan informasi yang kini tersedia di sumber daya berbasis web.
Proses pengembagan perpustakaan elektronik didasarkan pad aktivitas berorientensi penelitian dan aktivitas berkaitan lainya. Bagi indonesia pustakawan yangingin mengembangkan perpustakaan-e dapat dilihat pengalman perpustakaan lain namun manakala belum da perpustakaan elektronik mak perpustakaan sendirilahyang harus merintis jalan kesana.
I.       Mngumpulkan, evaluasi dan memilih sumber untuk koleksi perpustakaan-e
a.       Panduan sebagai perpustakaan dapt menggunakan karya kovascs (2000) atu menggunakan koleksi perpustakaan-e lainya sebagi inti perpustakaan-e yang akan diciptakan. Hanya saja pustakawan hendaknya berhati-hati karena anotasi dan tambahan yang dibubukan pada koleksi perpustakaan-e lain merupakan materi yang dilindungi hak cipta.
b.      Penelusuran dan kompilasi webliografi
Webliografi adalah bibliografi subjek di Web, disertai keterangan tentang Library Literatur, Library and information Sciende Abstracks dan ERIC (Educational Research Center). Untuk menelusur, pustakawan dapat menggunakan kata kunci seperti Web tu elektronic, atau online, dikombinasikan dengan kata kunci lainya sepeti guides atau direktories atu Webbibliographies atau resources.
c.       Direktori telusur rambang (browse)
Untuk memudahkan mencari sumber daya yang dianggap bermutu, pustakawan dapat menggunakan alat bantu bermutu seperti Webliografi atu dierktori Web. Mutu atau relavansi kompilasi tautan atau perpustakaan maya akan segera muncul karena inklusi atau ketiadaan sumber tertentu. Pustakawan juga yang menggunakan direktori atau pangkalan data yang memiliki nilai tambah karena adanya anotasi, peringkat (rangkaian), pemeringkatan (ranting), klasifikasi dan pengkatalogan deskiptif untuk membantu pemakai.
d.      Evaluasi sistem Web
Kriteria yang digunakan untuk menilai dan memilih sumber daya berbasis Web ialah;
·         Kecocokan dengan pemakai
·         Isi
·         Ketetwaktuan
·         Penyajian
·         Kemudahan pengguna
·         Kecocokan untukformat berbasis Web/gital
e.       Koleksi digital (elektronik)
Bahan-bahan koleksi yang ada dalam sutau digital library scra garis besar terdiri dari dua macam yaitu digital material dan bahan yang didigitalisasi (digitized material). Digital material adalah koleksi yang sudah lama dalam bentuk format digital. Oleh karena itu tidak tidak diperlukan lagi proses digitalisasi dari conetent tersebut.
f.       Cangkupan Dan Jenis Sumber-Sumber Elektronik
Sumber-sumber elektronik (elektronik resoucrs) merajuk kepada bahan-bahan informasi yang menurut akses komputer lainya dan yang memungkan dapat diakses secara lokal atau dari jarak jauh (romote) lokasinya.
g.      Jenis bahan elektronik
Istilah ini dapat diterjemakan sebagai “teks sepenuhnya” mengarah pada koleksi yang mengandung seluruh teks. Sayangnya sampai saat ini belum ada kesepakatan makna dari full text ini dari vendor sehingga tidak semuah yang menyediakan full text dalam artian sepenuhnya pada sebuah jurnal, mulai dari sampul hingga informasi-informasi lainya seperti catatan legalitas, informasi tentang lowongan kerja, kegiatan seminar dan lainya yang sebenarnya merupakan bagian dari peran jurnal dalam komunikasi ilmiah.
J.       Evaluasi Web Dalam Pengembangan Koleksi
Web merupakan bahan elektronik yang sifatnya lebih dinamis dibandingkan bahan lainya, hal ini karenakan kemudahan untuk melakukan perubahan informasi di internet itu sendiri. Oleh karena perubahan yang cepat itu serta setip orang bisa membangun sebuah websaite dengan berbagai informasi yang disediakan mak hal ini akan menjadi tantangan bagi pustakawan serta pekerja informasi lainya dalam melekukan seleksi terhadap bah tersebut. Hal ini perlu dicermati untuk memehami bagaimana melakuakan evaluasi yang baik terhadap informasi tersebut.
Ada beberapa hal yang dapat dijadikan keriteria dalam melakukan evaluasi pada informasi di websaite antar lain:
ü  Relavansi. topik koleksi harus sesuai dengan kebutuhan sivisitas akademika untuk pengajaran, penelitian dan pengabdian
ü  Kualitas. koleksi yang di karang oleh pengarang ternama dengan dan atau diterbitkan oleh penerbit terkenal.
ü  Komperhensip.  Koleksi dengan topik yang lebih luas dan mendalam
ü  Harga. Disesuakan dengan perioritas koleksi yang dibutuhkan.
ü  Kemutakhiran.kemutakhiran koleksi diperhatiakan terutama pada kajian atau disiplin yang memiliki perkembangan yang cepat seperti teknologi dan ilmu sosial
ü  Kemudahan pengguna. Koleksi yang mudah digunakan baik sistematika maupun bahasa.
ü  Akredetasi diutamakan koleksi yang sudah memiliki akreditasi terutama pada jurnal atau majalah.
ü  Kenunikan. Keunikan koleksi menjadi pertimbangan untuk diadakan sebagai peluasan topik.















kesimpulan
Jenis koleksi perpustakaan sebagai sumber informasi baik dalam bentuk cetakan, atau non cetak, bentuk micro maupun sumber elektronik. Serta menjelaskan bagaiman proses pengadaan koleksi yang harus dilakukan oleh peroustakaan meliputi pengadaan Non Buku, pengadaan terbitan berseri, dan pengadaan dan pengembangan Koleksi Digital (eleletronik).
Penggadaan Buku, pengadaan bahan non-buku, dan pengadaan terbitan berseri.
Buku-buku apa saja yang ada sistem pelayanan/ koleksi yang ada di perpustakaan.

















DAFTAR PUSTAKA
Anita Nusantari. 2012.Strategi Pengembangan Perpustakaan. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Sutarno NS. 2006 Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta:CV sagung seto.
Andi Prastono.2012 Menejemen Sekolah Propesional, Jogjakarta

Lasa H.s. 2005. Menejemen perpustakaan. Yokyakarta 

1 komentar: